Jenderal AS Sebut Iran 78 Kali Menyerang Pasukan Amerika Sejak 2001
Jum'at, 24 Maret 2023 - 09:23 WIB
WASHINGTON - Jenderal Amerika Serikat (AS) yang ditugaskan di Timur Tengah , Erik Kurilla, mengungkapkan pada Kamis (23/3/2023), bahwa pasukannya telah diserang Iran sebanyak 78 kali sejak Januari 2021.
Berbicara kepada Komite Angkatan Bersenjata DPR, Kurilla mengatakan, prioritas Komando Pusat AS (CENTCOM) adalah untuk menghalangi Iran, melawan kelompok ekstremis kekerasan dan bersaing secara strategis dengan China dan Rusia.
“Iran tetap menjadi elemen destabilisasi utama di kawasan itu. Iran tahun 2023 bukanlah Iran tahun 1983,” lanjut Kurilla, seperti dikutip dari Al Arabiya.
CENTCOM dibentuk 40 tahun yang lalu untuk melawan pengaruh rezim Iran setelah merebut kekuasaan di Teheran dan untuk bersaing secara strategis dengan Uni Soviet.
Kurilla juga memperingatkan anggota parlemen bahwa Iran telah menjadi “secara eksponensial” lebih mampu secara militer daripada lima tahun lalu. Dia menunjuk Iran memiliki persenjataan rudal terbesar dan paling beragam di Timur Tengah, dengan ribuan rudal balistik dan jelajah.
Menurut jenderal AS, Teheran juga memiliki kekuatan drone terbesar dan paling mampu di kawasan itu. Ini untuk pertama kalinya, militer AS secara terbuka mengungkapkan frekuensi serangan tersebut.
Jenderal Kurilla mengatakan kepada anggota parlemen bahwa jumlah serangan sejak 1 Januari 2021 adalah “sekitar 78 kali”.
“Apa yang dilakukan Iran untuk menyembunyikan tangannya adalah mereka menggunakan proksi Iran – baik itu UAV atau roket untuk dapat menyerang pasukan kami di Irak atau Suriah,” katanya.
Tetapi AS hanya menanggapi tiga kali, sesuatu yang belum pernah dilaporkan sebelumnya. “Kami telah merespons secara kinetik terhadap tiga serangan itu. Kami juga mempertahankan opsi non-kinetik,” Juru Bicara CENTCOM Kolonel Joe Buccino mengatakan kepada Al Arabiya English dalam pernyataan email.
Berbicara kepada Komite Angkatan Bersenjata DPR, Kurilla mengatakan, prioritas Komando Pusat AS (CENTCOM) adalah untuk menghalangi Iran, melawan kelompok ekstremis kekerasan dan bersaing secara strategis dengan China dan Rusia.
“Iran tetap menjadi elemen destabilisasi utama di kawasan itu. Iran tahun 2023 bukanlah Iran tahun 1983,” lanjut Kurilla, seperti dikutip dari Al Arabiya.
CENTCOM dibentuk 40 tahun yang lalu untuk melawan pengaruh rezim Iran setelah merebut kekuasaan di Teheran dan untuk bersaing secara strategis dengan Uni Soviet.
Kurilla juga memperingatkan anggota parlemen bahwa Iran telah menjadi “secara eksponensial” lebih mampu secara militer daripada lima tahun lalu. Dia menunjuk Iran memiliki persenjataan rudal terbesar dan paling beragam di Timur Tengah, dengan ribuan rudal balistik dan jelajah.
Menurut jenderal AS, Teheran juga memiliki kekuatan drone terbesar dan paling mampu di kawasan itu. Ini untuk pertama kalinya, militer AS secara terbuka mengungkapkan frekuensi serangan tersebut.
Baca Juga
Jenderal Kurilla mengatakan kepada anggota parlemen bahwa jumlah serangan sejak 1 Januari 2021 adalah “sekitar 78 kali”.
“Apa yang dilakukan Iran untuk menyembunyikan tangannya adalah mereka menggunakan proksi Iran – baik itu UAV atau roket untuk dapat menyerang pasukan kami di Irak atau Suriah,” katanya.
Tetapi AS hanya menanggapi tiga kali, sesuatu yang belum pernah dilaporkan sebelumnya. “Kami telah merespons secara kinetik terhadap tiga serangan itu. Kami juga mempertahankan opsi non-kinetik,” Juru Bicara CENTCOM Kolonel Joe Buccino mengatakan kepada Al Arabiya English dalam pernyataan email.
(esn)
tulis komentar anda