5 Kelemahan Tentara Ukraina selama Perang Melawan Rusia
Rabu, 14 Juni 2023 - 15:32 WIB
KIEV - Jumlah tentara Ukraina yang tewas sejak invasi Rusia diperkirakan mencapai lebih dari 100.000 prajurit. Itu disebabkan karena mereka tidak memiliki pengalaman yang matang dan tidak memiliki keahlian bertempur.
Estimasi yang dikeluarkan oleh negara-negara Barat, aliansi Ukraina, menunjukkan korban tewas tentara Ukraina lebih besar dibandingkan prajurit Rusia yang wafat sekitar 20.000 orang. Padahal, jika tidak dibantu oleh Barat, Ukraina sebenarnya sudah jatuh ke tangan Rusia sejak awal invasi.
Foto/Reuters
Berdasarkan data Global Fire Power pada 2023, jumlah tentara Ukraina mencapai 200.000.
Jumlah tersebut mengalami penurunan dari tahun ke tahun. Pada 1992, jumlah prajurit Ukraina mencapai 780.000.
Tetapi, pada 2009 mengalami penurunan tajam hingga 240.000. Bahkan, pada 2014, Ukraina hanya memiliki 140.000 prajurit.
“Selama masa kemerdekaan (dari Uni Soviet), tentara Ukraina tidak bertambah. Nyatanya justru sebaliknya,” kata Dmitry Tymchuk, kepala Pusat Studi Politik-Militer di Kiev, dilansir Christian Science Monitor “Jadi sekarang yang kita miliki adalah pasukan dengan sumber daya yang sangat sedikit.”
Estimasi yang dikeluarkan oleh negara-negara Barat, aliansi Ukraina, menunjukkan korban tewas tentara Ukraina lebih besar dibandingkan prajurit Rusia yang wafat sekitar 20.000 orang. Padahal, jika tidak dibantu oleh Barat, Ukraina sebenarnya sudah jatuh ke tangan Rusia sejak awal invasi.
Berikut adalah 5 kelemahan tentara Ukraina dalam perang melawan Rusia.
1. Jumlah Tentara Terbatas
Foto/Reuters
Berdasarkan data Global Fire Power pada 2023, jumlah tentara Ukraina mencapai 200.000.
Jumlah tersebut mengalami penurunan dari tahun ke tahun. Pada 1992, jumlah prajurit Ukraina mencapai 780.000.
Tetapi, pada 2009 mengalami penurunan tajam hingga 240.000. Bahkan, pada 2014, Ukraina hanya memiliki 140.000 prajurit.
“Selama masa kemerdekaan (dari Uni Soviet), tentara Ukraina tidak bertambah. Nyatanya justru sebaliknya,” kata Dmitry Tymchuk, kepala Pusat Studi Politik-Militer di Kiev, dilansir Christian Science Monitor “Jadi sekarang yang kita miliki adalah pasukan dengan sumber daya yang sangat sedikit.”
tulis komentar anda