UNICEF: 540 Ribu Anak di Yaman Menderita Kekurangan Gizi Akut
Sabtu, 25 Maret 2023 - 23:25 WIB
SANAA - Lebih dari 540.000 anak di bawah usia 5 tahun di Yaman menderita kekurangan gizi akut yang mengancam jiwa. Selain itu, seorang anak meninggal setiap 10 menit karena penyebab yang dapat dicegah, kata PBB.
Badan anak-anak PBB, UNICEF, memperingatkan, bahwa mereka terpaksa memangkas dukungan untuk anak-anak di Yaman tanpa bantuan dana. “Saat ini sebanyak 11 juta anak membutuhkan bantuan kemanusiaan,” kata UNICEF, seperti dikutip dari Arab News, Jumat (24/3/2023).
UNICEF mengaku membutuhkan USD484 juta untuk melanjutkan bantuan tahun ini. Tetapi, PBB hanya mengumpulkan USD1,2 miliar untuk semua lembaganya di Yaman pada konferensi janji di Swiss bulan lalu, jauh di bawah target USD4,3 miliar.
“Kesenjangan pendanaan yang terus dihadapi UNICEF hingga 2022 dan sejak awal 2023 menempatkan respons kemanusiaan yang diperlukan untuk anak-anak di Yaman dalam risiko,” kata organisasi itu.
“Jika dana tidak diterima, UNICEF mungkin terpaksa mengurangi bantuan vitalnya untuk anak-anak yang rentan,” lanjut pernyataan UNICEF.
Konflik di Yaman dimulai pada 2014 ketika milisi Houthi yang didukung Iran merebut ibu kota, Sanaa, dalam sebuah kudeta. Koalisi Arab campur tangan pada tahun berikutnya untuk mendukung pemerintah yang sah, dan melancarkan serangan pertama mereka terhadap posisi Houthi pada 26 Maret 2015.
Gencatan senjata berakhir tahun lalu, tetapi pertempuran sebagian besar masih tertahan. Lebih dari 11.000 anak diketahui telah terbunuh atau cacat sejak konflik meningkat pada tahun 2015.
Pertempuran di Yaman telah memicu apa yang digambarkan oleh PBB sebagai salah satu tragedi kemanusiaan terburuk di dunia. Dikatakan lebih dari 21,7 juta orang, dua pertiga penduduk Yaman, akan membutuhkan bantuan kemanusiaan tahun ini.
Badan anak-anak PBB, UNICEF, memperingatkan, bahwa mereka terpaksa memangkas dukungan untuk anak-anak di Yaman tanpa bantuan dana. “Saat ini sebanyak 11 juta anak membutuhkan bantuan kemanusiaan,” kata UNICEF, seperti dikutip dari Arab News, Jumat (24/3/2023).
UNICEF mengaku membutuhkan USD484 juta untuk melanjutkan bantuan tahun ini. Tetapi, PBB hanya mengumpulkan USD1,2 miliar untuk semua lembaganya di Yaman pada konferensi janji di Swiss bulan lalu, jauh di bawah target USD4,3 miliar.
“Kesenjangan pendanaan yang terus dihadapi UNICEF hingga 2022 dan sejak awal 2023 menempatkan respons kemanusiaan yang diperlukan untuk anak-anak di Yaman dalam risiko,” kata organisasi itu.
“Jika dana tidak diterima, UNICEF mungkin terpaksa mengurangi bantuan vitalnya untuk anak-anak yang rentan,” lanjut pernyataan UNICEF.
Konflik di Yaman dimulai pada 2014 ketika milisi Houthi yang didukung Iran merebut ibu kota, Sanaa, dalam sebuah kudeta. Koalisi Arab campur tangan pada tahun berikutnya untuk mendukung pemerintah yang sah, dan melancarkan serangan pertama mereka terhadap posisi Houthi pada 26 Maret 2015.
Gencatan senjata berakhir tahun lalu, tetapi pertempuran sebagian besar masih tertahan. Lebih dari 11.000 anak diketahui telah terbunuh atau cacat sejak konflik meningkat pada tahun 2015.
Pertempuran di Yaman telah memicu apa yang digambarkan oleh PBB sebagai salah satu tragedi kemanusiaan terburuk di dunia. Dikatakan lebih dari 21,7 juta orang, dua pertiga penduduk Yaman, akan membutuhkan bantuan kemanusiaan tahun ini.
(esn)
Lihat Juga :
tulis komentar anda