8 Pembocor Dokumen Rahasia yang Mengungkap Kemunafikan dan Tipu Muslihat Pemerintah AS

Senin, 19 Juni 2023 - 12:39 WIB
Jack Teixeira menjalani persidangan karena membocorkan dokumen rahasia. Foto/Reuters
WASHINGTON - Para pembocor dokumen rahasia baik militer atau birokrasi Pemerintah Amerika Serikat (AS) atau biasa juga disebut dengan whistleblower dianggap sebagai pengkhianat. Tapi, oleh para musuh AS, mereka disebut sebagai pahlawan karena mampu dan mau mengungkap kemunafikan yang dilakukan Washington.

Kebocoran data biasanya berkisar dari informasi tentang perang AS di Vietnam, Irak, dan Afghanistan hingga detail campur tangan Rusia dalam pemilu Amerika. Terlepas dari keragaman pokok bahasan, perlakuan terhadap para pembocor telah berbagi kegigihan yang sama di pihak pemerintah AS dalam mengejar orang-orang yang dituduh melanggar kepercayaannya.

Berikut adalah 8 orang yang disebut sebagai pembocor dokumen rahasia milik AS.

1. Daniel Elsberg





Foto/Reuters

Pada bulan Maret 1971, Ellsberg, seorang analis militer, membocorkan studi rahasia ke New York Times. Dokumen tersebut, yang kemudian dikenal sebagai Pentagon Papers, mencakup keterlibatan AS di Vietnam antara tahun 1945 dan 1967.

Dokumen itu mengungkap upaya rahasia oleh presiden AS berturut-turut untuk meningkatkan konflik sambil menyembunyikan keraguan mendalam tentang peluang kemenangan.

Ellsberg dituntut berdasarkan Undang-Undang Spionase 1917 – undang-undang yang dirancang untuk menangkap mata-mata perang dunia pertama – dan menghadapi hukuman maksimal 115 tahun penjara. Semua tuduhan dibatalkan setelah penyadapan ilegal FBI terhadap Ellsberg terungkap.



2. Jeffrey Sterling

Sterling, mantan petugas operasi CIA, menjalani hukuman lebih dari dua tahun dari hukuman 42 bulan setelah dia dituntut berdasarkan Undang-Undang Spionase karena diduga membocorkan informasi tentang operasi rahasia AS yang gagal dengan Iran kepada jurnalis New York Times saat itu, James Risen.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More