5 Teori Nasib Malaysia Airlines MH370: Bunuh Diri Pilot hingga Ditembak Jatuh AS

Setelah komunikasi terakhir MH370, pesawat tiba-tiba berbelok tajam ke kiri dan masuk kembali ke wilayah udara Malaysia sebelum terbang selama hampir enam jam di atas Samudera Hindia lalu menghilang sepenuhnya dari radar.

Apa yang terjadi dengan Malaysia Airlines MH370? Ini 5 teori yang muncul.

1. Malaysia Airlines MH370 Jatuh

Puing-puing yang dikonfirmasi atau diyakini berasal dari MH370 telah terdampar selama bertahun-tahun. Potongan puing pertama ditemukan di pantai pulau Réunion di Samudra Hindia pada tahun 2015 dan potongan lainnya telah ditemukan di Tanzania, Mozambik, Afrika Selatan, Madagaskar, dan Mauritius.

Menurut laporan Reuters, sebanyak 33 keping puing telah ditemukan pada Desember 2016, tetapi hanya tiga yang secara positif diidentifikasi berasal dari MH370. Ini menandakan bahwa pesawat tersebut jatuh, berpotensi jatuh di Samudra Hindia.



Dalam laporan resmi dari pemerintah Malaysia tentang hilangnya pesawat pada Juli 2018, perwakilan pemerintah; Dr Kok Soo Chon, mengatakan pada konferensi pers: "Tidak ada catatan kerusakan atau cacat pada pesawat yang dapat menyebabkan hilangnya--yang telah ditemukan."

2. Pesawat MH370 Ditembak karena Muatannya

Satu teori yang dikemukakan dalam film dokumenter Netflix menunjukkan bahwa pesawat itu bisa saja ditembak jatuh di atas Laut China Selatan, diduga karena muatan yang dibawa pesawat itu.

Menurut laporan Reuters, keluarga mereka yang berada di dalam pesawat meminta pemerintah Malaysia untuk menyelidiki apakah ada bukti pecahan peluru di puing-puing yang telah diidentifikasi berasal dari MH370.

3. Pilot Malaysia Airlines MH370 Bertanggung Jawab

Teori lain yang dieksplorasi dalam film dokumenter Netflix adalah apakah MH370 menghilang sebagai bagian dari "plot pembunuhan-bunuh diri" oleh pilot Zaharie Ahmad Shah.

Simulator penerbangan rumah pilot tampaknya menunjukkan bahwa dia telah terbang dengan rute yang sama, di mana pesawat dialihkan dari jalur yang dimaksudkan. Teori tersebut menyatakan bahwa dia secara manual mematikan komunikasi radar dan menurunkan tekanan kabin, meninggalkan pesawat dengan auto-pilot sampai kehabisan bahan bakar dan jatuh.