Rusia: Bantuan Militer NATO ke Ukraina Mendekatkan Perang Dunia III!
Rabu, 12 Juli 2023 - 15:20 WIB
MOSKOW - Pemerintah Rusia mengatakan peningkatan bantuan militer NATO ke Ukraina telah membawa Perang Dunia III semakin dekat.
Wakil Sekretaris Dewan Keamanan Rusia Dmitry Medvedev menyampaikan hal itu pada Selasa malam atau pada hari pertama KTT NATO di Lithuania.
Pada KTT NATO tersebut, sejumlah negara aliansi menjanjikan lebih banyak persenjataan dan dukungan keuangan kepada Kyiv.
Medvedev mengatakan bantuan negara-negara NATO itu tidak akan menghalangi Rusia untuk mencapai tujuannya di Ukraina.
"Barat yang benar-benar gila tidak dapat menemukan hal lain...Faktanya, ini adalah jalan buntu. Perang Dunia III semakin dekat," tulis Medvedev Telegram, seperti dikutip Reuters, Rabu (12/7/2023).
"Apa artinya semua ini bagi kami? Semuanya jelas. Operasi militer khusus akan berlanjut dengan tujuan yang sama," ujarnya.
Rusia menyebut tindakannya di Ukraina sebagai "operasi militer khusus", sementara Kyiv dan sekutu Baratnya mengatakan Moskow mengobarkan perang tanpa alasan untuk merebut tanah dan mendominasi tetangganya.
Negara-negara Barat mengatakan mereka ingin membantu Ukraina memenangkan perang dengan memasok senjata dan amunisi modern dalam jumlah besar ke Kyiv.
Medvedev, yang menampilkan dirinya sebagai modernisator liberal ketika dia menjadi presiden Rusia dari 2008-2012, kini menampilkan dirinya sebagai elang Kremlin yang sangat anti-Barat.
Para diplomat mengatakan pandangannya memberikan indikasi pemikiran di tingkat atas elite Kremlin.
Dia pada hari Selasa telah menganjurkan Rusia untuk menggunakan "senjata tidak manusiawi" yaitu munisi tandan atau bom cluster setelah laporan media yang bermunculan menyebutkan bahwa Ukraina telah menggunakan senjata semacam itu.
AS mengumumkan akan memasok Kyiv dengan munisi tandan yang biasanya melepaskan sejumlah besar bom kecil di wilayah yang luas dan dilarang oleh lebih dari 100 negara.
Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu mengatakan bahwa Moskow akan terpaksa menggunakan senjata serupa jika Amerika Serikat memasok bom cluster ke Ukraina.
Rusia dan Ukraina sebelumnya saling tuding sudah menggunakan munisi tandan dalam perang yang sudah berlangsung lebih dari 500 hari tersebut.
Wakil Sekretaris Dewan Keamanan Rusia Dmitry Medvedev menyampaikan hal itu pada Selasa malam atau pada hari pertama KTT NATO di Lithuania.
Pada KTT NATO tersebut, sejumlah negara aliansi menjanjikan lebih banyak persenjataan dan dukungan keuangan kepada Kyiv.
Medvedev mengatakan bantuan negara-negara NATO itu tidak akan menghalangi Rusia untuk mencapai tujuannya di Ukraina.
"Barat yang benar-benar gila tidak dapat menemukan hal lain...Faktanya, ini adalah jalan buntu. Perang Dunia III semakin dekat," tulis Medvedev Telegram, seperti dikutip Reuters, Rabu (12/7/2023).
"Apa artinya semua ini bagi kami? Semuanya jelas. Operasi militer khusus akan berlanjut dengan tujuan yang sama," ujarnya.
Rusia menyebut tindakannya di Ukraina sebagai "operasi militer khusus", sementara Kyiv dan sekutu Baratnya mengatakan Moskow mengobarkan perang tanpa alasan untuk merebut tanah dan mendominasi tetangganya.
Negara-negara Barat mengatakan mereka ingin membantu Ukraina memenangkan perang dengan memasok senjata dan amunisi modern dalam jumlah besar ke Kyiv.
Medvedev, yang menampilkan dirinya sebagai modernisator liberal ketika dia menjadi presiden Rusia dari 2008-2012, kini menampilkan dirinya sebagai elang Kremlin yang sangat anti-Barat.
Para diplomat mengatakan pandangannya memberikan indikasi pemikiran di tingkat atas elite Kremlin.
Dia pada hari Selasa telah menganjurkan Rusia untuk menggunakan "senjata tidak manusiawi" yaitu munisi tandan atau bom cluster setelah laporan media yang bermunculan menyebutkan bahwa Ukraina telah menggunakan senjata semacam itu.
AS mengumumkan akan memasok Kyiv dengan munisi tandan yang biasanya melepaskan sejumlah besar bom kecil di wilayah yang luas dan dilarang oleh lebih dari 100 negara.
Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu mengatakan bahwa Moskow akan terpaksa menggunakan senjata serupa jika Amerika Serikat memasok bom cluster ke Ukraina.
Rusia dan Ukraina sebelumnya saling tuding sudah menggunakan munisi tandan dalam perang yang sudah berlangsung lebih dari 500 hari tersebut.
(mas)
tulis komentar anda