Erdogan Puji Hubungan Spesial dengan Vladimir Putin

Sabtu, 20 Mei 2023 - 08:32 WIB
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan (kiri) memuji hubungan spesialnya dengan Presiden Rusia Vladimir Putin. Foto/REUTERS
ANKARA - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan memuji hubungan spesialnya dengan Presiden Rusia Vladimir Putin .

Menurut Erdogan, tanpa hubungan spesial tersebut, perpanjangan kesepakatan biji-bijian Laut Hitam tidak akan mungkin terjadi.

Itu disampaikannya dalam dalam sebuah wawancara dengan CNN pada hari Jumat (19/5/2023).



Ditengahi dengan mediasi PBB dan Turki Juli lalu, prakarsa tersebut memungkinkan Ukraina mengekspor biji-bijian dan pupuknya ke pasar di seluruh dunia meskipun ada konflik militer yang sedang berlangsung dengan Rusia.

Kesepakatan itu akan berakhir pada 18 Mei, tetapi Rusia menandatangani perpanjangan 60 hari pada hari Rabu.



Itu dilakukan meskipun Uni Eropa telah gagal untuk mencabut pembatasan ekspor biji-bijian dan pupuk Rusia seperti yang telah disepakati.

“Ini dimungkinkan karena hubungan spesial kami dengan Presiden Putin,” kata Erdogan.

“Anda membutuhkan pendekatan yang seimbang terhadap negara seperti Rusia, yang akan menjadi pendekatan yang jauh lebih menguntungkan," katanya lagi.

Perpanjangan kesepakatan itu merupakan kemenangan politik bagi Erdogan, yang telah memposisikan dirinya sebagai perantara dan pembawa damai potensial antara Moskow dan Kiev.

Erdogan telah berbicara secara teratur dengan Putin sejak operasi militer Rusia di Ukraina dimulai, dan Turki adalah satu-satunya anggota NATO yang tidak memberlakukan sanksi ekonomi terhadap Moskow.

“Kami tidak berada pada titik di mana kami akan menjatuhkan sanksi terhadap Rusia seperti yang telah dilakukan Barat. Kami tidak terikat oleh sanksi Barat,” kata Erdogan.

“Kami adalah negara yang kuat dan kami memiliki hubungan positif dengan Rusia.”

Mengincar masa jabatan ketiga berturut-turut sebagai presiden, Erdogan lolos putaran pertama pemilihan presiden (pilpres) Turki pekan lalu. Dia akan bersaing dengan rival terkuatnya, Kemal Kilicdaroglu pada putaran kedua pilpres 28 Mei mendatang.

Menjelang pemungutan suara lalu, Erdogan menuduh Kilicdaroglu mencoba untuk "melepaskan" Türki dari Rusia.

Sementara Kilicdaroglu tidak mengancam akan memutuskan hubungan dengan Moskow, dia baru-baru ini menuduh Rusia ikut campur dalam pemilu Turki—klaim yang membuatnya mendapat teguran dari Kremlin.
(mas)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More