4 Fakta Jenderal Ivan Popov yang Dipecat karena Mengkritik Taktik Perang Rusia
Selasa, 18 Juli 2023 - 14:17 WIB
JAKARTA - Mayor Jenderal Ivan Popov, seorang perwira Angkatan Darat Rusia, telah menjadi pemberitaan media internasional setelah dipecat dari jabatannya karena mengkritik taktik perang Moskow di Ukraina.
Dia dipecat dari jabatannya sebagai komandan Angkatan Darat Gabungan ke-58, salah satu kesatuan terbesar di Rusia.
Pemecatannya terungkap ketika pesan audionya dibagikan oleh pensiunan Kolonel Jenderal yang juga Wakil Duma Rusia, Andrey Gurulyov, pada Rabu (12/7/2023).
Jenderal Popov, yang dikenal sebagai jenderal keras kepala, mengatakan dia tidak bisa menjadi pengecut dan tinggal diam melihat para tentaranya terbunuh sia-sia karena taktik memaksa mereka terus bertempur tanpa beristirahat.
4 Fakta tentang Jenderal Popov yang Keras Kepala
Jenderal Popov telah dipecat sebagai komandan Angkatan Darat Gabungan ke-58.
Komando ini merupakan salah satu kesatuan terbesar di militer Rusia. Komando tersebut telah terlibat pertempuran di Mariupol dan wilayah selatan Zaporizhzhia, tempat mereka menghadapi serangan balasan militer Ukraina yang dimulai pada 6 Juni.
Dia dipecat dari jabatannya sebagai komandan Angkatan Darat Gabungan ke-58, salah satu kesatuan terbesar di Rusia.
Pemecatannya terungkap ketika pesan audionya dibagikan oleh pensiunan Kolonel Jenderal yang juga Wakil Duma Rusia, Andrey Gurulyov, pada Rabu (12/7/2023).
Jenderal Popov, yang dikenal sebagai jenderal keras kepala, mengatakan dia tidak bisa menjadi pengecut dan tinggal diam melihat para tentaranya terbunuh sia-sia karena taktik memaksa mereka terus bertempur tanpa beristirahat.
Baca Juga
4 Fakta tentang Jenderal Popov yang Keras Kepala
1. Dipecat sebagai Komandan Angkatan Darat Gabungan ke-58 Rusia
Jenderal Popov telah dipecat sebagai komandan Angkatan Darat Gabungan ke-58.
Komando ini merupakan salah satu kesatuan terbesar di militer Rusia. Komando tersebut telah terlibat pertempuran di Mariupol dan wilayah selatan Zaporizhzhia, tempat mereka menghadapi serangan balasan militer Ukraina yang dimulai pada 6 Juni.
tulis komentar anda