Sudah Habisi 100 Orang Lebih, Pembunuh Berantai Terkenal Ini Ditembak Mati
Selasa, 07 Maret 2023 - 13:37 WIB
BRASILIA - Pedrinho Matador (68), pria pembunuh berantai terkenal di Brasil, ditembak mati orang-orang bersenjata di luar rumah kerabatnya.
Matador mengaku telah membunuh lebih dari 100 orang. Dia memiliki tato di tubuhnya yang bertuliskan: "Saya membunuh untuk kesenangan".
Dia diserang pada hari Minggu. Tak hanya ditembak mati, tenggorokon Matador juga dipotong.
Pria berusia 68 tahun itu diserang di trotoar di Mogi das Cruzes, di Negara Bagian Sao Paulo, pada Minggu pagi.
Polisi Militer mengatakan para penyerang melarikan diri dengan mobil hitam, yang kemudian ditemukan dengan amunisi tak jauh dari lokasi serangan.
Polisi percaya bahwa para penyerang meninggalkan mobil tersebut dan melarikan diri dengan kendaraan lain.
Kerabat korban memberi tahu polisi bahwa Pedrinho Matador (Killer Petey) sedang duduk di kursi di luar rumah ketika mobil hitam berhenti dan dua pria bersenjata bertopeng keluar.
Kerabat itu, seperti dikutip The Mirror, Selasa (7/3/2023), mengatakan salah satu penyerang mengatakan kepadanya: "Ini tidak ada hubungannya dengan Anda. Bawa putri Anda dan masuk ke dalam."
Kemudian para penyerang menembak Pedrinho Matador sebelum salah satunya menggorok lehernya dengan pisau dapur.
Keduanya kemudian kembali ke mobil dan melaju saat seorang pejalan kaki yang terkejut menghubungi polisi.
Kasus tersebut telah diklasifikasikan sebagai pembunuhan berat oleh Polisi Sipil tetapi belum ada penangkapan yang dilakukan.
Pedrinho Matador, yang bernama lengkap Pedro Rodrigues Filho, telah dipenjara selama 42 tahun setelah penangkapan pertamanya pada tahun 1973.
Dalam wawancara tahun 2003, dia mengaku membunuh lebih dari 100 orang, termasuk selama dia berada di penjara.
Dia melakukan pembunuhan pertamanya di kotaa Santa Rita do Sapucai di Negara Bagian Minas Gerais.
Pada usia 14 tahun, dia membunuh walikota setelah sang walikota memecat ayahnya dari pekerjaannya sebagai penjaga malam di sekolah setempat.
Dalam wawancara tahun 1996—setelah dia membunuh 40 orang di penjara, seusai menjalani hukuman hampir 30 tahun—dia mengaku tidak menyesal.
Banyak dari korbannya diyakini sebagai pengedar narkoba, pemerkosa, dan pembunuh.
Di antara tatonya terdapat gambar belati dan tulisan berbunyi: "Saya membunuh untuk kesenangan".
Pada tahun 2018, setelah dibebaskan dari penjara, Pedro Rodrigues Filho membuat saluran YouTube yang memiliki 27.500 pelanggan pada saat awal peluncuran.
Dia juga aktif di TikTok, di mana dia memiliki 314.800 pengikut dan menggunakan kehadiran online-nya untuk menentang tindakan kejahatan.
Di media sosial, dia menggunakan julukan Pedrinho Ex Matador (Ex Killer Petey) dan mengaku telah menemukan Yesus.
Sementara dia tidak mengungkapkan secara online mengapa dia merasakan keinginan untuk membunuh, dia pernah berbagi di podcast bahwa tengkoraknya menjadi cacat setelah ayahnya menendang ibunya yang sedang hamil saat berkelahi.
Dia kemudian menikam ayahnya 22 kali hingga tewas dan "mengunyah jantungnya", saat mereka berdua menjalani hukuman penjara.
"Saya mengatur rencana yang dipikirkan dengan matang dan saya muncul di sel ayah saya," katanya kala itu.
