Terungkap, Polisi Jerman Sempat Temui Pelaku Penembakan Massal

Sabtu, 11 Maret 2023 - 16:14 WIB
Polisi Jerman sempat menemui pelaku penembakan massal sebulan lalu . Foto/Newsweek
BERLIN - Pelaku yang menembak mati tujuh orang di Jerman sempat dikunjungi oleh polisi bulan lalu. Itu dilakukan setelah pihak keamanan mendapat informasi yang mengkhawatirkan tentang kesehatan mentalnya.

Kepala Polisi Hamburg Ralf Martin Meyer mengatakan para petugas mengunjungi pria itu pada bulan Februari setelah mereka menerima surat anonim yang menyatakan bahwa dia memiliki kemarahan khusus terhadap penganut agama, khususnya terhadap Saksi-Saksi Yehuwa.

Surat itu juga mengatakan dia mungkin menderita penyakit mental, meski belum didiagnosis secara medis.



Polisi mengatakan dia kooperatif dan melakukan percakapan terbuka dengan petugas sehingga tidak ada alasan bagi polisi untuk menyita senjata miliknya.

Tersangka berusia 35 tahun, bernama Philipp F, memiliki lisensi untuk memiliki senjata untuk keperluan olahraga.

"Intinya adalah bahwainformasi anonim di mana seseorang mengatakan mereka khawatir seseorang mungkin memiliki penyakit psikologis, tidak dengan sendirinya menjadi dasar untuk tindakan (semacam) itu," kata Meyer seperti dikutip dari BBC, Sabtu (11/3/2023).

Para petugas mengatakan tersangka "memiliki perasaan tidak enak" terhadap komunitas agama, di mana dia sebelumnya menjadi anggotanya sebelum akhirnya meninggalkan "hubungan buruk".



Saksi-Saksi Yehuwa adalah anggota gerakan keagamaan berbasis Kristen, yang didirikan di AS pada akhir abad ke-19.

Dalam laporan terbarunya dari tahun 2022, gerakan tersebut mengatakan ada sekitar 8,7 juta Saksi-Saksi Yehuwa di seluruh dunia, termasuk sekitar 170.000 di Jerman. Di kota Hamburg diyakini ada hampir 4.000 anggota.

Tujuh orang, termasuk bayi yang belum lahir, tewas dalam serangan hari Kamis yang terjadi di Gereja Saksi-Saksi Yehuwa di Hamburg.

Panggilan darurat pertama datang pada 21:04 waktu setempat untuk melaporkan bahwa tembakan telah dilepaskan, dan petugas berada di lokasi empat menit kemudian.

Video muncul untuk menunjukkan pria bersenjata itu menembak melalui jendela. Dia kemudian menyerbu gedung tempat puluhan orang berkumpul, menembakkan sembilan magasin amunisi sebelum tampaknya menembak dirinya sendiri setelah polisi tiba.

Delapan orang terluka, termasuk seorang wanita yang sedang hamil tujuh bulan. Dia selamat tetapi bayinya yang belum lahir terbunuh.

Kanselir Jerman Olaf Scholz mengatakan jumlah korban tewas bisa meningkat.



Senator Jerman Andy Grote mengatakan tindakan cepat dan tegas oleh petugas polisi telah menyelamatkan banyak nyawa. Dia menggambarkan serangan itu sebagai kejahatan terburuk dalam sejarah Hamburg baru-baru ini.

Pakar forensik bekerja di lokasi penembakan di jalan Deelboge sepanjang malam tetapi telah meninggalkan daerah tersebut.

Pelayat telah meninggalkan seikat bunga di dekat pintu depan. Seorang pria, memegang tangan anak laki-laki dan perempuannya, mengatakan kepada BBC bahwa dia mencoba pulang tadi malam tetapi jalannya dihalangi oleh polisi yang menggunakan senapan serbu.

Menteri Dalam Negeri Jerman mengatakan negara itu kini sedang mempersiapkan undang-undang baru yang memberikan pembatasan lebih ketat terhadap kepemilikian senjata.

Jerman sudah memiliki beberapa undang-undang senjata paling ketat di Eropa, termasuk klausul bahwa siapa pun yang berusia di bawah 25 tahun harus lulus evaluasi psikologis sebelum mendapatkan lisensi.

Menurut National Firearms Registry, pada tahun 2021, ada sekitar satu juta pemilik senjata pribadi di Jerman. Mereka menyumbang 5,7 juta senjata api legal dan suku cadang senjata api, sebagian besar dimiliki oleh pemburu.

Setelah penangkapan massal dilakukan Desember lalu sehubungan dengan dugaan rencana untuk menggulingkan pemerintah, otoritas Jerman berada di bawah tekanan untuk memperketat undang-undang senjata negara itu lebih jauh.

(ian)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More