Usai Wagner Gagal Kudeta, Menhan Rusia Tinjau Pos Komando Garis Depan Pertempuran
Senin, 26 Juni 2023 - 21:15 WIB
MOSKOW - Menteri Pertahanan (Menhan) Rusia Sergey Shoigu memeriksa pos komando depan kelompok pasukan 'Barat' yang mengambil bagian dalam operasi militer negara itu.
Kabar tersebut diungkap Kementerian Pertahanan (Kemhan) Rusia pada Senin (26/6/2023). Laporan ini muncul setelah upaya kudeta yang gagal oleh kelompok tentara bayaran Wagner.
“Selama kunjungan tersebut, Shoigu mendengar laporan dari komandan pengelompokan, Kolonel Jenderal Evgeny Nikiforov, tentang situasi di garis depan, manuver yang dilakukan pihak Ukraina, dan tugas operasional yang dilakukan militer Rusia,” ungkap pernyataan Kemhan Rusia, dilansir RT.
Nikiforov juga memberi tahu menteri tentang persiapan resimen cadangan baru untuk pengelompokan 'Barat' dan koordinasi tempur mereka.
“Shoigu mencatat efektivitas tinggi dari pasukan Rusia yang beroperasi di dan dekat Wilayah Kharkov Ukraina,” papar pernyataan Kemhan Rusia.
Dia juga mengatakan perhatian khusus harus diberikan untuk memastikan pasukan Rusia diberikan semua yang mereka butuhkan, dan ditampung dengan aman.
Menurut Kementerian Pertahanan, “Kepemimpinan pengelompokan 'Barat' ditugaskan untuk melanjutkan pengintaian aktif untuk mengungkap rencana musuh terlebih dahulu, dan mencegah implementasi mereka dari pendekatan jarak jauh ke garis kontak."
Kementerian juga menerbitkan video, menunjukkan Shoigu dan Nikiforov terbang di atas area tersebut dengan helikopter dan menteri berbicara dengan komandan, dan diperlihatkan peta di pos komando.
Awal bulan ini, Ukraina meluncurkan serangan balasan yang telah lama diantisipasi di sepanjang garis depan, tetapi menurut Moskow, sejauh ini gagal mencapai kemajuan yang signifikan.
Kiev mengklaim merebut beberapa desa kecil, yang tampaknya jauh dari garis pertahanan utama Rusia.
Selama pertemuan Dewan Keamanan Rusia pekan lalu, yang diketuai Presiden Vladimir Putin dan dihadiri Shoigu dan pejabat tinggi keamanan lainnya, diumumkan antara 4 Juni dan 21 Juni Ukraina telah kehilangan 246 tank, termasuk 13 unit yang dipasok oleh Barat, 152 kendaraan tempur infanteri, dan lebih dari 13.000 tentara.
Sejumlah pakar menyebut kemajuan Ukraina dalam serangan balasan ini sangat kecil dan kerugian yang dialaminya sangat besar.
Kabar tersebut diungkap Kementerian Pertahanan (Kemhan) Rusia pada Senin (26/6/2023). Laporan ini muncul setelah upaya kudeta yang gagal oleh kelompok tentara bayaran Wagner.
“Selama kunjungan tersebut, Shoigu mendengar laporan dari komandan pengelompokan, Kolonel Jenderal Evgeny Nikiforov, tentang situasi di garis depan, manuver yang dilakukan pihak Ukraina, dan tugas operasional yang dilakukan militer Rusia,” ungkap pernyataan Kemhan Rusia, dilansir RT.
Nikiforov juga memberi tahu menteri tentang persiapan resimen cadangan baru untuk pengelompokan 'Barat' dan koordinasi tempur mereka.
“Shoigu mencatat efektivitas tinggi dari pasukan Rusia yang beroperasi di dan dekat Wilayah Kharkov Ukraina,” papar pernyataan Kemhan Rusia.
Dia juga mengatakan perhatian khusus harus diberikan untuk memastikan pasukan Rusia diberikan semua yang mereka butuhkan, dan ditampung dengan aman.
Menurut Kementerian Pertahanan, “Kepemimpinan pengelompokan 'Barat' ditugaskan untuk melanjutkan pengintaian aktif untuk mengungkap rencana musuh terlebih dahulu, dan mencegah implementasi mereka dari pendekatan jarak jauh ke garis kontak."
Kementerian juga menerbitkan video, menunjukkan Shoigu dan Nikiforov terbang di atas area tersebut dengan helikopter dan menteri berbicara dengan komandan, dan diperlihatkan peta di pos komando.
Awal bulan ini, Ukraina meluncurkan serangan balasan yang telah lama diantisipasi di sepanjang garis depan, tetapi menurut Moskow, sejauh ini gagal mencapai kemajuan yang signifikan.
Kiev mengklaim merebut beberapa desa kecil, yang tampaknya jauh dari garis pertahanan utama Rusia.
Selama pertemuan Dewan Keamanan Rusia pekan lalu, yang diketuai Presiden Vladimir Putin dan dihadiri Shoigu dan pejabat tinggi keamanan lainnya, diumumkan antara 4 Juni dan 21 Juni Ukraina telah kehilangan 246 tank, termasuk 13 unit yang dipasok oleh Barat, 152 kendaraan tempur infanteri, dan lebih dari 13.000 tentara.
Sejumlah pakar menyebut kemajuan Ukraina dalam serangan balasan ini sangat kecil dan kerugian yang dialaminya sangat besar.
(sya)
tulis komentar anda