Gelombang Panas Tewaskan 96 Orang di India, Kelompok Rentan Diminta Waspada

Selasa, 20 Juni 2023 - 11:30 WIB
Seorang gadis penjual air menggunakan payung untuk melindungi dirinya dari sinar matahari saat dia menunggu pelanggan di hari musim panas, di New Delhi, India. Foto/REUTERS/Anushree Fadnavis
NEW DELHI - Sebanyak 96 orang tewas setelah beberapa hari panas terik di dua negara bagian terpadat di India. Anggota masyarakat yang berisiko diminta tetap tinggal di dalam rumah untuk menghindari masalah kesehatan yang sudah ada sebelumnya.

“Yang meninggal dunia terutama adalah orang berusia di atas 60 tahun yang memiliki masalah kesehatan sebelumnya di negara bagian utara Uttar Pradesh dan di Bihar timur,” ungkap pihak berwenang.

Semua dari 54 kematian di Uttar Pradesh terjadi di distrik Ballia, di mana rumah sakit telah menerima masuknya pasien yang mencari pengobatan untuk penyakit terkait panas termasuk demam tinggi, muntah, diare, serta masalah pernapasan dan jantung.

Menteri Kesehatan Uttar Pradesh, Brijesh Pathak, telah membuka penyelidikan atas tingginya jumlah kematian di negara bagian tersebut.



Pemerintah daerah mendapat kecaman dari oposisi karena "kecerobohan" tidak memperingatkan masyarakat tentang potensi risiko kesehatan dari gelombang panas, papar laporan BBC pada Senin (19/6/2023).

“Ini belum pernah terjadi di Ballia,” ujar pasien Rumah Sakit Pathak akhir pekan lalu, melalui Associated Press. “Orang-orang takut keluar. Jalan dan pasar sebagian besar sepi.”



Pada Minggu, Ballia mencatat suhu maksimum 43 Celsius (109F), angka yang melampaui rata-rata normal sekitar 5 Celsius.

Kelembaban 25% juga berkontribusi terhadap panas terik. “Tidak ada bantuan yang diharapkan dalam 24 jam ke depan,” ungkap Departemen Meteorologi India pada Minggu, menunjukkan gelombang panas akan berlanjut hingga Senin.

Bihar Timur, sementara itu, mencatat 42 kematian selama beberapa hari terakhir. Ibu kota negara bagiannya, Patna, mengalami suhu sedikit di bawah 45 Celsius (113F) pada Sabtu.

India biasanya mengalami suhu tahunan terpanas di bulan-bulan musim panas April, Mei dan Juni sebelum musim hujan mengurangi panas.

Namun, dekade terakhir telah melihat negara bergulat dengan panas yang luar biasa intens, yang sering menyebabkan kekurangan air di negara berpenduduk 1,4 miliar orang itu.

Studi yang dilakukan kelompok akademisi awal tahun ini menetapkan gelombang panas yang intens di Asia Selatan telah terjadi sekitar 30 kali lebih mungkin sebagai akibat dari perubahan iklim yang disebabkan manusia.

India mengalami peningkatan kematian terkait panas sebesar 55% dari tahun 2000 hingga 2021, menurut analisis dalam jurnal ilmiah The Lancet.
(sya)
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More