Kepala Polisi di Ukraina yang Membelot ke Rusia Tewas Dibom
Jum'at, 28 April 2023 - 10:28 WIB
MELITOPOL - Seorang kepala polisi di kota Melitopol, Ukraina , yang membelot ke Rusia telah tewas oleh ledakan bom rakitan di pintu masuk blok tempat tinggaalnya, Kamis.
Oleksandr Mishchenko membelot ke Rusia setelah kota Melitopol diduduki pasukan Moskow.
Sebelum serangan bom, baru-baru ini ada laporan tentang peningkatan aktivitas partisan Ukraina di Melitopol.
Wali Kota Melitopol yang diasingkan, Ivan Fedorov, mengatakan bahwa petugas polisi yang tewas itu adalah seorang pengkhianat.
Kota Melitopol berada di Provinsi Zaporizhzhia, salah satu dari empat wilayah yang diklaim telah dianeksasi Rusia tahun lalu setelah invasi, meskipun pasukan hanya menguasai sebagian wilayah tersebut.
Setelah Mariupol, Melitopol adalah kota terbesar di wilayah yang diduduki Rusia sejak Februari 2022.
Kementerian Dalam Negeri Rusia mengatakan ledakan bom rakitan itu terjadi pada pukul 05.20 waktu setempat.
Ditambahkan bahwa dua polisi terluka dan dirawat di rumah sakit, tetapi kemudian salah satu dari mereka meninggal.
Video dari tempat kejadian menunjukkan kawah di sebelah gedung apartemen dan mobil di dekatnya dengan jendela pecah.
"Jalan masing-masing kolaborator dapat diprediksi: pengkhianatan kemarin, kepanikan hari ini, pembantaian besok," tulis Fedorov di saluran Telegramnya tentang kematian kepala polisi yang membelot tersebut, seperti dikutip BBC, Jumat (28/4/2023).
Dia mengatakan bahwa sebelum invasi, Mishchenko pernah menjadi kepala departemen kepolisian distrik Priazovsky, menambahkan bahwa dia tidak hanya membelot tetapi juga menipu karyawannya untuk menjadi pengkhianat. Tidak jelas apa yang dimaksud Fedorov dengan tuduhan itu.
Di postingan selanjutnya dia menyebut polisi kedua sebagai Yuryy Akimov, asisten dan sopir Mishchenko.
Dia mengatakan polisi menangkap seorang "gadis yang berdiri di halte bus" atas insiden tersebut, menyiratkan bahwa mereka tidak dapat menemukan pelaku sebenarnya.
Sementara itu, surat kabar Ukraina, Ukrainska Pravda, merilis sebuah video yang memperlihatkan seorang pria dengan suara dan fitur yang disamarkan mengaku bertanggung jawab atas ledakan bom rakitan tersebut.
Pria itu terlihat berkata: "Maaf atas suara keras pagi ini, kami sedang membersihkan sampah, dengan kata lain menghilangkan Yudas Oleksandr Mishchenko."
Dia kemudian memperingatkan kolaborator lain bahwa mereka menghadapi nasib yang sama.
Volodymyr Rogov, seorang pejabat Rusia di wilayah Zaporizhzhia, mengatakan Mishchenko telah beberapa kali diancam oleh "teroris" karena memulihkan perdamaian di wilayah tersebut, mencegah tindakan ilegal dan menciptakan ketertiban di tanah kelahirannya.
Tahun lalu, sejumlah pejabat Rusia tewas dalam serangan di wilayah pendudukan, termasuk wilayah Zaporizhzhia.
Salah satunya adalah Oleh Boyko, Wakil Wali Kota Berdyansk, yang meninggal bersama istrinya pada bulan September dalam operasi pembunuhan.
Oleksandr Mishchenko membelot ke Rusia setelah kota Melitopol diduduki pasukan Moskow.
Sebelum serangan bom, baru-baru ini ada laporan tentang peningkatan aktivitas partisan Ukraina di Melitopol.
Wali Kota Melitopol yang diasingkan, Ivan Fedorov, mengatakan bahwa petugas polisi yang tewas itu adalah seorang pengkhianat.
Kota Melitopol berada di Provinsi Zaporizhzhia, salah satu dari empat wilayah yang diklaim telah dianeksasi Rusia tahun lalu setelah invasi, meskipun pasukan hanya menguasai sebagian wilayah tersebut.
Setelah Mariupol, Melitopol adalah kota terbesar di wilayah yang diduduki Rusia sejak Februari 2022.
Kementerian Dalam Negeri Rusia mengatakan ledakan bom rakitan itu terjadi pada pukul 05.20 waktu setempat.
Ditambahkan bahwa dua polisi terluka dan dirawat di rumah sakit, tetapi kemudian salah satu dari mereka meninggal.
Video dari tempat kejadian menunjukkan kawah di sebelah gedung apartemen dan mobil di dekatnya dengan jendela pecah.
"Jalan masing-masing kolaborator dapat diprediksi: pengkhianatan kemarin, kepanikan hari ini, pembantaian besok," tulis Fedorov di saluran Telegramnya tentang kematian kepala polisi yang membelot tersebut, seperti dikutip BBC, Jumat (28/4/2023).
Dia mengatakan bahwa sebelum invasi, Mishchenko pernah menjadi kepala departemen kepolisian distrik Priazovsky, menambahkan bahwa dia tidak hanya membelot tetapi juga menipu karyawannya untuk menjadi pengkhianat. Tidak jelas apa yang dimaksud Fedorov dengan tuduhan itu.
Di postingan selanjutnya dia menyebut polisi kedua sebagai Yuryy Akimov, asisten dan sopir Mishchenko.
Dia mengatakan polisi menangkap seorang "gadis yang berdiri di halte bus" atas insiden tersebut, menyiratkan bahwa mereka tidak dapat menemukan pelaku sebenarnya.
Sementara itu, surat kabar Ukraina, Ukrainska Pravda, merilis sebuah video yang memperlihatkan seorang pria dengan suara dan fitur yang disamarkan mengaku bertanggung jawab atas ledakan bom rakitan tersebut.
Pria itu terlihat berkata: "Maaf atas suara keras pagi ini, kami sedang membersihkan sampah, dengan kata lain menghilangkan Yudas Oleksandr Mishchenko."
Dia kemudian memperingatkan kolaborator lain bahwa mereka menghadapi nasib yang sama.
Volodymyr Rogov, seorang pejabat Rusia di wilayah Zaporizhzhia, mengatakan Mishchenko telah beberapa kali diancam oleh "teroris" karena memulihkan perdamaian di wilayah tersebut, mencegah tindakan ilegal dan menciptakan ketertiban di tanah kelahirannya.
Tahun lalu, sejumlah pejabat Rusia tewas dalam serangan di wilayah pendudukan, termasuk wilayah Zaporizhzhia.
Salah satunya adalah Oleh Boyko, Wakil Wali Kota Berdyansk, yang meninggal bersama istrinya pada bulan September dalam operasi pembunuhan.
(mas)
tulis komentar anda