Rusia Ngotot Rezim Ukraina Harus Digulingkan, Ini Alasannya
Kamis, 08 Juni 2023 - 07:10 WIB
MOSKOW - Kepala Dewan Keamanan Rusia Nikolai Patrushev mengatakan rezim yang berkuasa di Ukraina harus digulingkan dan diganti. Alasannya, mereka adalah rezim Nazi yang diciptakan oleh Amerika Serikat (AS) dan Inggris.
Patrushev juga menyangkal bahwa yang terjadi saat ini merupakan perang antara rakyat Rusia dan Ukraina. Menurutnya, yang benar adalah agresi langsung dari AS—yang menggunakan Ukraina sebagai alat untuk mengobarkan perang yang tidak dideklarasikan melawan Rusia.
Pernyataan Patrushev disampaikan saat melakukan pertemuan dengan mitranya dari Belarusia, Alexander Volfovich, pada hari Rabu.
"Rezim Nazi Kiev, yang diciptakan oleh Washington dan London, harus diganti," katanya, seperti dikutip dari Russia Today, Kamis (8/6/2023).
Kiev merupakan sebutan Rusia untuk Ibu Kota Ukraina, Kyiv.
Patrushev juga mengatakan Ukraina harus dibuat menjadi negara netral, mencatat bahwa krisis yang sedang berlangsung di negara itu tidak menguntungkan siapa pun kecuali Washington.
"AS telah membuat seluruh Eropa bertekuk lutut," ujarnya, yang menambahkan bahwa Washington hanya berusaha untuk memaksimalkan keuntungan bagi ekonomi Amerika dengan melemahkan Uni Eropa, yang dapat menjadi salah satu pusat dunia multipolar.
Dia mencatat bahwa AS tidak ingin Rusia menjadi kuat dan berusaha untuk memotong-motongnya atau melikuidasinya. "Agar memiliki kekuasaan penuh atas wilayah Eurasia dan memompa sumber daya," paparnya.
Patrushev melanjutkan, Washington dan London telah menggunakan kemampuan NATO dan Uni Eropa, neo-Nazi Ukraina dan LSM, serta pemerintah di Kyiv yang mereka kendalikan.
Pejabat Kremlin itu menambahkan bahwa rencana serupa diadakan oleh Barat untuk Belarusia, terutama setelah mereka gagal melakukan "revolusi warna" di negara itu pada tahun 2020 dan gagal memasang pemerintahan boneka mereka sendiri di Minsk melalui kudeta.
Patrushev bersikeras bahwa Belarusia adalah sekutu terdekat dan mitra strategis Rusia dan sangat penting bagi kedua negara untuk lebih memperdalam kerja sama pertahanan mereka dan bersama-sama menolak sanksi eksternal dan upaya untuk mencampuri urusan dalam negeri.
Pekan lalu, Presiden Belarusia Alexander Lukashenko menyatakan bahwa satu-satunya kesalahan Minsk dan Moskow adalah gagal menyelesaikan krisis Ukraina lebih cepat.
Kedua negara, kata dia, membutuhkan waktu terlalu lama untuk mencari solusi diplomatik dan seharusnya sudah bertindak sejak lama, bahkan sebelum kudeta Maidan 2014 di Kyiv, yang menggulingkan presiden negara yang terpilih secara demokratis, Viktor Yanukovich.
Lukashenko mengeklaim bahwa permusuhan pasti akan pecah cepat atau lambat dan bahwa Moskow seharusnya melancarkan operasi militernya pada 2014-2015 ketika Ukraina tidak memiliki tentara atau tekad.
Patrushev juga menyangkal bahwa yang terjadi saat ini merupakan perang antara rakyat Rusia dan Ukraina. Menurutnya, yang benar adalah agresi langsung dari AS—yang menggunakan Ukraina sebagai alat untuk mengobarkan perang yang tidak dideklarasikan melawan Rusia.
Pernyataan Patrushev disampaikan saat melakukan pertemuan dengan mitranya dari Belarusia, Alexander Volfovich, pada hari Rabu.
"Rezim Nazi Kiev, yang diciptakan oleh Washington dan London, harus diganti," katanya, seperti dikutip dari Russia Today, Kamis (8/6/2023).
Kiev merupakan sebutan Rusia untuk Ibu Kota Ukraina, Kyiv.
Patrushev juga mengatakan Ukraina harus dibuat menjadi negara netral, mencatat bahwa krisis yang sedang berlangsung di negara itu tidak menguntungkan siapa pun kecuali Washington.
"AS telah membuat seluruh Eropa bertekuk lutut," ujarnya, yang menambahkan bahwa Washington hanya berusaha untuk memaksimalkan keuntungan bagi ekonomi Amerika dengan melemahkan Uni Eropa, yang dapat menjadi salah satu pusat dunia multipolar.
Dia mencatat bahwa AS tidak ingin Rusia menjadi kuat dan berusaha untuk memotong-motongnya atau melikuidasinya. "Agar memiliki kekuasaan penuh atas wilayah Eurasia dan memompa sumber daya," paparnya.
Patrushev melanjutkan, Washington dan London telah menggunakan kemampuan NATO dan Uni Eropa, neo-Nazi Ukraina dan LSM, serta pemerintah di Kyiv yang mereka kendalikan.
Pejabat Kremlin itu menambahkan bahwa rencana serupa diadakan oleh Barat untuk Belarusia, terutama setelah mereka gagal melakukan "revolusi warna" di negara itu pada tahun 2020 dan gagal memasang pemerintahan boneka mereka sendiri di Minsk melalui kudeta.
Patrushev bersikeras bahwa Belarusia adalah sekutu terdekat dan mitra strategis Rusia dan sangat penting bagi kedua negara untuk lebih memperdalam kerja sama pertahanan mereka dan bersama-sama menolak sanksi eksternal dan upaya untuk mencampuri urusan dalam negeri.
Pekan lalu, Presiden Belarusia Alexander Lukashenko menyatakan bahwa satu-satunya kesalahan Minsk dan Moskow adalah gagal menyelesaikan krisis Ukraina lebih cepat.
Kedua negara, kata dia, membutuhkan waktu terlalu lama untuk mencari solusi diplomatik dan seharusnya sudah bertindak sejak lama, bahkan sebelum kudeta Maidan 2014 di Kyiv, yang menggulingkan presiden negara yang terpilih secara demokratis, Viktor Yanukovich.
Lukashenko mengeklaim bahwa permusuhan pasti akan pecah cepat atau lambat dan bahwa Moskow seharusnya melancarkan operasi militernya pada 2014-2015 ketika Ukraina tidak memiliki tentara atau tekad.
(mas)
tulis komentar anda