Keluhkan Pasukan Bertempur Tanpa IstIrahat, Jenderal Rusia Dicopot

Kamis, 13 Juli 2023 - 13:40 WIB
Lembaga think tank yang berbasis di Washington DC, Institute for the Study of War (ISW), mengatakan minggu ini pencopotan Popov dilaporkan terkait dengan keluhannya atas kegagalan Moskow untuk merotasi dan mengistirahatkan pasukan Rusia dari garis depan di Ukraina.

Menurut ISW, Popov telah memberi tahu Kepala Staf Jenderal Gerasimov bahwa pasukannya telah berperang untuk waktu yang lama dan telah menderita banyak korban dan perlu dirotasi dari garis depan.

"Gerasimov dilaporkan menuduh Popov mengkhawatirkan dan memeras komando militer Rusia," kata ISW, mengutip sumber online Rusia.

Popov dilaporkan dicopot dari posisinya dan dikirim ke "posisi depan" di Ukraina setelah mengancam akan mengadu kepada Presiden Rusia Vladimir Putin.

“Laporan-laporan ini, jika benar, dapat mendukung penilaian ISW sebelumnya bahwa pasukan Rusia kekurangan cadangan operasional yang akan memungkinkan mereka melakukan rotasi personel yang bertahan melawan serangan balik Ukraina dan bahwa garis pertahanan Rusia mungkin rapuh,” kata lembaga think tank tersebut.

Pencopotan dan kritik Popov terhadap kepemimpinan militer Rusia menggemakan kemarahan yang diungkapkan oleh Yevgeny Prigozhin, kepala tentara bayaran Wagner Group, yang selama berbulan-bulan memarahi komandan tertinggi di Moskow karena perencanaan militer yang buruk sebelum meluncurkan pemberontakan jangka pendek pada bulan Juni lalu.

Prigozhin membatalkan pemberontakan 24 jamnya saat unit Wagner mendekati Moskow dan dia mendapatkan kesepakatan untuk meninggalkan Rusia dengan pasukannya untuk mendirikan pangkalan di negara tetangga; Belarusia.

Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan pada hari Rabu pasukan Wagner telah menyerahkan sejumlah besar persenjataan berat yang diberikan kepada mereka untuk operasi di Ukraina.

Pengembalian persenjataan tampaknya merupakan bagian dari kesepakatan antara Moskow dan Prigozhin setelah pemberontakan.

Menurut kementerian tersebut, Wagner telah mengembalikan tank T-90 dan T-80, beberapa peluncur roket, berbagai sistem artileri, serta 2.500 ton amunisi dari berbagai jenis dan 20.000 senjata api.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More