Pertikaian Politik Pecah AS, Hubungan Republik dan Demokrat Melebar
Kamis, 23 Juli 2020 - 10:33 WIB
“Masyarakat ditangkap di jalan raya dan dimasukkan ke dalam mobil van atau mobil rental,” ujar Wali Kota Portland, Ted Wheeler. “Sebenarnya, mereka tidak tahu siapa yang menarik mereka ke dalam mobil van. Kami meminta agar agen federal segera meninggalkan jalan raya dan tidak melakukan aksi itu,” katanya.
Kejaksaan Agung AS diminta melakukan penyelidikan atas taktik yang diambil DHS. Sejumlah anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) AS juga mengajukan permintaan serupa. Namun, Trump membela aksi agen federal sebagai bentuk perlindungan terhadap wilayah perkotaan, bukan penghancuran.
Aksi yang dilakukan petugas pemerintah itu memperumit keadaan di AS. Sebab, siapa pemimpin unit itu juga tidak diketahui anggota Senat. Selain itu, DHS untuk pertama kali menurunkan pasukannya dalam meredam unjuk rasa, bukan seperti sebelumnya yang mengawasi imigrasi di perbatasan.
“Bapak Presiden telah memecat atau memaksa keluar hampir setiap Senat yang mengetahui pemimpin DHS. Sisanya tidak bisa diandalkan atau tidak berdaya melawan tekanan politik yang sangat hebat,” ujar Carrie Cordero dari Center for a New American Security. (Baca juga: Selain dari China, Indonesia Akan Datangkan Vaksin dari Inggris)
Dari 27 peran DHS, sepuluh di antaranya dipimpin kepala pelaksana tidak tetap atau sementara. Bahkan, tiga agen utama DHS, seperti Badan Bea Cukai dan Imigrasi, Perlindungan Perbatasan dan Bea Cukai, serta Layanan Imigrasi dan Kewarganegaraan selalu dikepalai pejabat sementara dalam tiga tahun terakhir.
Agen tak teridentifikasi dan terkonfirmasi dengan menggunakan mobil tanpa tanda pengenal alias polos menjadi kontroversi baru di AS . Praktik itu bukan sesuatu yang tidak disengaja, melainkan diorganisasi kelompok tertentu untuk menyembunyikan identitas dalam “membersihkan” jalan raya.
Sebelumnya, pengunjuk rasa juga pernah dibubarkan pasukan bergaya militer di Taman Lafayette hingga Gedung Putih pada bulan lalu. Hal itu dilakukan agar Trump bisa melintas. Trump juga menyandingkan kerusuhan di Chicago dengan medan perang di Afghanistan.
Pendirian Trump untuk mempertahankan polisi lokal dari gempuran Demokrat juga tidak bergeming. Para ahli menilai langkah-langkah itu diambil Trump untuk menunjukkan bahwa AS sedang tidak stabil dan hanya pemimpin kuat yang mampu menyelesaikannya.
Trump mengkritisi sikap pemerintah daerah yang dijalankan anggota Demokrat liberal sangat lemah dan tidak berani mengambil tindakan terhadap pengunjuk rasa. Sebaliknya, dia memuji pemerintah yang memulihkan ketertiban umum, sekalipun dengan jalan kekerasan, seperti yang dilakukan di Oregon.
Namun, para pejabat daerah berargumen penerjunan agen federal justru membuat situasi menjadi lebih buruk. Mereka bahkan meminta Trump mencabut pasukan tersebut dari Portland karena hanya meningkatkan ketegangan sosial dan politik. (Lihat videonya: Viral di Media Sosial, Bocah di Bali Terjepit Kepalanya di Tiang Listrik)
Kejaksaan Agung AS diminta melakukan penyelidikan atas taktik yang diambil DHS. Sejumlah anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) AS juga mengajukan permintaan serupa. Namun, Trump membela aksi agen federal sebagai bentuk perlindungan terhadap wilayah perkotaan, bukan penghancuran.
Aksi yang dilakukan petugas pemerintah itu memperumit keadaan di AS. Sebab, siapa pemimpin unit itu juga tidak diketahui anggota Senat. Selain itu, DHS untuk pertama kali menurunkan pasukannya dalam meredam unjuk rasa, bukan seperti sebelumnya yang mengawasi imigrasi di perbatasan.
“Bapak Presiden telah memecat atau memaksa keluar hampir setiap Senat yang mengetahui pemimpin DHS. Sisanya tidak bisa diandalkan atau tidak berdaya melawan tekanan politik yang sangat hebat,” ujar Carrie Cordero dari Center for a New American Security. (Baca juga: Selain dari China, Indonesia Akan Datangkan Vaksin dari Inggris)
Dari 27 peran DHS, sepuluh di antaranya dipimpin kepala pelaksana tidak tetap atau sementara. Bahkan, tiga agen utama DHS, seperti Badan Bea Cukai dan Imigrasi, Perlindungan Perbatasan dan Bea Cukai, serta Layanan Imigrasi dan Kewarganegaraan selalu dikepalai pejabat sementara dalam tiga tahun terakhir.
Agen tak teridentifikasi dan terkonfirmasi dengan menggunakan mobil tanpa tanda pengenal alias polos menjadi kontroversi baru di AS . Praktik itu bukan sesuatu yang tidak disengaja, melainkan diorganisasi kelompok tertentu untuk menyembunyikan identitas dalam “membersihkan” jalan raya.
Sebelumnya, pengunjuk rasa juga pernah dibubarkan pasukan bergaya militer di Taman Lafayette hingga Gedung Putih pada bulan lalu. Hal itu dilakukan agar Trump bisa melintas. Trump juga menyandingkan kerusuhan di Chicago dengan medan perang di Afghanistan.
Pendirian Trump untuk mempertahankan polisi lokal dari gempuran Demokrat juga tidak bergeming. Para ahli menilai langkah-langkah itu diambil Trump untuk menunjukkan bahwa AS sedang tidak stabil dan hanya pemimpin kuat yang mampu menyelesaikannya.
Trump mengkritisi sikap pemerintah daerah yang dijalankan anggota Demokrat liberal sangat lemah dan tidak berani mengambil tindakan terhadap pengunjuk rasa. Sebaliknya, dia memuji pemerintah yang memulihkan ketertiban umum, sekalipun dengan jalan kekerasan, seperti yang dilakukan di Oregon.
Namun, para pejabat daerah berargumen penerjunan agen federal justru membuat situasi menjadi lebih buruk. Mereka bahkan meminta Trump mencabut pasukan tersebut dari Portland karena hanya meningkatkan ketegangan sosial dan politik. (Lihat videonya: Viral di Media Sosial, Bocah di Bali Terjepit Kepalanya di Tiang Listrik)
tulis komentar anda