Rusia Pertahankan Kontrol atas Senjata Nuklir yang Ditempatkan di Belarusia
Jum'at, 26 Mei 2023 - 00:01 WIB
MOSKOW - Kontrol atas keputusan untuk menggunakan senjata nuklir yang dikerahkan di Belarusia akan dilakukan oleh Rusia. Pernyataan itu diungkapkan Menteri Pertahanan (Menhan) Rusia Sergey Shoigu.
“Saya ingin mencatat bahwa seluruh rangkaian acara diselenggarakan secara ketat sesuai dengan kewajiban internasional yang ada dan tidak melanggar Perjanjian Non-Proliferasi Nuklir (NPT),” ungkap Shoigu.
Dia menegaskan, keputusan Rusia dan Belarusia tentang tindakan pembalasan di bidang militer-nuklir dibuat dalam konteks eskalasi ancaman yang sangat serius di perbatasan barat kedua negara.
"Dalam konteks eskalasi ancaman yang sangat serius di perbatasan barat Rusia dan Belarusia, keputusan telah dibuat tentang tindakan pembalasan di bidang militer-nuklir," papar Shoigu pada pertemuan menteri pertahanan CSTO di Minsk.
Sistem rudal operasional-taktis Iskander-M, yang dapat menggunakan rudal konvensional dan nuklir, telah dialihkan ke militer Belarusia, menurut dia.
"Prajurit Belarusia telah menerima pelatihan yang diperlukan di pusat pelatihan Rusia," ungkap Shoigu.
Menteri Pertahanan Rusia dan Belarusia menandatangani dokumen pada hari sebelumnya tentang mendefinisikan prosedur untuk menemukan fasilitas penyimpanan khusus untuk amunisi nuklir di wilayah Belarusia.
Shoigu menambahkan, negara-negara Barat memaksa otoritas Ukraina menunjukkan keuntungan taktis di medan perang, memompa negara itu dengan senjata senilai lebih dari USD65 miliar.
"Barat memaksa rezim Kiev untuk menunjukkan keuntungan taktis terlepas dari kerugian dan kesiapan untuk berperang 'hingga warga Ukraina terakhir', memompanya dengan senjata. Bantuan militer-teknis ke Kiev telah melebihi USD65 miliar," ujar Shoigu.
Menteri Pertahanan Rusia mengatakan Barat berusaha dengan segala cara untuk mengganggu situasi di sekitar Nagorno-Karabakh dan mendiskreditkan upaya penjaga perdamaian Rusia di wilayah yang dilanda konflik.
“Adapun situasi di wilayah Kaukasus sangat ditentukan oleh tingkat penyelesaian konflik Armenia-Azerbaijan. Sekarang keamanan di Nagorno-Karabakh didukung kontingen penjaga perdamaian Rusia. Namun, Barat berusaha dengan segala cara yang memungkinkan untuk campur tangan dalam situasi, meningkatkan kehadirannya dan mendiskreditkan kebijakan penjaga perdamaian Rusia," ungkap Shoigu.
Menhan menambahkan Armenia harus ikut serta dalam latihan militer bersama dalam kerangka Organisasi Perjanjian Keamanan Kolektif (CSTO).
"Armenia adalah anggota organisasi kami, sekutu kami. Kami tertarik membangun perdamaian dan melakukan segala kemungkinan untuk menstabilkan situasi di Transcaucasus. Pada saat yang sama, saya secara khusus ingin mencatat pentingnya partisipasi Armenia dalam kegiatan operasi gabungan dan pelatihan tempur dalam kerangka CSTO," pungkas Shoigu.
“Saya ingin mencatat bahwa seluruh rangkaian acara diselenggarakan secara ketat sesuai dengan kewajiban internasional yang ada dan tidak melanggar Perjanjian Non-Proliferasi Nuklir (NPT),” ungkap Shoigu.
Dia menegaskan, keputusan Rusia dan Belarusia tentang tindakan pembalasan di bidang militer-nuklir dibuat dalam konteks eskalasi ancaman yang sangat serius di perbatasan barat kedua negara.
"Dalam konteks eskalasi ancaman yang sangat serius di perbatasan barat Rusia dan Belarusia, keputusan telah dibuat tentang tindakan pembalasan di bidang militer-nuklir," papar Shoigu pada pertemuan menteri pertahanan CSTO di Minsk.
Sistem rudal operasional-taktis Iskander-M, yang dapat menggunakan rudal konvensional dan nuklir, telah dialihkan ke militer Belarusia, menurut dia.
"Prajurit Belarusia telah menerima pelatihan yang diperlukan di pusat pelatihan Rusia," ungkap Shoigu.
Menteri Pertahanan Rusia dan Belarusia menandatangani dokumen pada hari sebelumnya tentang mendefinisikan prosedur untuk menemukan fasilitas penyimpanan khusus untuk amunisi nuklir di wilayah Belarusia.
Shoigu menambahkan, negara-negara Barat memaksa otoritas Ukraina menunjukkan keuntungan taktis di medan perang, memompa negara itu dengan senjata senilai lebih dari USD65 miliar.
"Barat memaksa rezim Kiev untuk menunjukkan keuntungan taktis terlepas dari kerugian dan kesiapan untuk berperang 'hingga warga Ukraina terakhir', memompanya dengan senjata. Bantuan militer-teknis ke Kiev telah melebihi USD65 miliar," ujar Shoigu.
Kerjasama dengan Armenia dan Azerbaijan
Menteri Pertahanan Rusia mengatakan Barat berusaha dengan segala cara untuk mengganggu situasi di sekitar Nagorno-Karabakh dan mendiskreditkan upaya penjaga perdamaian Rusia di wilayah yang dilanda konflik.
“Adapun situasi di wilayah Kaukasus sangat ditentukan oleh tingkat penyelesaian konflik Armenia-Azerbaijan. Sekarang keamanan di Nagorno-Karabakh didukung kontingen penjaga perdamaian Rusia. Namun, Barat berusaha dengan segala cara yang memungkinkan untuk campur tangan dalam situasi, meningkatkan kehadirannya dan mendiskreditkan kebijakan penjaga perdamaian Rusia," ungkap Shoigu.
Menhan menambahkan Armenia harus ikut serta dalam latihan militer bersama dalam kerangka Organisasi Perjanjian Keamanan Kolektif (CSTO).
"Armenia adalah anggota organisasi kami, sekutu kami. Kami tertarik membangun perdamaian dan melakukan segala kemungkinan untuk menstabilkan situasi di Transcaucasus. Pada saat yang sama, saya secara khusus ingin mencatat pentingnya partisipasi Armenia dalam kegiatan operasi gabungan dan pelatihan tempur dalam kerangka CSTO," pungkas Shoigu.
(sya)
tulis komentar anda