Xi Jinping Bertemu Putin, PM Jepang Bersua Zelensky
Selasa, 21 Maret 2023 - 22:54 WIB
Kunjungan ganda oleh Kishida dan Xi Jinping menggarisbawahi perpecahan yang mendalam di Asia timur terkait perang di Ukraina. Jepang menjanjikan bantuan besar untuk Kiev, sementara China tetap menjadi satu-satunya suara yang mendukung Putin yang semakin terisolasi – sekarang menjadi paria global dan tersangka penjahat perang.
Dalam menghadapi meningkatnya ketegasan dan jangkauan global China, Jepang dan AS telah bergerak lebih dekat dalam beberapa tahun terakhir, terutama dalam kerja sama keamanan dan intelijen regional.
Jepang juga merupakan anggota QUAD, kelompok informal yang berfokus pada keamanan yang mencakup India, Australia, dan AS.
PM Jepang Fumio Kishida sebelumnya telah berbicara dengan keras menentang invasi Moskow ke tetangganya itu, dengan tahun lalu memperingatkan "Ukraina hari ini mungkin menjadi Asia Timur besok."
Bulan lalu, menjelang peringatan satu tahun invasi, Jepang menjanjikan bantuan kemanusiaan sebesar USD5,5 miliar atau sekitar Rp84,1 triliun ke Ukraina, empat kali lipat dari kontribusi Tokyo sebelumnya.
“Agresi Rusia terhadap Ukraina bukan hanya masalah Eropa, tetapi tantangan terhadap aturan dan prinsip seluruh komunitas internasional,” kata Kishida saat itu.
Dan selama kunjungannya ke New Delhi pada hari Senin, menurut Reuters, Kishida mengumumkan rencana baru untuk menginvestasikan USD75 miliar (Rp1.147 kuadriliun) di Indo-Pasifik yang secara luas dilihat sebagai upaya untuk memperdalam hubungan dengan negara-negara di Asia Selatan dan Tenggara serta untuk melawan pengaruh China.
Kunjungan pemimpin Jepang ke Ukraina mengikuti kunjungan kenegaraan kontroversial Pemimpin China Xi Jinping ke Rusia, yang pertama sejak invasi dimulai, dengan hari pertama pembicaraan dimulai pada Senin.
Kunjungan Xi Jinping telah dibingkai Beijing sebagai proyek perdamaian – meskipun ada skeptisisme yang mendalam di Kiev dan Barat.
Dalam menghadapi meningkatnya ketegasan dan jangkauan global China, Jepang dan AS telah bergerak lebih dekat dalam beberapa tahun terakhir, terutama dalam kerja sama keamanan dan intelijen regional.
Jepang juga merupakan anggota QUAD, kelompok informal yang berfokus pada keamanan yang mencakup India, Australia, dan AS.
PM Jepang Fumio Kishida sebelumnya telah berbicara dengan keras menentang invasi Moskow ke tetangganya itu, dengan tahun lalu memperingatkan "Ukraina hari ini mungkin menjadi Asia Timur besok."
Bulan lalu, menjelang peringatan satu tahun invasi, Jepang menjanjikan bantuan kemanusiaan sebesar USD5,5 miliar atau sekitar Rp84,1 triliun ke Ukraina, empat kali lipat dari kontribusi Tokyo sebelumnya.
“Agresi Rusia terhadap Ukraina bukan hanya masalah Eropa, tetapi tantangan terhadap aturan dan prinsip seluruh komunitas internasional,” kata Kishida saat itu.
Dan selama kunjungannya ke New Delhi pada hari Senin, menurut Reuters, Kishida mengumumkan rencana baru untuk menginvestasikan USD75 miliar (Rp1.147 kuadriliun) di Indo-Pasifik yang secara luas dilihat sebagai upaya untuk memperdalam hubungan dengan negara-negara di Asia Selatan dan Tenggara serta untuk melawan pengaruh China.
Kunjungan pemimpin Jepang ke Ukraina mengikuti kunjungan kenegaraan kontroversial Pemimpin China Xi Jinping ke Rusia, yang pertama sejak invasi dimulai, dengan hari pertama pembicaraan dimulai pada Senin.
Kunjungan Xi Jinping telah dibingkai Beijing sebagai proyek perdamaian – meskipun ada skeptisisme yang mendalam di Kiev dan Barat.
tulis komentar anda