Sebut Tidak Masuk Akal, PM Palestina Kutuk Pawai Bendera Israel
Jum'at, 19 Mei 2023 - 00:16 WIB
YERUSALEM - Perdana Menteri (PM) Palestina mengutuk pawai bendera Israel , menyebutnya sebagai upaya konyol dan provokatif untuk memaksakan fakta palsu di lapangan.
Dalam sebuah pernyataan, Mohammed Shtayyeh mengatakan pawai bendera Israel, di mana puluhan ribu pemukim Israel berbaris melalui Muslim Quarter di Kota Tua, tidak memberikan legitimasi kepada pendudukan Israel melalui kebijakan absurd dan praktik represifnya.
“Itu tidak dapat mengubah fitur Kota Suci dengan penduduk Palestina di Yerusalem, kesucian Islam dan Kristennya, dan landmarknya yang menolak penjajah yang datang ke sana,” katanya seperti dikutip dari New Arab, Jumat (19/5/2023).
Pawai yang digelar pada Kamis sore waktu setempat adalah parade tahunan kelompok sayap kanan Israel yang merayakan penaklukan Yerusalem Timur pada tahun 1967 dan penjajahan selanjutnya, yang oleh pemerintah Israel disebut sebagai "penyatuan kembali" Yerusalem.
Pawai bendera Israel itu seringkali disertai kekerasan brutal terhadap warga sipil Palestina.
Antara 100.000 dan 200.000 pemuda Yahudi Ortodoks diperkirakan ikut serta dalam pawai tersebut.
Aksi provokasi semacam itu mengancam mengganggu kesepakatan gencatan senjata antara Jihad Islam Palestina dan Israel, di tengah kekhawatiran bentrokan kekerasan di Yerusalem.
Tentara Israel telah memperkuat sistem pertahanan Iron Dome karena kekhawatiran akan serangan roket dari Jalur Gaza sebagai tanggapan atas pawai tersebut.
Gedung Putih mendesak warga Israel dan Palestina untuk tetap tenang dan menahan diri serta menghindari tindakan atau retorika apa pun seputar pawai yang dapat menyebabkan ketegangan meningkat.
Dalam sebuah pernyataan, Mohammed Shtayyeh mengatakan pawai bendera Israel, di mana puluhan ribu pemukim Israel berbaris melalui Muslim Quarter di Kota Tua, tidak memberikan legitimasi kepada pendudukan Israel melalui kebijakan absurd dan praktik represifnya.
“Itu tidak dapat mengubah fitur Kota Suci dengan penduduk Palestina di Yerusalem, kesucian Islam dan Kristennya, dan landmarknya yang menolak penjajah yang datang ke sana,” katanya seperti dikutip dari New Arab, Jumat (19/5/2023).
Baca Juga
Pawai yang digelar pada Kamis sore waktu setempat adalah parade tahunan kelompok sayap kanan Israel yang merayakan penaklukan Yerusalem Timur pada tahun 1967 dan penjajahan selanjutnya, yang oleh pemerintah Israel disebut sebagai "penyatuan kembali" Yerusalem.
Pawai bendera Israel itu seringkali disertai kekerasan brutal terhadap warga sipil Palestina.
Antara 100.000 dan 200.000 pemuda Yahudi Ortodoks diperkirakan ikut serta dalam pawai tersebut.
Baca Juga
Aksi provokasi semacam itu mengancam mengganggu kesepakatan gencatan senjata antara Jihad Islam Palestina dan Israel, di tengah kekhawatiran bentrokan kekerasan di Yerusalem.
Tentara Israel telah memperkuat sistem pertahanan Iron Dome karena kekhawatiran akan serangan roket dari Jalur Gaza sebagai tanggapan atas pawai tersebut.
Gedung Putih mendesak warga Israel dan Palestina untuk tetap tenang dan menahan diri serta menghindari tindakan atau retorika apa pun seputar pawai yang dapat menyebabkan ketegangan meningkat.
Baca Juga
(ian)
tulis komentar anda