Sejarah Terciptanya Hari Buruh Internasional
Jum'at, 28 April 2023 - 20:47 WIB
JAKARTA - Sebagian besar negara di dunia memperingati Hari Buruh Internasional setiap tanggal 1 Mei. Peringatan dilakukan untuk mengenang perjuangan dan pencapaian oleh para pekerja dan gerakan buruh.
Hari Buruh Internasional merupakan salah satu hari yang paling penting bagi masyarakat dunia. Seperti hari besar pada umumnya, Hari Buruh Internasional juga mempunyai sejarah yang menarik untuk diketahui.
Kala itu para buruh meminta agar jam kerja dipersingkat menjadi 8 jam perhari, karena sebelumnya mereka dituntut untuk bekerja selama 16 jam dalam sehari. Federasi Buruh Amerika pun meminta agar para pekerja untuk mogok agar tuntutannya diterima.
Para buruh pun kemudian menurutinya dan melakukan pemogokan kerja hingga beberapa hari lamanya. Namun pada tanggal 3 Mei 1986, aksi para buruh berubah menjadi anarkis.
Pihak kepolisian dituding memihak para penguasa kapitalis karena menembak pekerja yang tidak bersenjata dan membunuh beberapa diantara mereka. Untuk memperbaiki keadaan, pemerintah pun ingin bertemu kaum buruh dengan mengumpulkannya di alun-alun Haymarket, Chicago, Amerika Serikat.
Namun saat berkumpul, sebuah bom pun dilemparkan yang menyebabkan polisi melepaskan tembakan ke arah para pengunjuk rasa. Kejadian tersebut menelan biaya hidup ratusan buruh, warga sipil dan petugas kepolisian.
Beberapa tahun kemudian, peristiwa itut telah mengilhami pertemuan sosialis internasional di Paris untuk membahas May Day sebagai hari libur yang menghormati hak-hak pekerja.
Pada Mei 1894, para pekerja melakukan pemogokan untuk memprotes hari kerja 16 jam dan upah rendah di Pullman Palace Car Company, yang memproduksi gerbong kereta api di pabrik dekat Chicago.
Hari Buruh Internasional merupakan salah satu hari yang paling penting bagi masyarakat dunia. Seperti hari besar pada umumnya, Hari Buruh Internasional juga mempunyai sejarah yang menarik untuk diketahui.
Sejarah Hari Buruh Internasional
Sejarah Hari Buruh Internasional bermula ketika adanya aksi yang dilakukan oleh para buruh di Chicago Amerika Serikat pada tahun 1886 yang menuntut pemangkasan jam kerja agar menjadi lebih pendek.Kala itu para buruh meminta agar jam kerja dipersingkat menjadi 8 jam perhari, karena sebelumnya mereka dituntut untuk bekerja selama 16 jam dalam sehari. Federasi Buruh Amerika pun meminta agar para pekerja untuk mogok agar tuntutannya diterima.
Para buruh pun kemudian menurutinya dan melakukan pemogokan kerja hingga beberapa hari lamanya. Namun pada tanggal 3 Mei 1986, aksi para buruh berubah menjadi anarkis.
Pihak kepolisian dituding memihak para penguasa kapitalis karena menembak pekerja yang tidak bersenjata dan membunuh beberapa diantara mereka. Untuk memperbaiki keadaan, pemerintah pun ingin bertemu kaum buruh dengan mengumpulkannya di alun-alun Haymarket, Chicago, Amerika Serikat.
Namun saat berkumpul, sebuah bom pun dilemparkan yang menyebabkan polisi melepaskan tembakan ke arah para pengunjuk rasa. Kejadian tersebut menelan biaya hidup ratusan buruh, warga sipil dan petugas kepolisian.
Beberapa tahun kemudian, peristiwa itut telah mengilhami pertemuan sosialis internasional di Paris untuk membahas May Day sebagai hari libur yang menghormati hak-hak pekerja.
Pada Mei 1894, para pekerja melakukan pemogokan untuk memprotes hari kerja 16 jam dan upah rendah di Pullman Palace Car Company, yang memproduksi gerbong kereta api di pabrik dekat Chicago.
Lihat Juga :
tulis komentar anda