4 Negara di Asia Paling Rajin Eksekusi Mati Para Demonstran
Sabtu, 20 Mei 2023 - 11:20 WIB
Pada 2019, sebanyak 37 orang dieksekusi mati, mayoritas adalah pria Syiah. Yang paling menghebohkan dunia adalah eksekusi mati ulama Syiah Sheikh Nimr al-Nimr pada 2016 bersama 47 orang lainnya yang memicu ketegangan dengan Iran.
Pada 2020, Perintah Kerajaan mengumumkan diakhirniya hukuman mati bagi orang yang berusia di bawah 18 tahun, kecuali terlibat kasus terorisme. Pada awal 2021, Arab Saudi menghentikan hukuman mati bagi penjahat terkait narkotika.
2. Iran
Foto/Reuters
Iran mengeksekusi mati tiga orang demonstran anti-pemerintah pada Jumat (19/5/2023). Ketiga orang itu menggelar aksi demonstrasi pada November 2022. Mereka dituduh terlibat dalam penembakan yang menewaskan tiga petugas keamanan di Isfahan, Iran.
Ketiga pria itu adalah Majid Kazemi, 30, Saleh Mirhashemi, 36, dan Saeed Yaqoubi, 37. Sebelum ditangkap, ketiga orang itu menghilang dan disiksa oleh petugas keamanan.
Amnesty International menuding bahwa persidangan ketiga demonstran tersebut tidak adil. Empat demonstran lainnya sudah digantung sejak Desember 2022. Puluhan demonstran anti-pemerintah lainnya sudah didakwa dengan hukuman mati.
Demonstrasi anti-pemerintah memanas di Iran setelah kematian Mahsa Amini, 22, perempuan Kurdi, di tahanan polisi Moral di Teheran pada September 2022, karena tidak menggunakan hijab dengan sempurna.
“Pengunaan hukuman mati terhadap para demonstran merupakan tindakan kejam,” kata Diana Eltahawy, Deputi Direktur Amnesty International Timur Tengah, dilansir BBC. Dia mengatakan, para demonstran tersebut menuntut hak dalam demonstrasi mereka.
Pada 2020, Perintah Kerajaan mengumumkan diakhirniya hukuman mati bagi orang yang berusia di bawah 18 tahun, kecuali terlibat kasus terorisme. Pada awal 2021, Arab Saudi menghentikan hukuman mati bagi penjahat terkait narkotika.
2. Iran
Foto/Reuters
Iran mengeksekusi mati tiga orang demonstran anti-pemerintah pada Jumat (19/5/2023). Ketiga orang itu menggelar aksi demonstrasi pada November 2022. Mereka dituduh terlibat dalam penembakan yang menewaskan tiga petugas keamanan di Isfahan, Iran.
Ketiga pria itu adalah Majid Kazemi, 30, Saleh Mirhashemi, 36, dan Saeed Yaqoubi, 37. Sebelum ditangkap, ketiga orang itu menghilang dan disiksa oleh petugas keamanan.
Amnesty International menuding bahwa persidangan ketiga demonstran tersebut tidak adil. Empat demonstran lainnya sudah digantung sejak Desember 2022. Puluhan demonstran anti-pemerintah lainnya sudah didakwa dengan hukuman mati.
Demonstrasi anti-pemerintah memanas di Iran setelah kematian Mahsa Amini, 22, perempuan Kurdi, di tahanan polisi Moral di Teheran pada September 2022, karena tidak menggunakan hijab dengan sempurna.
“Pengunaan hukuman mati terhadap para demonstran merupakan tindakan kejam,” kata Diana Eltahawy, Deputi Direktur Amnesty International Timur Tengah, dilansir BBC. Dia mengatakan, para demonstran tersebut menuntut hak dalam demonstrasi mereka.
tulis komentar anda