Rusia Coba Hancurkan Sistem Rudal Patriot AS di Ukraina dengan Misil Hipersonik

Sabtu, 13 Mei 2023 - 15:29 WIB
Rusia mencoba menghancurkan sistem pertahanan rudal Patriot buatan AS yang dioperasikan di Ukraina. Rusia melakukannya dengan rudal hipersonik. Foto/REUTERS
WASHINGTON - Rusia telah mencoba menghancurkan sistem pertahanan rudal Patriot buatan Amerika Serikat (AS) yang dioperasikan di Ukraina dengan rudal hipersonik pada pekan lalu.

Upaya Moskow itu diungkap dua pejabat Amerika kepada CNN, Sabtu (13/5/2023).

Menurut para pejabat tersebut, serangan Rusia itu gagal. Sebaliknya, militer Ukraina malah mencegat rudal itu menggunakan sistem Patriot.



Itu menandai keberhasilan pertama Kiev menggunakan sistem pertahanan udara canggih buatan AS hanya beberapa minggu setelah sistem itu tiba di Ukraina.



Seorang pejabat AS mengatakan pasukan pertahanan udara Ukraina menembakkan beberapa rudal pencegat dari sistem Patriot pada sudut yang berbeda untuk mencegat rudal hipersonik Rusia, menunjukkan seberapa cepat mereka mahir menggunakan sistem yang kuat.

Pejabat AS percaya bahwa Rusia menangkap sinyal yang dipancarkan dari Patriot, memungkinkan mereka untuk menargetkan sistem itu menggunakan rudal hipersonik, yang dikenal sebagai Kinzhal atau Killjoy.

Sistem rudal Patriot memiliki radar yang kuat untuk mendeteksi target yang masuk dari jarak jauh, menjadikannya platform pertahanan udara yang kuat yang mampu mencegat rudal balistik dan banyak lagi.

Tetapi emisi radar yang diperlukan untuk menemukan ancaman dari kejauhan juga memungkinkan musuh untuk mendeteksi baterai Patriot dan mengetahui lokasinya.

Tidak seperti beberapa sistem pertahanan udara jarak pendek yang disediakan ke Ukraina yang bergerak dan lebih sulit untuk ditargetkan, baterai sistem Patriot yang besar adalah sistem stasioner, memungkinkan Rusia membidik lokasi dari waktu ke waktu.

Menurut para pejabat AS, ada cara untuk menyamarkan sinyal-sinyal itu sampai batas tertentu, tetapi militer Rusia ternyata mampu mengetahui lokasi kasar sistem Patriot yang ditempatkan di luar Kiev.



Intersepsi terhadap rudal hipersonik Rusia terjadi pada malam 4 Mei. Demikian diumumkan Mykola Oleshchuk, komandan Angkatan Udara Ukraina, akhir pekan lalu.

Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov sebelumnya mengatakan bahwa sistem rudal Patriot pasti akan menjadi target yang sah bagi pasukan Rusia.

Juru bicara Pentagon Brigadir Jenderal Patrick Ryder mengonfirmasi awal pekan ini bahwa Ukraina telah menggunakan sistem Patriot untuk mencegat rudal Kinzhal, yang dapat mencapai kecepatan hipersonik.

Ukraina telah menerima setidaknya dua sistem Patriot, satu dari Amerika Serikat dan satu dari Jerman, untuk meningkatkan pertahanan udaranya, yang sebelumnya tidak mampu mencegat rudal Rusia yang lebih modern seperti Kinzhal.

Ketika AS pertama kali mengumumkan akan mengirim sistem rudal Patriot ke Ukraina, jadwal pengiriman adalah berbulan-bulan, mengingat kompleksitas sistem dan kebutuhan untuk melatih lusinan tentara Ukraina tentang cara mengoperasikan baterai sistem, yang memiliki banyak komponen.

Tetapi Ukraina sudah berpengalaman dalam penggunaan sistem pertahanan udara, memungkinkan AS untuk memadatkan program pelatihan standar sekitar satu tahun menjadi beberapa bulan.

Pemeriksaan terakhir sistem Patriot berlangsung pada pertengahan April, di mana pelatih AS, Jerman, dan Belanda bergabung dengan anggota layanan Ukraina untuk pemeriksaan terakhir sistem sebelum dikirim ke Ukraina segera setelah itu.

Pakar militer Moskow dan sumber di Kementerian Pertahanan Rusia telah menolak klaim Ukraina menembak jatuh rudal hipersonik Kinzhal dengan sistem rudal Patriot buatan AS.

Salah satu pakar militer Moskow, Alexey Leonkov, mengatakan tidak mungkin menembak jatuh rudal hipersonik Kinzhal dengan sistem rudal permukaan-ke-udara (SAM) Patriot MIM-104.

Dia menjelaskan bahwa radar SAM tidak dapat melacak Kinzhal karena batas kecepatan target yang dicegat mencapai Mach3. “Ketika mereka (Ukraina) menggunakan rudal Patriot langsung, mereka tidak dapat mengidentifikasi apa pun yang mampu terbang lebih cepat (dari Mach3). Dalam kasus rudal Patriot terbang mengejar Kinzhal, pencegat harus terbang setidaknya 1,5 kali lebih cepat dari rudal hipersonik Rusia,” katanya.

"Patriot tidak pernah bekerja dengan jenis target seperti Kh-47, oleh karena itu terlalu dini untuk bergembira,” ujarnya.
(mas)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More