Hebat, 5 Sejoli Ini Berhasil Menjadi Pemenang Nobel, Siapa Saja Mereka?

Sabtu, 25 Juli 2020 - 17:16 WIB
Hingga 2019, Nobel telah diberikan kepada 943 orang dan organisasi. Uniknya dalam rentang 120 usia penghargaan Nobel, ternyata ada enam pasangan suami istri yang berhasil mendapatkannya. Ilustrasi/SINDOnews/Titus Jefika Heri Hendarmawan
HADIAH Nobel adalah penghargaan internasional bergengsi yang diberikan setiap tahun dalam enam bidang: fisika, kimia, kedokteran, ilmu ekonomi, sastra, dan perdamaian. Hingga 2019, Nobel telah diberikan kepada 943 orang dan organisasi.

Uniknya dalam rentang 120 usia penghargaan Nobel, ternyata ada enam pasangan suami istri yang berhasil mendapatkannya. Siapa saja mereka? (Baca juga: 11 Pemenang Nobel Termuda Sepanjang Sejarah)

1. Abhijit Banerjee dan Esther Duflo (2019)





Pasangan suami istri Abhijit Banerjee dan Esther Duflo dari Massachussetts Institute of Technology (MIT) bersama Michael Kremer dari Harvard University berhasil menyabet penghargaan Nobel Ekonomi 2019. Penghargaan ini, diberikan kepada ketiganya sebagai apresiasi atas dedikasi yang diberikan untuk memerangi kemiskinan.

Penelitian ketiganya dinilai sangat berpengaruh dalam mengurangi kemiskinan global dengan metode pendekatan baru di bidang pendidikan. (Baca juga: 9 Kumpulan Surat Menyentuh Para Peraih Nobel)

2. May-Britt dan Edvard Moser (2014)



May-Britt dan Edvard Moser bertemu kali pertama di Universitas Oslo Norwegia. Mereka menikah pada musim panas 1985 dan memutuskan membentuk kemitraan akademik untuk mempelajari hubungan antara otak dan perilaku. Pada tahun 1990, mereka berdua lulus sarjana dengan gelar bidang psikologi. (Baca juga: 10 Ilmuwan Muslim yang Ubah Wajah Dunia)

May-Britt dan Edvard menerima gelar PhD dalam bidang neurofisiologi pada 1995. Bersamaan ilmuwan saraf John O'Keefe, mereka dianugerahi Hadiah Nobel Kedokteran 2014. Sayangnya, May-Britt dan Edvard bercerai pada 2016, tetapi mereka terus berkolaborasi pada berbagai proyek ilmiah.

3. Alva dan Gunnar Myrdal (1974 and 1982)



Alva Reimer dan Gunnar Myrdal keduanya lahir di Swedia terpaut usia empat tahun. Mereka menikah pada 1924 dan pada tahun yang sama Alva lulus dari universitas.

Sepanjang tahun 1930-an, keduanya adalah ilmuwan sosial terkemuka di Swedia. Setelah perang, Alva menjadi ketua bagian ilmu sosial UNESCO .

Sementara itu, Gunnar bekerja untuk PBB sebelum mendirikan Institut Studi Ekonomi Internasional di Universitas Stockholm. Gunnar menerima Nobel pada 1974, dan Alva menerima Nobel Perdamaian pada 1982. (Baca juga: Tidak Lulus Sekolah, Inilah Penemu Pertama Virus Corona 1964)

4. Gerty dan Carl Cori (1947)



Gerty Radnitz dan Carl Cori bertemu pada 1914 di tahun pertama mereka menuntut ilmu di Universitas Charles di Praha, Cekoslowakia. Pasangan ini segera terikat pada cinta penelitian dan pendakian gunung.

Pada 1920, mereka lulus dari sekolah kedokteran, menerbitkan kertas bersama pertama mereka, dan menikah di Wina, Austria. Keduanya berimigrasi ke Amerika Serikat setelah menerima tawaran pekerjaan. (Lihat grafis: Kanye West Kampanye Capres AS: Kecam Aborsi Sambil Menangis)

Pasangan itu bekerja bersama selama bertahun-tahun, meneliti bagaimana tubuh manusia memetabolisme glukosa. Gerty dan Carl memenangkan Hadiah Nobel Kedokteran pada 1947 untuk penelitian mereka tentang metabolisme glikogen dan glukosa.

5. Irene Joliot-Curie dan Frederic Joliot (1935)



Irène Curie lahir di Paris pada 1897, enam tahun sebelum orang tuanya memenangkan Hadiah Nobel Fisika. Beberapa tahun kemudian, ia bertemu Frederic Joliot yang datang ke institut untuk bekerja sebagai asisten ibunya.

Irene dan Frederic menikah pada 1926. Mereka kemudian melakukan penelitian bersama dan secara terpisah. Keduanya dianugerahi Hadiah Nobel Kimia pada 1935 untuk penemuan radioaktivitas buatan mereka. (Lihat foto: Komet Neowise Melintasi Titik Terdekat dari Bumi)

6. Marie dan Pierre Curie (1903 and 1911)



Marie Sklodowska dibesarkan di Warsawa, Polandia. Sejak usia muda, ia didorong oleh keluarga dan gurunya untuk melanjutkan pendidikan tinggi. Ini membawanya ke Paris di mana dia akhirnya bertemu Pierre Curie.

Pasangan itu menikah pada 1895. Satu tahun kemudian, fisikawan Prancis Antoine Henri Becquerel menemukan bukti radioaktivitas, menginspirasi Marie untuk melakukan penelitian yang akhirnya dibantu sang suami. (Baca juga: Insiden Kematian Mengerikan akibat Radiasi)

Pada 1898, keduanya menemukan dua elemen baru: polonium dan radium. Bersama Becquerel, Marie dan Pierre memenangkan Hadiah Nobel dalam Fisika pada 1903, menjadi pasangan suami istri pertama yang melakukannya.

Tiga tahun kemudian, Pierre meninggal karena kecelakaan. Marie melanjutkan penelitiannya dan kembali memenangkan Nobel pada 1911, kali ini dalam bidang Kimia.

Sumber: www.worldatlas.com
(poe)
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More