Pertama dalam 21 Tahun, Israel Bunuh Pejuang Palestina di Jenin dengan Serangan Udara
Kamis, 22 Juni 2023 - 17:38 WIB
TEPI BARAT - Pasukan Israel membunuh tiga warga Palestina pada Rabu malam dalam sebuah serangan pesawat tak berawak yang jarang terjadi. Drone tersebut menyerang sebuah mobil di dekat desa Jalameh, utara Jenin di Tepi Barat yang diduduki utara, sumber-sumber lokal mengatakan kepada The New Arab.
Brigade Jenin, kelompok bersenjata lokal yang mengumpulkan para pejuang Palestina dari berbagai faksi, mengidentifikasi ketiga pria tersebut sebagai anggotanya.
Dalam sebuah pernyataan yang dipublikasikan melalui saluran Telegramnya, brigade tersebut mengatakan bahwa para pejuangnya yang terbunuh adalah Suhaib Adnan Al-Ghoul yang berusia 28 tahun dan Ashraf Murad Saadi yang berusia 17 tahun, dari sayap bersenjata Jihad Palestina, dan Mohammad Bashar Oweis, 28 tahun, dari Brigade Martir al-Aqsa yang berafiliasi dengan Fatah.
Media Israel mengutip tentara Israel mengklaim bahwa ketiga pria itu berasal dari sel bersenjata Palestina yang baru saja melepaskan tembakan ke pos pemeriksaan Israel dekat Jalameh dan telah melakukan beberapa serangan penembakan terhadap sasaran Israel.
"Warga mendengar ledakan sekitar tiga kilometer utara Jenin, kemudian kami mengetahui bahwa (pasukan) pendudukan telah mengebom sebuah mobil, dan tiga mayat ditarik dari dalamnya," kata Atta Abu Rmeileh, sekretaris Fatah setempat di kamp pengungsi Jenin, seperti disitir dari The New Arab, Kamis (22/6/2023).
"Sirene peringatan diaktifkan di kota dan kamp, saat pasukan pendudukan mulai bergerak menuju kamp, tetapi kemudian mereka berbalik ke arah lokasi pengeboman dan mengambil mayat-mayat itu," Abu Rmeileh menambahkan.
"Penghuni di kamp turun ke jalan dan mulai bersiap menghadapi kemungkinan serangan," kata Abu Rmeileh.
"Jenin baru saja mengalami pembantaian Senin lalu, dan suasananya penuh amarah," ujarnya.
“Ini adalah pertama kalinya dalam dua puluh tahun pendudukan membunuh pejuang dari udara di Jenin, dan pertama kali menggunakan drone bersenjata, yang merupakan eskalasi yang serius, tetapi itu hanya akan meningkatkan keinginan rakyat kita untuk melawan,” tambahnya.
Pada hari Senin, pasukan Israel membunuh enam orang warga Palestina, dan melukai lebih dari 90 orang dalam serangan di Jenin, sementara seorang warga Palestina ketujuh, seorang gadis berusia 14 tahun, meninggal pada hari Rabu karena luka yang dideritanya selama serangan itu. Lima tentara Israel juga terluka dalam konfrontasi dengan pejuang Palestina.
Menyusul berita pembunuhan tersebut, ratusan warga Palestina turun ke jalan di kota Ramallah memprotes pembunuhan tersebut dan mendukung perlawanan Jenin.
Pada hari Selasa, Menteri Keamanan sayap kanan Israel Itamar Ben-Gvir meminta pemerintah Israel untuk membunuh militan Palestina dan melakukan invasi besar-besaran ke kota-kota Palestina di Tepi Barat.
Pernyataan Ben-Gvir datang menyusul serangan penembakan oleh orang-orang bersenjata Palestina antara Nablus dan Ramallah, di mana empat orang Israel dan salah satu orang bersenjata tewas.
Kemudian pada hari Selasa, ratusan pemukim Israel menyerang desa-desa Palestina di selatan dan barat Nablus, membakar lebih dari dua hektar gandum, puluhan mobil dan melukai sedikitnya 15 warga Palestina.
Pasukan Israel semakin intensif menggerebek komunitas Palestina di Tepi Barat sejak tahun lalu, sementara militan bersenjata Palestina telah membentuk kelompok lokal dan menghadapi pasukan Israel, terutama di Nablus dan Jenin.
