Foto Satelit Ungkap Rusia Pasok Senjata ke Pemberontak Libya

Jum'at, 24 Juli 2020 - 23:21 WIB
Foto satelit menunjukkan Rusia memasok persenjataan untuk pemberontak Libya. Foto/France24
WASHINGTON - Rusia terus memasok berbagai senjata ke pemberontak Libya termasuk jet tempur, rudal pertahanan udara, ranjau darat, dan kendaraan lapis baja melalui kelompok tentara bayaran yang didukung negara, Wagner Group. Hal itu diungkapkan Departemen Pertahanan Amerika Serikat (AS).

Pentagon merilis foto-foto satelit yang dikatakan menunjukkan peralatan militer yang dipasok Wagner "di garis depan" dari konflik Libya di Sirte.

Pentagon mengatakan foto-foto itu menunjukkan pesawat kargo Rusia termasuk IL-76, jet tempur, kendaraan peluncur rudal SA-22, truk berat dan kendaraan lapis baja yang tahan ranjau, di Sirte dan di lapangan udara Al-Khadim di timur Benghazi.(Baca: Turki-Mesir di Ambang Perang di Libya, Ini Perbandingan Militernya )



Direktur Operasi Komando AS di Afrika (Africom), Mayor Jenderal Bradford Gering mengatakan, foto-foto itu adalah bukti bahwa Moskow sedang membangun kehadirannya di Libya di sisi orang kuat Libya timur Khalifa Haftar, yang berjuang untuk merebut kekuasaan dari Pemerintah Kesepakatan Nasional yang diakui PBB di Tripoli.

"Jenis dan volume peralatan menunjukkan niat terhadap kemampuan tindakan tempur ofensif yang berkelanjutan, bukan bantuan kemanusiaan, dan menunjukkan Kementerian Pertahanan Rusia mendukung operasi ini," kata Gering dalam sebuah pernyataan seperti dilansir dari AFP, Jumat (24/7/2020).

Africom telah mendokumentasikan perlengkapan militer Rusia, melalui Grup Wagner, dari sedikitnya 14 jet tempur Mig-29 dan Su-24 untuk konflik Libya.

Pekan lalu, Africom menuduh kelompok itu meletakkan ranjau darat di dalam dan sekitar Tripoli.

Washington mengatakan kegiatan Rusia melanggar embargo senjata PBB di Libya.(Baca: Trio Eropa Ancam Beri Sanksi Pelanggar Embargo Senjata Libya )

"Federasi Rusia terus melanggar Resolusi Dewan Keamanan PBB UNSCR 1970 dengan secara aktif menyediakan peralatan militer dan pejuang ke garis depan konflik di Libya," kata Africom dalam pernyataan itu.
(ber)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More