Hamas Peringatkan Israel Soal Pelanggaran Tempat Suci Selama Ramadan
Rabu, 15 Maret 2023 - 16:59 WIB
GAZA CITY - Gerakan militan Palestina, Hamas memperingatkan Israel , bahwa pihaknya akan bereaksi terhadap kemungkinan "pelanggaran" di tempat suci di Yerusalem selama bulan suci Ramadan.
Hamas, yang menguasai Jalur Gaza, mengeluarkan peringatan itu kurang dari satu pekan sebelum dimulainya Ramadan. Peringatan itu juga muncul di tengah eskalasi konflik Israel-Palestina di bawah Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.
Salah Al-Aruri, Wakil Kepala Biro Politik Hamas, mengatakan, risiko eskalasi sepenuhnya bergantung pada pelanggaran pendudukan Israel di seluruh Palestina dan di Masjid Al-Aqsa yang terletak di Yerusalem Timur yang dianeksasi.
Al-Aqsa, kompleks masjid yang dikelola Yordania, adalah situs tersuci ketiga dalam Islam. Masjid itu berdiri di atas kompleks yang oleh orang Yahudi disebut Temple Mount, situs tersuci Yudaisme.
“Setiap upaya Israel untuk "memaksakan" kebijakannya selama Ramadhan akan ditanggapi dengan "reaksi rakyat kami," kata Aruri dalam sambutannya yang dimuat di situs resmi gerakannya, seperti dikutip dari Arab News.
Hamas tidak memiliki rencana untuk memulai eskalasi selama Ramadan, menurut pernyataan Aruri versi bahasa Inggris, meskipun klarifikasi semacam itu tidak muncul dalam versi bahasa Arab.
Di bawah status quo lama, non-Muslim dapat mengunjungi situs tersebut pada waktu-waktu tertentu tetapi tidak diizinkan untuk berdoa di sana.
Dalam beberapa tahun terakhir, semakin banyak orang Yahudi, kebanyakan dari mereka adalah nasionalis Israel, yang diam-diam berdoa di kompleks tersebut, sebuah perkembangan yang dikecam oleh warga Palestina.
Menteri Keamanan Nasional ekstrem kanan Israel, Itamar Ben-Gvir, memicu kecaman global pada Januari ketika dia mengunjungi situs tersebut. Kunjungan kontroversial pada tahun 2000 oleh pemimpin oposisi saat itu Ariel Sharon adalah salah satu pemicu utama intifada Palestina kedua, atau pemberontakan, yang berlangsung hingga tahun 2005.
Sejak awal tahun ini, konflik Israel-Palestina telah merenggut nyawa 81 orang dewasa dan anak-anak Palestina, termasuk militan dan warga sipil.
Tiga belas warga Israel, termasuk tiga anak dan satu polisi, dan satu warga sipil Ukraina telah tewas selama periode yang sama, menurut penghitungan AFP berdasarkan sumber resmi dari kedua belah pihak.
Hamas, yang menguasai Jalur Gaza, mengeluarkan peringatan itu kurang dari satu pekan sebelum dimulainya Ramadan. Peringatan itu juga muncul di tengah eskalasi konflik Israel-Palestina di bawah Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.
Salah Al-Aruri, Wakil Kepala Biro Politik Hamas, mengatakan, risiko eskalasi sepenuhnya bergantung pada pelanggaran pendudukan Israel di seluruh Palestina dan di Masjid Al-Aqsa yang terletak di Yerusalem Timur yang dianeksasi.
Al-Aqsa, kompleks masjid yang dikelola Yordania, adalah situs tersuci ketiga dalam Islam. Masjid itu berdiri di atas kompleks yang oleh orang Yahudi disebut Temple Mount, situs tersuci Yudaisme.
“Setiap upaya Israel untuk "memaksakan" kebijakannya selama Ramadhan akan ditanggapi dengan "reaksi rakyat kami," kata Aruri dalam sambutannya yang dimuat di situs resmi gerakannya, seperti dikutip dari Arab News.
Hamas tidak memiliki rencana untuk memulai eskalasi selama Ramadan, menurut pernyataan Aruri versi bahasa Inggris, meskipun klarifikasi semacam itu tidak muncul dalam versi bahasa Arab.
Di bawah status quo lama, non-Muslim dapat mengunjungi situs tersebut pada waktu-waktu tertentu tetapi tidak diizinkan untuk berdoa di sana.
Dalam beberapa tahun terakhir, semakin banyak orang Yahudi, kebanyakan dari mereka adalah nasionalis Israel, yang diam-diam berdoa di kompleks tersebut, sebuah perkembangan yang dikecam oleh warga Palestina.
Menteri Keamanan Nasional ekstrem kanan Israel, Itamar Ben-Gvir, memicu kecaman global pada Januari ketika dia mengunjungi situs tersebut. Kunjungan kontroversial pada tahun 2000 oleh pemimpin oposisi saat itu Ariel Sharon adalah salah satu pemicu utama intifada Palestina kedua, atau pemberontakan, yang berlangsung hingga tahun 2005.
Sejak awal tahun ini, konflik Israel-Palestina telah merenggut nyawa 81 orang dewasa dan anak-anak Palestina, termasuk militan dan warga sipil.
Tiga belas warga Israel, termasuk tiga anak dan satu polisi, dan satu warga sipil Ukraina telah tewas selama periode yang sama, menurut penghitungan AFP berdasarkan sumber resmi dari kedua belah pihak.
(esn)
tulis komentar anda