Gagal Peroleh Su-35 Rusia, Indonesia Borong 12 Jet Tempur Mirage Qatar
Kamis, 15 Juni 2023 - 07:22 WIB
DOHA - Indonesia telah menandatangani kontrak tahun ini untuk membeli 12 unit jet tempur Mirage Qatar. Keputusan ini diambil setelah Jakarta gagal membeli jet tempur Su-35 Rusia.
Langkah Indonesia ini untuk menutup celah pertahanan udaranya.
Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara (TNI AU), seperti dikutip Defense Times, Kamis (15/6/2023), mengatakan bahwa pihaknya telah menandatangani kontrak senilai USD795,14 juta pada bulan Januari untuk membeli 12 unit armada pesawat tempur Dassault Mirage 2000 Angkatan Udara Qatar.
Negara Timur Tengah tersebut mengoperasikan armada sembilan pesawat Mirage 2000-5EDA satu kursi dan tiga pesawat Mirage 2000-5DDA dua kursi.
Kontrak ditandatangani dengan perusahaan Ceko; Excalibur International, yang akan bertindak sebagai perantara. Indonesia akan menggunakan pinjaman luar negeri untuk membiayai kesepakatan tersebut.
Menurut TNI AU, kontrak tersebut mencakup 14 mesin, layanan dukungan selama tiga tahun, peralatan dukungan darat, pelatihan awak dan dukungan lainnya.
Berdasarkan kesepakatan itu, pesawat akan dikirimkan dalam waktu dua tahun sejak tanggal kontrak.
Indonesia berencana untuk menempatkan jet tempur Mirage 2000 di pangkalan udara Supadio di Pontianak, Kalimantan.
Pangkalan itu dekat Laut China Selatan dan rumah bagi Skuadron 1 Angkatan Udara, yang mengoperasikan pesawat latih BAE Hawk 109 dan pesawat tempur ringan Hawk 209.
Pernyataan TNI AU menegaskan bahwa keputusan untuk mengakuisisi jet Qatar sebagai langkah sementara menyusul pensiunnya pesawwat pencegat Northrop Grumman F-5E/F Tiger II dan keusangan Hawks.
“Pembelian pesawat Mirage 2000-5 eks Angkatan Udara Qatar ini dinilai tepat untuk memenuhi kebutuhan kesiapan TNI AU,” bunyi pernyataan tersebut.
Indonesia pernah berencana untuk membeli pesawat tempur Sukhoi Su-35 Flanker buatan Rusia tetapi harus membatalkan pembelian tersebut karena sanksi Amerika Serika yang dijatuhkan kepada Rusia.
Sebaliknya Indonesia beralih ke Prancis setelah menandatangani kontrak pada awal 2022 untuk mengakuisisi enam dari apa yang diharapkan menjadi 42 pesawat tempur omnirole Dassault Rafale. Tiga Rafale pertama akan dikirimkan pada tahun 2026.
Indonesia juga sedang menegosiasikan pembelian pesawat tempur Boeing F-15EX Eagle AS.
Selain dua skuadron Hawks, pasukan TNI AU menerbangkan dua skuadron F-16 Fighting Falcons buatan AS dan satu skuadron pesawat tempur Sukhoi Su-27/30 Flanker buatan Rusia.
Di bawah persyaratan kekuatan minimumnya, negara dengan lebih dari 17.000 pulau ini berupaya untuk memiliki 10 skuadron tempur pada tahun 2024, tenggat waktu yang kemungkinan akan terlewatkan.
Langkah Indonesia ini untuk menutup celah pertahanan udaranya.
Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara (TNI AU), seperti dikutip Defense Times, Kamis (15/6/2023), mengatakan bahwa pihaknya telah menandatangani kontrak senilai USD795,14 juta pada bulan Januari untuk membeli 12 unit armada pesawat tempur Dassault Mirage 2000 Angkatan Udara Qatar.
Negara Timur Tengah tersebut mengoperasikan armada sembilan pesawat Mirage 2000-5EDA satu kursi dan tiga pesawat Mirage 2000-5DDA dua kursi.
Kontrak ditandatangani dengan perusahaan Ceko; Excalibur International, yang akan bertindak sebagai perantara. Indonesia akan menggunakan pinjaman luar negeri untuk membiayai kesepakatan tersebut.
Menurut TNI AU, kontrak tersebut mencakup 14 mesin, layanan dukungan selama tiga tahun, peralatan dukungan darat, pelatihan awak dan dukungan lainnya.
Berdasarkan kesepakatan itu, pesawat akan dikirimkan dalam waktu dua tahun sejak tanggal kontrak.
Indonesia berencana untuk menempatkan jet tempur Mirage 2000 di pangkalan udara Supadio di Pontianak, Kalimantan.
Pangkalan itu dekat Laut China Selatan dan rumah bagi Skuadron 1 Angkatan Udara, yang mengoperasikan pesawat latih BAE Hawk 109 dan pesawat tempur ringan Hawk 209.
Pernyataan TNI AU menegaskan bahwa keputusan untuk mengakuisisi jet Qatar sebagai langkah sementara menyusul pensiunnya pesawwat pencegat Northrop Grumman F-5E/F Tiger II dan keusangan Hawks.
“Pembelian pesawat Mirage 2000-5 eks Angkatan Udara Qatar ini dinilai tepat untuk memenuhi kebutuhan kesiapan TNI AU,” bunyi pernyataan tersebut.
Indonesia pernah berencana untuk membeli pesawat tempur Sukhoi Su-35 Flanker buatan Rusia tetapi harus membatalkan pembelian tersebut karena sanksi Amerika Serika yang dijatuhkan kepada Rusia.
Sebaliknya Indonesia beralih ke Prancis setelah menandatangani kontrak pada awal 2022 untuk mengakuisisi enam dari apa yang diharapkan menjadi 42 pesawat tempur omnirole Dassault Rafale. Tiga Rafale pertama akan dikirimkan pada tahun 2026.
Indonesia juga sedang menegosiasikan pembelian pesawat tempur Boeing F-15EX Eagle AS.
Selain dua skuadron Hawks, pasukan TNI AU menerbangkan dua skuadron F-16 Fighting Falcons buatan AS dan satu skuadron pesawat tempur Sukhoi Su-27/30 Flanker buatan Rusia.
Di bawah persyaratan kekuatan minimumnya, negara dengan lebih dari 17.000 pulau ini berupaya untuk memiliki 10 skuadron tempur pada tahun 2024, tenggat waktu yang kemungkinan akan terlewatkan.
(mas)
tulis komentar anda