Pentagon Coba Sesuaikan Rudal AS dengan Jet Tempur Ukraina Era Soviet
Kamis, 09 Maret 2023 - 08:17 WIB
WASHINGTON - Pentagon sedang mencari kemungkinan memasang rudal buatan Amerika Serikat (AS) pada jet tempur MiG era Soviet, yang digunakan Ukraina dalam konfliknya dengan Rusia.
Dua pejabat Departemen Pertahanan dan orang lain yang mengetahui masalah tersebut mengatakan hal itu kepada Politico.
“Senjata-senjata itu adalah rudal udara-ke-udara jarak menengah (AMRAAM) canggih AIM-120, yang dirancang untuk ditembakkan oleh pesawat Barat, termasuk F-16, dan memiliki jangkauan lebih dari 100 km (62 mil),” ungkap laporan Politico pada Selasa (7/3/2023).
Namun, sumber mencatat tantangan yang ditimbulkan oleh proses integrasi, karena perbedaan signifikan antara teknologi AS dan Soviet.
“Masalah utama adalah rudal dan pesawat tidak dapat berbicara satu sama lain,” ungkap mereka.
Sumber itu menjelaskan, untuk melepaskan tembakan, radar pesawat harus menemukan target dan kemudian mengarahkan proyektil ke dekatnya.
“Masalah yang sedang dikerjakan Pentagon adalah: Bagaimana Anda memasang benda ini? Bisakah Anda membuat semua perangkat elektronik di pesawat berbicara dengan benda yang tidak dimaksudkan untuk diluncurkan ini?” ujar salah seorang pejabat.
Sumber tersebut menunjukkan ada kekhawatiran Kiev kehabisan pertahanan udara karena pasukan Rusia melanjutkan serangan rudal terhadap militer Ukraina dan infrastruktur energi.
Tak hanya itu, Rusia juga mengirimkan balon umpan dengan reflektor radar untuk menghabiskan stok rudal Ukraina.
“Jika Pentagon berhasil menggabungkan AMRAAM dan MiG, ini akan menandai pertama kalinya AS memberikan pesawat Ukraina kemampuan menembakkan rudal udara-ke-udara,” tulis Politico.
AS dan sekutunya sejauh ini enggan memenuhi tuntutan terus-menerus dari Ukraina untuk pesawat tempur Barat.
“Saya mengesampingkannya untuk saat ini,” papar Presiden AS Joe Biden pada akhir Februari ketika ditanya tentang kemungkinan mempersenjatai Ukraina dengan jet tempur Amerika.
“Pemimpin Ukraina Volodymyr Zelensky tidak membutuhkan F-16 sekarang. Tidak ada dasar yang menjadi alasan, menurut militer kami, sekarang, untuk menyediakan F-16,” ungkap Biden.
Rusia telah memperingatkan pengiriman senjata jarak jauh yang lebih canggih ke Ukraina oleh AS dan sekutunya dapat melewati “garis merah”, yang akan menyebabkan eskalasi besar.
Menurut Moskow, pasokan senjata, pembagian intelijen, dan pelatihan yang diberikan kepada pasukan Kiev secara de facto telah membuat negara-negara Barat menjadi pihak dalam konflik tersebut.
Dua pejabat Departemen Pertahanan dan orang lain yang mengetahui masalah tersebut mengatakan hal itu kepada Politico.
“Senjata-senjata itu adalah rudal udara-ke-udara jarak menengah (AMRAAM) canggih AIM-120, yang dirancang untuk ditembakkan oleh pesawat Barat, termasuk F-16, dan memiliki jangkauan lebih dari 100 km (62 mil),” ungkap laporan Politico pada Selasa (7/3/2023).
Namun, sumber mencatat tantangan yang ditimbulkan oleh proses integrasi, karena perbedaan signifikan antara teknologi AS dan Soviet.
Baca Juga
“Masalah utama adalah rudal dan pesawat tidak dapat berbicara satu sama lain,” ungkap mereka.
Sumber itu menjelaskan, untuk melepaskan tembakan, radar pesawat harus menemukan target dan kemudian mengarahkan proyektil ke dekatnya.
“Masalah yang sedang dikerjakan Pentagon adalah: Bagaimana Anda memasang benda ini? Bisakah Anda membuat semua perangkat elektronik di pesawat berbicara dengan benda yang tidak dimaksudkan untuk diluncurkan ini?” ujar salah seorang pejabat.
Sumber tersebut menunjukkan ada kekhawatiran Kiev kehabisan pertahanan udara karena pasukan Rusia melanjutkan serangan rudal terhadap militer Ukraina dan infrastruktur energi.
Tak hanya itu, Rusia juga mengirimkan balon umpan dengan reflektor radar untuk menghabiskan stok rudal Ukraina.
“Jika Pentagon berhasil menggabungkan AMRAAM dan MiG, ini akan menandai pertama kalinya AS memberikan pesawat Ukraina kemampuan menembakkan rudal udara-ke-udara,” tulis Politico.
AS dan sekutunya sejauh ini enggan memenuhi tuntutan terus-menerus dari Ukraina untuk pesawat tempur Barat.
“Saya mengesampingkannya untuk saat ini,” papar Presiden AS Joe Biden pada akhir Februari ketika ditanya tentang kemungkinan mempersenjatai Ukraina dengan jet tempur Amerika.
“Pemimpin Ukraina Volodymyr Zelensky tidak membutuhkan F-16 sekarang. Tidak ada dasar yang menjadi alasan, menurut militer kami, sekarang, untuk menyediakan F-16,” ungkap Biden.
Rusia telah memperingatkan pengiriman senjata jarak jauh yang lebih canggih ke Ukraina oleh AS dan sekutunya dapat melewati “garis merah”, yang akan menyebabkan eskalasi besar.
Menurut Moskow, pasokan senjata, pembagian intelijen, dan pelatihan yang diberikan kepada pasukan Kiev secara de facto telah membuat negara-negara Barat menjadi pihak dalam konflik tersebut.
(sya)
tulis komentar anda