"Saya telah berjanji akan membalas dendam untuk peti mati ibu saya," paparnya.
Matador mengaku telah membunuh lebih dari 100 orang. Dia memiliki tato di tubuhnya yang bertuliskan: "Saya membunuh untuk kesenangan".
Dia diserang pada hari Minggu. Tak hanya ditembak mati, tenggorokon Matador juga dipotong.
Pria berusia 68 tahun itu diserang di trotoar di Mogi das Cruzes, di Negara Bagian Sao Paulo, pada Minggu pagi.
Polisi Militer mengatakan para penyerang melarikan diri dengan mobil hitam, yang kemudian ditemukan dengan amunisi tak jauh dari lokasi serangan.
Baca Juga
Polisi percaya bahwa para penyerang meninggalkan mobil tersebut dan melarikan diri dengan kendaraan lain.
Kerabat korban memberi tahu polisi bahwa Pedrinho Matador (Killer Petey) sedang duduk di kursi di luar rumah ketika mobil hitam berhenti dan dua pria bersenjata bertopeng keluar.
Kerabat itu, seperti dikutip The Mirror, Selasa (7/3/2023), mengatakan salah satu penyerang mengatakan kepadanya: "Ini tidak ada hubungannya dengan Anda. Bawa putri Anda dan masuk ke dalam."
Kemudian para penyerang menembak Pedrinho Matador sebelum salah satunya menggorok lehernya dengan pisau dapur.
Keduanya kemudian kembali ke mobil dan melaju saat seorang pejalan kaki yang terkejut menghubungi polisi.
Kasus tersebut telah diklasifikasikan sebagai pembunuhan berat oleh Polisi Sipil tetapi belum ada penangkapan yang dilakukan.
Pedrinho Matador, yang bernama lengkap Pedro Rodrigues Filho, telah dipenjara selama 42 tahun setelah penangkapan pertamanya pada tahun 1973.
Dalam wawancara tahun 2003, dia mengaku membunuh lebih dari 100 orang, termasuk selama dia berada di penjara.
Dia melakukan pembunuhan pertamanya di kotaa Santa Rita do Sapucai di Negara Bagian Minas Gerais.
Pada usia 14 tahun, dia membunuh walikota setelah sang walikota memecat ayahnya dari pekerjaannya sebagai penjaga malam di sekolah setempat.
Dalam wawancara tahun 1996—setelah dia membunuh 40 orang di penjara, seusai menjalani hukuman hampir 30 tahun—dia mengaku tidak menyesal.
Banyak dari korbannya diyakini sebagai pengedar narkoba, pemerkosa, dan pembunuh.
Di antara tatonya terdapat gambar belati dan tulisan berbunyi: "Saya membunuh untuk kesenangan".
Pada tahun 2018, setelah dibebaskan dari penjara, Pedro Rodrigues Filho membuat saluran YouTube yang memiliki 27.500 pelanggan pada saat awal peluncuran.
Dia juga aktif di TikTok, di mana dia memiliki 314.800 pengikut dan menggunakan kehadiran online-nya untuk menentang tindakan kejahatan.
Di media sosial, dia menggunakan julukan Pedrinho Ex Matador (Ex Killer Petey) dan mengaku telah menemukan Yesus.
Sementara dia tidak mengungkapkan secara online mengapa dia merasakan keinginan untuk membunuh, dia pernah berbagi di podcast bahwa tengkoraknya menjadi cacat setelah ayahnya menendang ibunya yang sedang hamil saat berkelahi.
Dia kemudian menikam ayahnya 22 kali hingga tewas dan "mengunyah jantungnya", saat mereka berdua menjalani hukuman penjara.
"Saya mengatur rencana yang dipikirkan dengan matang dan saya muncul di sel ayah saya," katanya kala itu.
"Saya telah berjanji akan membalas dendam untuk peti mati ibu saya," paparnya.
(min)
tulis komentar anda