Sudah Habisi 100 Orang Lebih, Pembunuh Berantai Terkenal Ini Ditembak Mati
Selasa, 07 Maret 2023 - 13:37 WIB
Kemudian para penyerang menembak Pedrinho Matador sebelum salah satunya menggorok lehernya dengan pisau dapur.
Keduanya kemudian kembali ke mobil dan melaju saat seorang pejalan kaki yang terkejut menghubungi polisi.
Kasus tersebut telah diklasifikasikan sebagai pembunuhan berat oleh Polisi Sipil tetapi belum ada penangkapan yang dilakukan.
Pedrinho Matador, yang bernama lengkap Pedro Rodrigues Filho, telah dipenjara selama 42 tahun setelah penangkapan pertamanya pada tahun 1973.
Dalam wawancara tahun 2003, dia mengaku membunuh lebih dari 100 orang, termasuk selama dia berada di penjara.
Dia melakukan pembunuhan pertamanya di kotaa Santa Rita do Sapucai di Negara Bagian Minas Gerais.
Pada usia 14 tahun, dia membunuh walikota setelah sang walikota memecat ayahnya dari pekerjaannya sebagai penjaga malam di sekolah setempat.
Dalam wawancara tahun 1996—setelah dia membunuh 40 orang di penjara, seusai menjalani hukuman hampir 30 tahun—dia mengaku tidak menyesal.
Banyak dari korbannya diyakini sebagai pengedar narkoba, pemerkosa, dan pembunuh.
Di antara tatonya terdapat gambar belati dan tulisan berbunyi: "Saya membunuh untuk kesenangan".
Keduanya kemudian kembali ke mobil dan melaju saat seorang pejalan kaki yang terkejut menghubungi polisi.
Kasus tersebut telah diklasifikasikan sebagai pembunuhan berat oleh Polisi Sipil tetapi belum ada penangkapan yang dilakukan.
Pedrinho Matador, yang bernama lengkap Pedro Rodrigues Filho, telah dipenjara selama 42 tahun setelah penangkapan pertamanya pada tahun 1973.
Dalam wawancara tahun 2003, dia mengaku membunuh lebih dari 100 orang, termasuk selama dia berada di penjara.
Dia melakukan pembunuhan pertamanya di kotaa Santa Rita do Sapucai di Negara Bagian Minas Gerais.
Pada usia 14 tahun, dia membunuh walikota setelah sang walikota memecat ayahnya dari pekerjaannya sebagai penjaga malam di sekolah setempat.
Dalam wawancara tahun 1996—setelah dia membunuh 40 orang di penjara, seusai menjalani hukuman hampir 30 tahun—dia mengaku tidak menyesal.
Banyak dari korbannya diyakini sebagai pengedar narkoba, pemerkosa, dan pembunuh.
Di antara tatonya terdapat gambar belati dan tulisan berbunyi: "Saya membunuh untuk kesenangan".
tulis komentar anda