PBB Peringatkan Kekerasan di Tepi Barat Tak Terkendali, Kritik Pos Pemukim Baru
Minggu, 25 Juni 2023 - 05:30 WIB
Sementara itu, pemukim Israel telah membangun tujuh pos terluar permukiman di tanah Palestina di Tepi Barat yang diduduki, Anadolu Agency mengutip laporan media Israel.
Yedioth Ahronoth dari Israel mengungkapkan pada Jumat, "Kemarin (Kamis), setidaknya tujuh pos terdepan ilegal didirikan di Yudea dan Samaria (nama alkitabiah untuk Tepi Barat) dalam beberapa jam, dengan sepengetahuan kepemimpinan politik dan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu."
Pada Rabu, Netanyahu, Menteri Pertahanan Yoav Gallant dan Menteri Keuangan Bezalel Smotrich setuju membangun 1.000 unit rumah baru di permukiman Eli di Tepi Barat tengah, dengan dalih, "Menanggapi penembakan di permukiman yang sama."
Pada Selasa, permukiman Eli menyaksikan serangan penembakan yang menewaskan empat pemukim dan melukai empat orang lainnya, yang dilakukan oleh dua pria Palestina bersenjata yang ditembak mati pasukan Israel.
Surat kabar itu menambahkan, "Kemarin, sejak dini hari, lima pos baru didirikan secara ilegal di permukiman Givat Haroeh, Givat Harel, Immanuel (utara) dan Tekoa (tengah), dan lain-lain."
Disebutkan bahwa ini adalah tambahan dari, "Lingkungan (permukiman) baru yang didirikan Dewan Regional Mateh Binyamin antara (permukiman) Ma'aleh Levona dan Eli, dan kembalinya para pemukim ke pos terdepan Evyatar."
Tentara Israel sebelumnya mengumumkan evakuasi pos terdepan ini pada pertengahan 2021 dan menganggapnya sebagai zona militer.
Pekan lalu, pemerintah Israel memutuskan memberikan kendali atas persetujuan perencanaan pembangunan di permukiman Tepi Barat kepada Menteri Keuangan Smotrich, ekstremis pendukung gerakan permukiman.
Menurut The Times of Israel, keputusan tersebut, yang mulai berlaku segera, "Secara dramatis mempercepat dan memudahkan proses perluasan permukiman Tepi Barat yang ada dan secara surut melegalkan beberapa pos terdepan ilegal."
"Berdasarkan ketentuan resolusi yang diubah, menteri hanya perlu memberikan persetujuannya satu kali, atau maksimal dua kali dalam keadaan tertentu, untuk memajukan rencana induk, yang berarti prosesnya dapat maju jauh lebih cepat," tambah surat kabar itu.
Yedioth Ahronoth dari Israel mengungkapkan pada Jumat, "Kemarin (Kamis), setidaknya tujuh pos terdepan ilegal didirikan di Yudea dan Samaria (nama alkitabiah untuk Tepi Barat) dalam beberapa jam, dengan sepengetahuan kepemimpinan politik dan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu."
Pada Rabu, Netanyahu, Menteri Pertahanan Yoav Gallant dan Menteri Keuangan Bezalel Smotrich setuju membangun 1.000 unit rumah baru di permukiman Eli di Tepi Barat tengah, dengan dalih, "Menanggapi penembakan di permukiman yang sama."
Pada Selasa, permukiman Eli menyaksikan serangan penembakan yang menewaskan empat pemukim dan melukai empat orang lainnya, yang dilakukan oleh dua pria Palestina bersenjata yang ditembak mati pasukan Israel.
Surat kabar itu menambahkan, "Kemarin, sejak dini hari, lima pos baru didirikan secara ilegal di permukiman Givat Haroeh, Givat Harel, Immanuel (utara) dan Tekoa (tengah), dan lain-lain."
Disebutkan bahwa ini adalah tambahan dari, "Lingkungan (permukiman) baru yang didirikan Dewan Regional Mateh Binyamin antara (permukiman) Ma'aleh Levona dan Eli, dan kembalinya para pemukim ke pos terdepan Evyatar."
Tentara Israel sebelumnya mengumumkan evakuasi pos terdepan ini pada pertengahan 2021 dan menganggapnya sebagai zona militer.
Pekan lalu, pemerintah Israel memutuskan memberikan kendali atas persetujuan perencanaan pembangunan di permukiman Tepi Barat kepada Menteri Keuangan Smotrich, ekstremis pendukung gerakan permukiman.
Menurut The Times of Israel, keputusan tersebut, yang mulai berlaku segera, "Secara dramatis mempercepat dan memudahkan proses perluasan permukiman Tepi Barat yang ada dan secara surut melegalkan beberapa pos terdepan ilegal."
"Berdasarkan ketentuan resolusi yang diubah, menteri hanya perlu memberikan persetujuannya satu kali, atau maksimal dua kali dalam keadaan tertentu, untuk memajukan rencana induk, yang berarti prosesnya dapat maju jauh lebih cepat," tambah surat kabar itu.
Lihat Juga :
tulis komentar anda