Keras! Menlu Hongaria: Sebut Pembakaran Al-Quran Kebebasan Berbicara Adalah Kebodohan

Rabu, 01 Februari 2023 - 10:53 WIB
Hongaria mengecam Swedia karena mengizinkan pembakaran al-Quran. Foto/News18
BUDAPEST - Menteri Luar Negeri Hongaria, Peter Szijjarto mengatakan, Swedia harus "bertindak berbeda" jika ingin meraih dukungan Turki untuk upayanya bergabung dengan NATO. Ia menambahkan bahwa insiden pembakaran al-Quran baru-baru ini di luar kedutaan Turki di Stockholm "tidak dapat diterima."

Szijjarto membuat pernyataan tersebut pada konferensi pers setelah pembicaraan dengan koleganya dari Turki, Mevlut Cavusoglu, di ibukota Hungaria, Budapest.

Kedua diplomat membahas tindakan anti-Muslim pada 21 Januari lalu yang meningkatkan ketegangan antara Ankara dan Stockholm saat Swedia meminta persetujuan Turki buat bergabung dengan aliansi militer NATO.



"Sebagai seorang Kristen dan sebagai seorang Katolik, saya harus mengatakan bahwa pembakaran kitab suci agama lain adalah tindakan yang tidak dapat diterima," kata Szijjarto seperti dikutip dari TRT World, Rabu (1/2/2023).

Ia pun dan mengkritik pernyataan perdana menteri Swedia bahwa meskipun pembakaran al-Quran tidak pantas dan "sangat tidak sopan", tindakan itu berada di bawah perlindungan kebebasan berbicara Swedia.

"Menyatakan bahwa pembakaran kitab suci adalah bagian dari kebebasan berbicara adalah kebodohan," kata Szijjarto.



Ia menambahkan bahwa mungkin Swedia harus bertindak berbeda dari itu jika mereka ingin mendapatkan dukungan Ankara untuk bergabung dengan NATO.

Turki dan Hongaria tetap menjadi dua anggota NATO yang belum menyetujui tawaran Swedia dan Finlandia untuk bergabung dengan aliansi militer pimpinan Amerika Serikat (AS) itu.

Swedia, yang berbagi perbatasan dengan Rusia, menanggalkan sikap netral secara militer yang telah lama mereka pegang dan ingin menjadi anggota NATO sebagai tanggapan atas perang Moskow di Ukraina.

Pemungutan dengan suara bulat dari 30 anggota NATO diperlukan untuk menerima anggota baru.

Ankara telah menolak untuk meratifikasi tawaran keanggotaan NATO kedua negara, terutama karena penolakan Swedia untuk mengekstradisi lusinan teroris yang terkait dengan Partai Pekerja Kurdi (PKK/YPG) yang dilarang, dan FETO yang anggotanya berada di balik upaya kudeta tahun 2016.

Cavusoglu mengatakan Turki berbagi keinginan Hongaria untuk perluasan NATO.

"Tetapi sekarang tidak mungkin bagi kami untuk mengkonfirmasi aksesi (Swedia) ke dalam aliansi," katanya.



Dia menyebut penodaan al-Quran sebagai provokasi yang tidak akan membawa perubahan dan hanya menyebabkan kekacauan.

Ankara mengatakan Swedia telah gagal dalam komitmennya untuk menindak kelompok teror yang mengancam negara.

Pemerintah Hongaria pada akhir tahun lalu diperkirakan akan memberikan suara untuk menerima Swedia dan Finlandia ke dalam NATO.

Masalah ini akan menjadi agenda parlemen Hongaria selama sesi pertama tahun ini di bulan Februari, kata Szijjarto.

Szijjarto mengatakan Hongaria memiliki "sudut pandang yang jelas" untuk mengakui Swedia dan Finlandia ke dalam NATO, tetapi bagaimanapun juga tidak akan berusaha mempengaruhi Turki.

"Saya tidak pernah mendesak pemerintah asing lain untuk melakukan hal-hal yang bukan urusan kami," kata Szijjarto.

(ian)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More