Dengan serangan udara hari Rabu di Jenin, jumlah warga Palestina yang dibunuh oleh pasukan Israel sejak awal 2023 meningkat menjadi 177, menurut kementerian kesehatan Palestina. Sebanyak 52 dari 177 warga Palestina yang dibunuh Israel sejak awal tahun tewas di Jenin.
Brigade Jenin, kelompok bersenjata lokal yang mengumpulkan para pejuang Palestina dari berbagai faksi, mengidentifikasi ketiga pria tersebut sebagai anggotanya.
Dalam sebuah pernyataan yang dipublikasikan melalui saluran Telegramnya, brigade tersebut mengatakan bahwa para pejuangnya yang terbunuh adalah Suhaib Adnan Al-Ghoul yang berusia 28 tahun dan Ashraf Murad Saadi yang berusia 17 tahun, dari sayap bersenjata Jihad Palestina, dan Mohammad Bashar Oweis, 28 tahun, dari Brigade Martir al-Aqsa yang berafiliasi dengan Fatah.
Media Israel mengutip tentara Israel mengklaim bahwa ketiga pria itu berasal dari sel bersenjata Palestina yang baru saja melepaskan tembakan ke pos pemeriksaan Israel dekat Jalameh dan telah melakukan beberapa serangan penembakan terhadap sasaran Israel.
"Warga mendengar ledakan sekitar tiga kilometer utara Jenin, kemudian kami mengetahui bahwa (pasukan) pendudukan telah mengebom sebuah mobil, dan tiga mayat ditarik dari dalamnya," kata Atta Abu Rmeileh, sekretaris Fatah setempat di kamp pengungsi Jenin, seperti disitir dari The New Arab, Kamis (22/6/2023).
"Sirene peringatan diaktifkan di kota dan kamp, saat pasukan pendudukan mulai bergerak menuju kamp, tetapi kemudian mereka berbalik ke arah lokasi pengeboman dan mengambil mayat-mayat itu," Abu Rmeileh menambahkan.
"Penghuni di kamp turun ke jalan dan mulai bersiap menghadapi kemungkinan serangan," kata Abu Rmeileh.
"Jenin baru saja mengalami pembantaian Senin lalu, dan suasananya penuh amarah," ujarnya.
“Ini adalah pertama kalinya dalam dua puluh tahun pendudukan membunuh pejuang dari udara di Jenin, dan pertama kali menggunakan drone bersenjata, yang merupakan eskalasi yang serius, tetapi itu hanya akan meningkatkan keinginan rakyat kita untuk melawan,” tambahnya.
Pada hari Senin, pasukan Israel membunuh enam orang warga Palestina, dan melukai lebih dari 90 orang dalam serangan di Jenin, sementara seorang warga Palestina ketujuh, seorang gadis berusia 14 tahun, meninggal pada hari Rabu karena luka yang dideritanya selama serangan itu. Lima tentara Israel juga terluka dalam konfrontasi dengan pejuang Palestina.
Menyusul berita pembunuhan tersebut, ratusan warga Palestina turun ke jalan di kota Ramallah memprotes pembunuhan tersebut dan mendukung perlawanan Jenin.
Pada hari Selasa, Menteri Keamanan sayap kanan Israel Itamar Ben-Gvir meminta pemerintah Israel untuk membunuh militan Palestina dan melakukan invasi besar-besaran ke kota-kota Palestina di Tepi Barat.
Pernyataan Ben-Gvir datang menyusul serangan penembakan oleh orang-orang bersenjata Palestina antara Nablus dan Ramallah, di mana empat orang Israel dan salah satu orang bersenjata tewas.
Kemudian pada hari Selasa, ratusan pemukim Israel menyerang desa-desa Palestina di selatan dan barat Nablus, membakar lebih dari dua hektar gandum, puluhan mobil dan melukai sedikitnya 15 warga Palestina.
Pasukan Israel semakin intensif menggerebek komunitas Palestina di Tepi Barat sejak tahun lalu, sementara militan bersenjata Palestina telah membentuk kelompok lokal dan menghadapi pasukan Israel, terutama di Nablus dan Jenin.
Dengan serangan udara hari Rabu di Jenin, jumlah warga Palestina yang dibunuh oleh pasukan Israel sejak awal 2023 meningkat menjadi 177, menurut kementerian kesehatan Palestina. Sebanyak 52 dari 177 warga Palestina yang dibunuh Israel sejak awal tahun tewas di Jenin.
(ian)
Lihat Juga :
tulis komentar anda