Sama-sama Kuat, Erdogan dan Kilicdaroglu Bertarung di Putaran 2 Pilpres Turki
Senin, 15 Mei 2023 - 09:09 WIB
"Sejauh ini mereka melakukan segala daya mereka untuk menunda proses," katanya, seperti dikutip Reuters, Senin (15/5/2023).
Di Ankara, pendukung kedua belah pihak merayakan kemenangan sementara tersebut.
Kerumunan di luar markas AKP mengangkat poster Erdogan saat mereka menyanyikan lagu dan menari.
“Saya sudah di sini sejak siang untuk merayakan kemenangan kami. Ini hari kita,” kata Davut (25), mengibarkan bendera Erdogan.
Sekitar seribu orang berkumpul di markas partai-nya Kilicdaroglu, CHP, mengibarkan bendera pendiri Turki Mustafa Kemal Ataturk dan memainkan drum.
Putara kedua pilpres Turki pada 28 Mei adalah salah satu keputusan politik paling penting dalam sejarah 100 tahun negara itu dan akan bergema jauh di luar perbatasan Turki.
Kekalahan Erdogan, salah satu sekutu terpenting Presiden Vladimir Putin, kemungkinan akan membuat Kremlin bingung tetapi menghibur pemerintahan Joe Biden, serta banyak pemimpin Eropa dan Timur Tengah yang memiliki hubungan bermasalah dengan Erdogan.
Erdogan, pemimpin terlama Turki, telah mengubah anggota NATO dan negara terbesar kedua di Eropa itu menjadi pemain global, memodernisasikannya melalui megaproyek seperti jembatan baru, rumah sakit, dan bandara, serta membangun industri militer yang dicari oleh negara asing.
Tetapi kebijakan ekonominya yang bergejolak dengan suku bunga rendah, yang memicu krisis biaya hidup dan inflasi, membuatnya menjadi mangsa kemarahan para pemilih.
Lambatnya tanggapan pemerintahnya terhadap gempa dahsyat di tenggara Turki yang menewaskan 50.000 orang menambah kekecewaan para pemilih.
Di Ankara, pendukung kedua belah pihak merayakan kemenangan sementara tersebut.
Kerumunan di luar markas AKP mengangkat poster Erdogan saat mereka menyanyikan lagu dan menari.
“Saya sudah di sini sejak siang untuk merayakan kemenangan kami. Ini hari kita,” kata Davut (25), mengibarkan bendera Erdogan.
Sekitar seribu orang berkumpul di markas partai-nya Kilicdaroglu, CHP, mengibarkan bendera pendiri Turki Mustafa Kemal Ataturk dan memainkan drum.
Putara kedua pilpres Turki pada 28 Mei adalah salah satu keputusan politik paling penting dalam sejarah 100 tahun negara itu dan akan bergema jauh di luar perbatasan Turki.
Kekalahan Erdogan, salah satu sekutu terpenting Presiden Vladimir Putin, kemungkinan akan membuat Kremlin bingung tetapi menghibur pemerintahan Joe Biden, serta banyak pemimpin Eropa dan Timur Tengah yang memiliki hubungan bermasalah dengan Erdogan.
Erdogan, pemimpin terlama Turki, telah mengubah anggota NATO dan negara terbesar kedua di Eropa itu menjadi pemain global, memodernisasikannya melalui megaproyek seperti jembatan baru, rumah sakit, dan bandara, serta membangun industri militer yang dicari oleh negara asing.
Tetapi kebijakan ekonominya yang bergejolak dengan suku bunga rendah, yang memicu krisis biaya hidup dan inflasi, membuatnya menjadi mangsa kemarahan para pemilih.
Lambatnya tanggapan pemerintahnya terhadap gempa dahsyat di tenggara Turki yang menewaskan 50.000 orang menambah kekecewaan para pemilih.
tulis komentar anda