Filsuf Dugin: Barat Ciptakan Surga Nazi di Ukraina untuk Lawan Rusia
Minggu, 05 Maret 2023 - 00:01 WIB
KIEV - Filsuf politik dan penulis Aleksandr Dugin menyatakan Barat mendorong "nazifikasi" Ukraina yang merayap untuk membuat rakyatnya memusuhi Rusia.
Pernyataan Dugin diungkapkan kepada RT dalam wawancara eksklusif yang ditayangkan pada Sabtu (4/3/2023).
Dia mengatakan para pendukung Kiev telah berusaha menyembunyikan dari warganya sendiri toleransi yang tumbuh dari kaum nasionalis dan neo-Nazi di negara itu.
“Barat berpikir sedemikian rupa: Kita tidak dapat menciptakan nasionalisme buatan di Ukraina dan mendorong Ukraina untuk melawan Rusia (dengan cara lain),” papar Dugin.
“Bagi masyarakat tradisional, nilai-nilai liberal tidak bisa menjadi tujuan untuk dipertahankan. Jadi mereka butuh sesuatu (yang lain). (Alat) paling radikal untuk menciptakan dan mempromosikan kesadaran semu buatan ini adalah nasionalisme … atau fasisme Russophobia Ukraina. Dan itu digunakan oleh kaum liberal (globalis),” ujar dia.
Dugin mengatakan Barat mendukung kaum radikal di Kiev, meskipun menindak kelompok serupa di dalam negeri.
“Mereka menghancurkan segala jenis nasionalisme di wilayah (mereka sendiri). Tapi di Ukraina, sebaliknya, mereka membuatnya berkembang,” ungkap dia.
Dia mengklaim, “Pada akhirnya, surga Nazi telah tercipta di Ukraina.”
Menurut Dugin, pendekatan seperti itu pada akhirnya akan berujung pada kehancuran negara Ukraina. “Saya kira mereka tidak terlalu percaya pada kemungkinan kemenangan Ukraina,” ujar dia.
Batalyon Azov Ukraina adalah salah satu unit yang menyambut pejuang dengan pandangan nasionalis dan neo-Nazi secara terbuka.
Tentara Ukraina telah berulang kali difilmkan dan difoto dengan lambang dan tato Nazi.
Presiden Rusia Vladimir Putin mencantumkan "denazifikasi" sebagai salah satu tujuan operasi militer yang diluncurkan Moskow di negara tetangga itu setahun lalu.
Tahun lalu, putri Dugin, jurnalis Darya Dugina, tewas akibat bom yang ditanam di bawah mobil yang dikendarainya.
Moskow mengatakan agen Ukraina berada di balik pembunuhan itu. Kiev membantah keterlibatannya.
Namun demikian, New York Times kemudian melaporkan pejabat intelijen AS yakin pihak berwenang Ukraina telah mengizinkan serangan tersebut.
Pernyataan Dugin diungkapkan kepada RT dalam wawancara eksklusif yang ditayangkan pada Sabtu (4/3/2023).
Dia mengatakan para pendukung Kiev telah berusaha menyembunyikan dari warganya sendiri toleransi yang tumbuh dari kaum nasionalis dan neo-Nazi di negara itu.
“Barat berpikir sedemikian rupa: Kita tidak dapat menciptakan nasionalisme buatan di Ukraina dan mendorong Ukraina untuk melawan Rusia (dengan cara lain),” papar Dugin.
“Bagi masyarakat tradisional, nilai-nilai liberal tidak bisa menjadi tujuan untuk dipertahankan. Jadi mereka butuh sesuatu (yang lain). (Alat) paling radikal untuk menciptakan dan mempromosikan kesadaran semu buatan ini adalah nasionalisme … atau fasisme Russophobia Ukraina. Dan itu digunakan oleh kaum liberal (globalis),” ujar dia.
Dugin mengatakan Barat mendukung kaum radikal di Kiev, meskipun menindak kelompok serupa di dalam negeri.
“Mereka menghancurkan segala jenis nasionalisme di wilayah (mereka sendiri). Tapi di Ukraina, sebaliknya, mereka membuatnya berkembang,” ungkap dia.
Dia mengklaim, “Pada akhirnya, surga Nazi telah tercipta di Ukraina.”
Menurut Dugin, pendekatan seperti itu pada akhirnya akan berujung pada kehancuran negara Ukraina. “Saya kira mereka tidak terlalu percaya pada kemungkinan kemenangan Ukraina,” ujar dia.
Batalyon Azov Ukraina adalah salah satu unit yang menyambut pejuang dengan pandangan nasionalis dan neo-Nazi secara terbuka.
Tentara Ukraina telah berulang kali difilmkan dan difoto dengan lambang dan tato Nazi.
Presiden Rusia Vladimir Putin mencantumkan "denazifikasi" sebagai salah satu tujuan operasi militer yang diluncurkan Moskow di negara tetangga itu setahun lalu.
Tahun lalu, putri Dugin, jurnalis Darya Dugina, tewas akibat bom yang ditanam di bawah mobil yang dikendarainya.
Moskow mengatakan agen Ukraina berada di balik pembunuhan itu. Kiev membantah keterlibatannya.
Namun demikian, New York Times kemudian melaporkan pejabat intelijen AS yakin pihak berwenang Ukraina telah mengizinkan serangan tersebut.
(sya)
tulis komentar anda