Pentagon Bersiap Hadapi Konfrontasi dengan China
Jum'at, 24 Maret 2023 - 08:15 WIB
WASHINGTON - Militer Amerika Serikat (AS) harus siap menghadapi kemungkinan konfrontasi dengan China , kata para pemimpin Pentagon, Kamis (23/3/2023). Pentagon mendorong Kongres untuk menyetujui anggaran USD842 miliar yang diusulkan Departemen Pertahanan.
“Ini adalah anggaran yang digerakkan oleh strategi – dan yang didorong oleh keseriusan persaingan strategis kami dengan Republik Rakyat Tiongkok,” kata Menteri Pertahanan Lloyd Austin dalam kesaksian di hadapan subkomite pertahanan DPR, seperti dikutip dari AP.
“Aliansi yang tumbuh antara China dan Rusia, dua kekuatan nuklir, dan tawaran Xi kepada Putin selama perang Ukraina “mengganggu,” lanjut Austin.
Dia menambahkan bahwa AS belum melihat China memberikan senjata ke Rusia, tetapi jika itu terjadi, “itu akan memperpanjang konflik dan tentunya memperluas potensi konflik tidak hanya di kawasan tetapi secara global.”
Menunjuk pada peningkatan teknologi baru, seperti hipersonik, Austin mengatakan, anggaran mengusulkan untuk menghabiskan lebih dari USD9 miliar, meningkat 40 persen dari tahun lalu, untuk membangun kemampuan militer di Pasifik dan mempertahankan sekutu.
Kesaksian tersebut muncul setelah kunjungan pemimpin China Xi Jinping ke Moskow, yang menambah kekhawatiran bahwa China akan meningkatkan dukungannya untuk perang Presiden Rusia Vladimir Putin di Ukraina dan semakin mengancam Barat.
“Tindakan China memindahkannya ke jalan menuju konfrontasi dan potensi konflik dengan tetangganya dan mungkin Amerika Serikat,” kata Jenderal Mark Milley, ketua Kepala Staf Gabungan militer AS.
Dia mengatakan, pencegahan dan persiapan perang sangat mahal, tapi tidak semahal berperang. “Dan, anggaran ini mencegah perang dan mempersiapkan kita untuk berperang jika perlu,” lanjutnya.
Milley, yang akan pensiun akhir tahun ini, mengatakan Departemen Pertahanan harus terus memodernisasi pasukannya untuk memastikan mereka siap berperang jika diperlukan. “Adalah kewajiban kita untuk memastikan kita tetap menjadi No. 1 setiap saat” untuk dapat menghalangi China, katanya.
Menurutnya, perang selama dua dekade di Irak dan Afghanistan mengikis peralatan militer dan kesiapan pasukan, sehingga AS telah bekerja untuk mengganti sistem persenjataan dan memberikan waktu bagi pasukan untuk mengatur ulang.
“Tingkat kesiapan operasional kami sekarang lebih tinggi daripada selama bertahun-tahun,” kata Milley. “Lebih dari 60 persen pasukan aktif berada pada kondisi kesiapan tertinggi saat ini dan dapat dikerahkan untuk berperang dalam waktu kurang dari 30 hari, sementara 10 persen dapat dikerahkan dalam waktu 96 jam,” lanjutnya.
“Ini adalah anggaran yang digerakkan oleh strategi – dan yang didorong oleh keseriusan persaingan strategis kami dengan Republik Rakyat Tiongkok,” kata Menteri Pertahanan Lloyd Austin dalam kesaksian di hadapan subkomite pertahanan DPR, seperti dikutip dari AP.
“Aliansi yang tumbuh antara China dan Rusia, dua kekuatan nuklir, dan tawaran Xi kepada Putin selama perang Ukraina “mengganggu,” lanjut Austin.
Dia menambahkan bahwa AS belum melihat China memberikan senjata ke Rusia, tetapi jika itu terjadi, “itu akan memperpanjang konflik dan tentunya memperluas potensi konflik tidak hanya di kawasan tetapi secara global.”
Menunjuk pada peningkatan teknologi baru, seperti hipersonik, Austin mengatakan, anggaran mengusulkan untuk menghabiskan lebih dari USD9 miliar, meningkat 40 persen dari tahun lalu, untuk membangun kemampuan militer di Pasifik dan mempertahankan sekutu.
Baca Juga
Kesaksian tersebut muncul setelah kunjungan pemimpin China Xi Jinping ke Moskow, yang menambah kekhawatiran bahwa China akan meningkatkan dukungannya untuk perang Presiden Rusia Vladimir Putin di Ukraina dan semakin mengancam Barat.
“Tindakan China memindahkannya ke jalan menuju konfrontasi dan potensi konflik dengan tetangganya dan mungkin Amerika Serikat,” kata Jenderal Mark Milley, ketua Kepala Staf Gabungan militer AS.
Dia mengatakan, pencegahan dan persiapan perang sangat mahal, tapi tidak semahal berperang. “Dan, anggaran ini mencegah perang dan mempersiapkan kita untuk berperang jika perlu,” lanjutnya.
Milley, yang akan pensiun akhir tahun ini, mengatakan Departemen Pertahanan harus terus memodernisasi pasukannya untuk memastikan mereka siap berperang jika diperlukan. “Adalah kewajiban kita untuk memastikan kita tetap menjadi No. 1 setiap saat” untuk dapat menghalangi China, katanya.
Menurutnya, perang selama dua dekade di Irak dan Afghanistan mengikis peralatan militer dan kesiapan pasukan, sehingga AS telah bekerja untuk mengganti sistem persenjataan dan memberikan waktu bagi pasukan untuk mengatur ulang.
“Tingkat kesiapan operasional kami sekarang lebih tinggi daripada selama bertahun-tahun,” kata Milley. “Lebih dari 60 persen pasukan aktif berada pada kondisi kesiapan tertinggi saat ini dan dapat dikerahkan untuk berperang dalam waktu kurang dari 30 hari, sementara 10 persen dapat dikerahkan dalam waktu 96 jam,” lanjutnya.
(esn)
tulis komentar anda