Bela Al-Qur'an, Pria Ini Batal Bakar Taurat dan Injil di Swedia
Minggu, 16 Juli 2023 - 07:19 WIB
“Saya membuat orang marah,” katanya ketika ditanya tentang reaksi terhadap berita bahwa seseorang berencana membakar Taurat dan Injil di Stockholm.
“Mereka bisa bahagia sekarang," guraunya.
Alloush mengatakan dia berasal dari Suriah tetapi telah tinggal di Swedia selama delapan tahun dan berbasis di kota Borås barat daya.
Protesnya terjadi dua minggu setelah Salwan Momika, seorang pengungsi Irak, membakar Al-Qur'an di depan masjid Stockholm pada Iduladha.
Ada sedikit dukungan populer untuk pembakaran kitab suci di Swedia dan tidak ada minat politik untuk acara tersebut.
Citra global Swedia telah rusak setelah pembakaran Al-Qur'an baru-baru ini, karena pemerintah di beberapa negara Muslim mengutuk keputusan untuk membiarkan pembakaran itu terjadi.
Kementerian Luar Negeri Swedia mengutuk tindakan tersebut sebagai "Islamofobia", dengan menyatakan: "Pembakaran Al-Qur'an, atau teks suci lainnya, adalah tindakan ofensif dan tidak sopan serta provokasi yang jelas. Ekspresi rasisme, xenofobia, dan intoleransi terkait tidak memiliki tempat di Swedia atau Eropa."
Jajak pendapat baru-baru ini yang dilakukan oleh SVT menunjukkan bahwa mayoritas orang Swedia mendukung larangan pembakaran kitab suci agama di depan umum.
“Mereka bisa bahagia sekarang," guraunya.
Alloush mengatakan dia berasal dari Suriah tetapi telah tinggal di Swedia selama delapan tahun dan berbasis di kota Borås barat daya.
Protesnya terjadi dua minggu setelah Salwan Momika, seorang pengungsi Irak, membakar Al-Qur'an di depan masjid Stockholm pada Iduladha.
Ada sedikit dukungan populer untuk pembakaran kitab suci di Swedia dan tidak ada minat politik untuk acara tersebut.
Citra global Swedia telah rusak setelah pembakaran Al-Qur'an baru-baru ini, karena pemerintah di beberapa negara Muslim mengutuk keputusan untuk membiarkan pembakaran itu terjadi.
Kementerian Luar Negeri Swedia mengutuk tindakan tersebut sebagai "Islamofobia", dengan menyatakan: "Pembakaran Al-Qur'an, atau teks suci lainnya, adalah tindakan ofensif dan tidak sopan serta provokasi yang jelas. Ekspresi rasisme, xenofobia, dan intoleransi terkait tidak memiliki tempat di Swedia atau Eropa."
Jajak pendapat baru-baru ini yang dilakukan oleh SVT menunjukkan bahwa mayoritas orang Swedia mendukung larangan pembakaran kitab suci agama di depan umum.
(mas)
tulis komentar anda