AS Sebut Perang Masa Depan dengan China di Taiwan akan Cepat, Penuh Rudal
Selasa, 04 April 2023 - 19:34 WIB
WASHINGTON - Para pakar militer Amerika Serikat (AS) percaya setiap perang di masa depan dengan China atas Taiwan akan dimulai, meningkat, dan diakhiri dengan sangat cepat.
Tak hanya itu, perang tersebut akan berfokus pada pertukaran rudal yang intens melintasi Selat Taiwan selebar 100 mil.
Prediksi itu diungkapkan mantan Penjabat Sekretaris Angkatan Darat AS John Whitley dalam konferensi pers di Washington.
"Perang berikutnya kemungkinan akan sangat cepat (dengan) pertukaran rudal di atas Selat Taiwan," ungkap Whitley pada konferensi Dewan Atlantik tentang pelajaran militer yang dapat dipetik dari tahun pertama konflik Ukraina pada Senin (3/4/2023).
“Amerika Serikat perlu bekerja sama dengan Taiwan untuk mempersiapkan sebelumnya jenis pelatihan, keakraban dengan senjata taktis ringan, dan keahlian operasional yang berhasil dikembangkannya di Ukraina pada tahun-tahun menjelang konflik yang dimulai pada Februari 2022,” papar Whitley.
"Bagaimana Anda mendapatkan sekutu atau teman untuk bertahan sampai kita bisa sampai di sana? Bagaimana Anda membangun di Taiwan (kemampuan) yang telah kita lihat di Ukraina: yang belum kita lihat di sana (di Taiwan)?" ujar dia.
Peneliti dari Institute for National Strategic Studies (INSS) Distinguished Research Fellow Thomas X Hammes mengatakan jika terjadi konflik dengan China atas Taiwan, angkatan bersenjata AS harus "memecah punggung" angkatan udara, laut dan pasukan roket China.
Tak hanya itu, perang tersebut akan berfokus pada pertukaran rudal yang intens melintasi Selat Taiwan selebar 100 mil.
Prediksi itu diungkapkan mantan Penjabat Sekretaris Angkatan Darat AS John Whitley dalam konferensi pers di Washington.
"Perang berikutnya kemungkinan akan sangat cepat (dengan) pertukaran rudal di atas Selat Taiwan," ungkap Whitley pada konferensi Dewan Atlantik tentang pelajaran militer yang dapat dipetik dari tahun pertama konflik Ukraina pada Senin (3/4/2023).
“Amerika Serikat perlu bekerja sama dengan Taiwan untuk mempersiapkan sebelumnya jenis pelatihan, keakraban dengan senjata taktis ringan, dan keahlian operasional yang berhasil dikembangkannya di Ukraina pada tahun-tahun menjelang konflik yang dimulai pada Februari 2022,” papar Whitley.
"Bagaimana Anda mendapatkan sekutu atau teman untuk bertahan sampai kita bisa sampai di sana? Bagaimana Anda membangun di Taiwan (kemampuan) yang telah kita lihat di Ukraina: yang belum kita lihat di sana (di Taiwan)?" ujar dia.
Peneliti dari Institute for National Strategic Studies (INSS) Distinguished Research Fellow Thomas X Hammes mengatakan jika terjadi konflik dengan China atas Taiwan, angkatan bersenjata AS harus "memecah punggung" angkatan udara, laut dan pasukan roket China.
(sya)
tulis komentar anda