Gadis 15 Tahun Diduga Diperkosa dan Dibunuh, Kota India Jadi Medan Tempur
Senin, 20 Juli 2020 - 14:41 WIB
CHOPRA - Kota Chopra di distrik Uttar Dinajpur, negara bagian Bengal, India , berubah menjadi medan pertempuran antara massa dengan pasukan polisi pada Minggu sore. Pemicu bentrok adalah kematian seorang gadis 15 tahun yang diduga diperkosa dan dibunuh.
Massa mengamuk setelah polisi mengatakan hasil post mortem mengungkapkan bahwa korban meninggal karena keracunan.
Massa yang marah membakar tiga bus pemerintah dan dua mobil polisi serta merusak sejumlah kendaraan lain. "Kami menginginkan keadilan,” teriak massal yang mengamuk dan menyerang polisi. (Baca: Wanita India Ini Diperkosa 4 Pria, tapi Malah Dipenjara )
Kasus kematian korban diseret ke politik, di mana para pemimpin Partai Bharatiya Janata (BJP) mengklaim bahwa korban adalah anggota keluarga pendukung BJP dan dengan demikian dia menjadi sasaran para preman yang didukung oleh Partai Kongres Trinamool yang berkuasa di negara bagian setempat.
Setidaknya 30 orang, termasuk beberapa personel polisi, terluka dalam pertempuran sengit itu. Ketegangan terasa di wilayah itu sampai larut malam.
Daerah di mana dugaan pemerkosaan dan pembunuhan terjadi berada di bawah wilayah Chaturagaj-Sonapur. Korban ditemukan di tepi jalan Minggu pagi hari, sekitar 700 meter dari rumahnya. Dia dibawa ke rumah sakit Chopra dan kemudian ke dirujuk rumah sakit sub-divisi Islampur di mana dokter menyatakan dia telah meninggal. (Baca: Perempuan India Diperkosa di Bus, Ada Banyak Penumpang di Dalamnya )
Keluarga korban mengklaim bahwa ponsel dan jaringan orang yang diduga sebagai pembunuh korban telah ditemukan, tetapi seorang petugas polisi yang meminta ditulis secara anonim mengatakan; "Sebotol racun juga ditemukan."
Penduduk lokal dan pendukung BJP memblokir jalan raya di Chopra selama berjam-jam. Pada sore hari, massa memblokade kawasan jalan NH-31. Ketika polisi mencoba untuk menghapus blokade, para pengunjuk rasa melemparkan batu. Beberapa bentrokan terjadi dan polisi harus menggunakan tembakan gas air mata untuk mengendalikan situasi.
"Tubuh (korban) telah dikirim untuk pemeriksaan post mortem," kata petugas polisi Kartik Chandra Mondal, seperti dikutip Hindustan Times, Senin (20/7/2020).
Saudara perempuan dari korban mengklaim bahwa korban diperkosa dan dibunuh karena keluarganya mendukung BJP. Dia mengklaim bahwa dirinya adalah pemimpin BJP lokal dan menyalahkan Partai Kongres Trinamool (TMC) yang berkuasa atas insiden tersebut.
Massa mengamuk setelah polisi mengatakan hasil post mortem mengungkapkan bahwa korban meninggal karena keracunan.
Massa yang marah membakar tiga bus pemerintah dan dua mobil polisi serta merusak sejumlah kendaraan lain. "Kami menginginkan keadilan,” teriak massal yang mengamuk dan menyerang polisi. (Baca: Wanita India Ini Diperkosa 4 Pria, tapi Malah Dipenjara )
Kasus kematian korban diseret ke politik, di mana para pemimpin Partai Bharatiya Janata (BJP) mengklaim bahwa korban adalah anggota keluarga pendukung BJP dan dengan demikian dia menjadi sasaran para preman yang didukung oleh Partai Kongres Trinamool yang berkuasa di negara bagian setempat.
Setidaknya 30 orang, termasuk beberapa personel polisi, terluka dalam pertempuran sengit itu. Ketegangan terasa di wilayah itu sampai larut malam.
Daerah di mana dugaan pemerkosaan dan pembunuhan terjadi berada di bawah wilayah Chaturagaj-Sonapur. Korban ditemukan di tepi jalan Minggu pagi hari, sekitar 700 meter dari rumahnya. Dia dibawa ke rumah sakit Chopra dan kemudian ke dirujuk rumah sakit sub-divisi Islampur di mana dokter menyatakan dia telah meninggal. (Baca: Perempuan India Diperkosa di Bus, Ada Banyak Penumpang di Dalamnya )
Keluarga korban mengklaim bahwa ponsel dan jaringan orang yang diduga sebagai pembunuh korban telah ditemukan, tetapi seorang petugas polisi yang meminta ditulis secara anonim mengatakan; "Sebotol racun juga ditemukan."
Penduduk lokal dan pendukung BJP memblokir jalan raya di Chopra selama berjam-jam. Pada sore hari, massa memblokade kawasan jalan NH-31. Ketika polisi mencoba untuk menghapus blokade, para pengunjuk rasa melemparkan batu. Beberapa bentrokan terjadi dan polisi harus menggunakan tembakan gas air mata untuk mengendalikan situasi.
"Tubuh (korban) telah dikirim untuk pemeriksaan post mortem," kata petugas polisi Kartik Chandra Mondal, seperti dikutip Hindustan Times, Senin (20/7/2020).
Saudara perempuan dari korban mengklaim bahwa korban diperkosa dan dibunuh karena keluarganya mendukung BJP. Dia mengklaim bahwa dirinya adalah pemimpin BJP lokal dan menyalahkan Partai Kongres Trinamool (TMC) yang berkuasa atas insiden tersebut.
Lihat Juga :
tulis komentar anda