Ukraina: Rusia Siapkan Serangan Besar-besaran, Rekrut 500 Ribu Tentara

Kamis, 02 Februari 2023 - 17:37 WIB
Ukraina menyebut Rusia tengah mempersiapkan serangan besar-besaran baru dan merekrut 500 ribu tentara. Foto/Ilustrasi
PARIS - Menteri Pertahanan Ukraina , Oleksii Reznikov mengatakan, Rusia sedang mempersiapkan serangan besar-besaran baru. Ia pun memperingatkan bahwa serangan itu bisa terjadi paling cepat 24 Februari.

Reznikov mengatakan Moskow telah mengumpulkan ribuan tentara dan dapat "mencoba sesuatu" untuk menandai ulang tahun invasinya awal tahun lalu. Serangan itu juga akan menandai Hari Pembela Tanah Air Rusia pada 23 Februari, yang merayakan tentara.

Reznikov mengatakan Moskow telah memobilisasi sekitar 500 ribu tentara untuk potensi serangan.



Pada bulan September, Presiden Rusia Vladimir Putin mengumumkan mobilisasi umum sekitar 300.000 tentara wajib militer, yang menurutnya diperlukan untuk memastikan "integritas teritorial" negara.

Tapi Reznikov menduga bahwa jumlah sebenarnya yang direkrut dan dikerahkan ke Ukraina bisa jauh lebih tinggi.



"Secara resmi mereka mengumumkan 300.000 tetapi ketika kami melihat pasukan di perbatasan, menurut penilaian kami jumlahnya jauh lebih banyak," katanya kepada media Prancis, BFM, seperti dikutip dari BBC, Kamis (2/2/2023).

BBC tidak dapat memverifikasi angka yang disebutkan Reznikov secara independen.

Reznikov mengatakan komandan Ukraina akan berusaha untuk menstabilkan front dan mempersiapkan serangan balasan menjelang kemajuan Rusia yang dikabarkan.

"Saya yakin tahun 2023 bisa menjadi tahun kemenangan militer," katanya, seraya menambahkan bahwa pasukan Ukraina tidak boleh kehilangan inisiatif yang telah mereka capai dalam beberapa bulan terakhir.



Menteri Pertahanan Ukraina berada di Prancis untuk mencapai kesepakatan buat membeli tambahan radar pertahanan udara MG-200. Menurutnya, itu akan secara signifikan meningkatkan kapasitas angkatan bersenjata untuk mendeteksi target udara, termasuk rudal bersayap dan balistik, serta drone dari berbagai jenis.

Pernyataan Reznikov ini muncul ketika intelijen Ukraina menuduh bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin telah memerintahkan pasukannya untuk merebut Donbas sebelum akhir musim semi.

Tetapi berbicara pada hari Senin, Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg memperingatkan bahwa tidak ada indikasi bahwa Putin telah membatasi tujuan militernya untuk merebut wilayah timur Ukraina.

“Bahwa mereka secara aktif memperoleh senjata baru, lebih banyak amunisi, meningkatkan produksi mereka sendiri, tetapi juga memperoleh lebih banyak senjata dari negara otoriter lain seperti Iran dan Korea Utara,” ungkap Stoltenberg.

“Dan yang terpenting, kami tidak melihat tanda-tanda bahwa Presiden Putin telah mengubah tujuan keseluruhan invasi ini – yaitu untuk mengendalikan negara tetangga, untuk mengendalikan Ukraina. Jadi selama ini kasusnya, kami harus siap menghadapi (perang) jangka panjang," ia menambahkan.

(ian)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More