Usai Al-Qur'an, Taurat Hendak Dibakar di Swedia tapi Dicegah Umat Islam

Rabu, 01 Februari 2023 - 01:17 WIB
itu, sepekan sebelumnya, demonstrasi serupa terjadi di depan Kedutaan Turki, termasuk pembakaran salinan Al-Qur'an oleh politisi anti-Islam; Rasmus Paludan.

“Pembakaran gulungan Taurat dicegah berkat kepemimpinan komunitas Muslim di Swedia,” kata pemimpin komunitas Yahudi setempat, Rabi Moshe David HaCohen, kepada Jerusalem Post.

HaCohen adalah salah satu pendiri dan direktur proyek Amanah, sebuah organisasi Swedia yang mempromosikan dialog dan hubungan antar-agama minoritas, terutama Islam dan Yahudi.

Amanah didasarkan pada hubungan pribadi dan dialog yang terjalin antara Imam Salahuddin Barakat-HaCohen. HaCohen sebelumnya adalah rabi komunitas Yahudi Malmo di bagian selatan Swedia dan sekarang tinggal di Israel, tetapi mengunjungi Swedia secara teratur.

"Ketika kami mencapai situasi di mana Swedia menuntut hak atas kebebasan berekspresi [sebelum demonstrasi gulungan Taurat yang direncanakan], mereka yang bekerja di belakang layar dan mendekati penulis Mesir adalah orang-orang dari komunitas muslim di Stockholm dan juga kepemimpinan muslim, terkait dengan organisasi Amanah. Kami di Amanah telah bekerja sama dalam masalah agama dan minoritas bersama di Swedia selama lima tahun," papar HaCohen.

Dia menambahkan bahwa setelah pembakaran Al-Qur'an di luar Kedutaan Turki di Swedia, “komunitas Yahudi, bekerja sama dengan Amanah, mengeluarkan pernyataan atas nama semua komunitas Yahudi untuk mendukung komunitas muslim. Kami mengeluarkan pernyataan mengutuk keras pembakaran Al-Qur'an dan menuntut perubahan hukum, dengan membatasi hukum kebebasan berbicara.”

Dalam pernyataan bersama, komunitas Yahudi Swedia dan Amanah mengatakan; "Dengan keprihatinan mendalam kami sekali lagi menyaksikan manifestasi kebencian Islamofobia di jalan-jalan Swedia. Sekali lagi rasis dan ekstremis diperbolehkan untuk menyalahgunakan demokrasi dan kebebasan berbicara untuk menormalkan kebencian terhadap salah satu agama minoritas di Swedia, dengan membakar Al-Qur'an.”

“Orang Eropa kita yang tragis telah mengajarkan kita bahwa pembakaran buku sering menandakan dimulainya normalisasi kebencian terhadap suatu kelompok dalam masyarakat,” lanjut pernyataan itu.

“Secara historis melawan Yahudi dan saat ini melawan muslim. Tidak mengakui manifestasi kebencian ini sebagai ekspresi ancaman dan hasutan terhadap kelompok etnis merupakan pengabaian sejarah,” imbuh pernyataan tersebut.

Mereka menyimpulkan dengan mengatakan bahwa mereka ingin mengungkapkan dukungan mereka kepada Komunitas muslim Swedia dan dengan jelas menyatakan bahwa setiap tindakan dan tanda prasangka dan kebencian tidak dapat diterima.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More