Ukraina Ingin Lebih Banyak Jet Tempur Barat, Bukan Hanya F-16
Rabu, 05 Juli 2023 - 08:10 WIB
KIEV - Jet tempur F-16 yang dijanjikan ke Ukraina oleh pendukung Baratnya bukan satu-satunya pesawat militer yang diinginkan Kiev. Juru bicara Komando Angkatan Udara Ukraina Yury Ignat menegaskan hal itu pada Selasa (4/7/2023).
“Ukraina mempertimbangkan dan akan mempertimbangkan jenis pesawat lain yang dapat meningkatkan kemampuan tempur,” ujar Ignat kepada penyiar nasional ketika ditanya tentang kemungkinan Kiev memperoleh F/A-18 Hornet buatan Amerika Serikat (AS) dari Australia.
Namun, menurutnya, Ukraina tidak dapat memberikan terlalu banyak tekanan pada AS dan sekutunya karena bergantung pada bantuan Barat.
Ignat mengatakan F/A-18 dan F-15 buatan AS, serta Eurofighter Typhoon, memiliki jangkauan yang lebih jauh dan dapat membawa lebih banyak senjata.
Meskipun demikian, dia menyatakan Kiev masih akan fokus untuk memperoleh F-16 terlebih dahulu. Dia menambahkan pilot Ukraina dapat belajar menerbangkannya lebih cepat.
“Pilot Ukraina masih belum memulai pelatihan F-16 mereka,” ungkap juru bicara itu.
Dia menambahkan, “Para pejabat di Kiev mengerjakan masalah ini setiap hari dengan memeriksa pangkalan yang akan berfungsi sebagai pusat pelatihan. Prosesnya telah diluncurkan,” papar dia kepada penyiar, tetapi mencatat sejauh ini hanya sebatas “perencanaan.”
“Kiev tidak akan menerima F-16 sampai pelatihan pilot dan kru pemeliharaan selesai dan infrastruktur yang relevan disiapkan,” ujar Ignat
Dia menjelaskan, “Menyerahkan (jet) tidak mungkin untuk saat ini, itu akan membutuhkan waktu.”
“Kami tidak bisa menekan mitra kami, karena kami bergantung pada bantuan mereka,” papar Ignat. Sejauh ini tidak ada pendukung asing Ukraina yang berbicara tentang memasok Kiev dengan jet tempur buatan Barat selain F-16.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Ukraina Dmitry Kuleba mengkritik para pendukung Kiev atas apa yang dia gambarkan sebagai kegagalan untuk meluncurkan program pelatihan F-16 tepat waktu.
Dia tidak menyebutkan nama negara tertentu yang telah berjanji memulai pelatihan pada bulan Juni, tetapi berpendapat janji itu sendiri telah “salah perhitungan.”
“Kami sekarang sedang bekerja dengan semua pihak yang terlibat… untuk mempercepat proses ini sebanyak mungkin,” ungkap Kuleba.
Rusia telah berulang kali memperingatkan pengiriman senjata yang semakin canggih ke Ukraina oleh AS dan sekutunya hanya akan memperpanjang konflik dan dapat menyebabkan eskalasi besar.
Pada akhir Mei, Bloomberg melaporkan F-16 tidak akan menjadi pengubah permainan karena mereka memiliki kemampuan yang lebih rendah dibandingkan dengan banyak pesawat militer modern Rusia.
“Ukraina mempertimbangkan dan akan mempertimbangkan jenis pesawat lain yang dapat meningkatkan kemampuan tempur,” ujar Ignat kepada penyiar nasional ketika ditanya tentang kemungkinan Kiev memperoleh F/A-18 Hornet buatan Amerika Serikat (AS) dari Australia.
Namun, menurutnya, Ukraina tidak dapat memberikan terlalu banyak tekanan pada AS dan sekutunya karena bergantung pada bantuan Barat.
Ignat mengatakan F/A-18 dan F-15 buatan AS, serta Eurofighter Typhoon, memiliki jangkauan yang lebih jauh dan dapat membawa lebih banyak senjata.
Meskipun demikian, dia menyatakan Kiev masih akan fokus untuk memperoleh F-16 terlebih dahulu. Dia menambahkan pilot Ukraina dapat belajar menerbangkannya lebih cepat.
“Pilot Ukraina masih belum memulai pelatihan F-16 mereka,” ungkap juru bicara itu.
Dia menambahkan, “Para pejabat di Kiev mengerjakan masalah ini setiap hari dengan memeriksa pangkalan yang akan berfungsi sebagai pusat pelatihan. Prosesnya telah diluncurkan,” papar dia kepada penyiar, tetapi mencatat sejauh ini hanya sebatas “perencanaan.”
“Kiev tidak akan menerima F-16 sampai pelatihan pilot dan kru pemeliharaan selesai dan infrastruktur yang relevan disiapkan,” ujar Ignat
Dia menjelaskan, “Menyerahkan (jet) tidak mungkin untuk saat ini, itu akan membutuhkan waktu.”
“Kami tidak bisa menekan mitra kami, karena kami bergantung pada bantuan mereka,” papar Ignat. Sejauh ini tidak ada pendukung asing Ukraina yang berbicara tentang memasok Kiev dengan jet tempur buatan Barat selain F-16.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Ukraina Dmitry Kuleba mengkritik para pendukung Kiev atas apa yang dia gambarkan sebagai kegagalan untuk meluncurkan program pelatihan F-16 tepat waktu.
Dia tidak menyebutkan nama negara tertentu yang telah berjanji memulai pelatihan pada bulan Juni, tetapi berpendapat janji itu sendiri telah “salah perhitungan.”
“Kami sekarang sedang bekerja dengan semua pihak yang terlibat… untuk mempercepat proses ini sebanyak mungkin,” ungkap Kuleba.
Rusia telah berulang kali memperingatkan pengiriman senjata yang semakin canggih ke Ukraina oleh AS dan sekutunya hanya akan memperpanjang konflik dan dapat menyebabkan eskalasi besar.
Pada akhir Mei, Bloomberg melaporkan F-16 tidak akan menjadi pengubah permainan karena mereka memiliki kemampuan yang lebih rendah dibandingkan dengan banyak pesawat militer modern Rusia.
(sya)
tulis komentar anda