Erdogan: Calon Anggota NATO Bisa Terkejut oleh Turki
Senin, 30 Januari 2023 - 16:26 WIB
ANKARA - Presiden Recep Tayyip Erdogan menyatakan Turki dapat memutuskan secara berbeda pada aplikasi anggota NATO oleh Finlandia dan Swedia.
Erdogan mengatakan hal itu kepada pertemuan pemuda di provinsi Bilecik pada Minggu (29/1/2023).
Dia mengisyaratkan, "Swedia akan terkejut ketika kami menanggapi Finlandia secara berbeda."
“Tapi Finlandia seharusnya tidak melakukan kesalahan yang sama,” papar pemimpin Turki itu memperingatkan.
Kedua negara Nordik itu sama-sama mencapai kesepakatan dengan Turki pada bulan Juni untuk bergabung dengan blok militer pimpinan AS.
Mereka berjanji tidak memberikan dukungan kepada kelompok yang telah ditetapkan Ankara sebagai teroris, untuk mengekstradisi tersangka terorisme, dan untuk menghapuskan embargo senjata yang melibatkan salah satu dari negara-negara tersebut.
Sebagai imbalannya, Ankara diharapkan mendukung keanggotaan NATO mereka.
Namun, pakta itu retak awal bulan ini, ketika politisi sayap kanan Swedia-Denmark Rasmus Paludan membakar Alquran di depan Kedutaan Besar Turki di Swedia dan bersumpah menghancurkan kitab suci umat Islam setiap Jumat sampai Stockholm diizinkan masuk NATO.
Erdogan membahas tindakan provokatif dalam sambutannya pada Minggu, dengan menanyakan, “Apakah (Swedia) menghapus Islam dengan membakar Alquran kita?… Mereka hanya menunjukkan betapa tercelanya mereka. Denmark melakukan hal yang sama.”
Paludan membakar salinan Al-Quran lagi pada Jumat lalu, kali ini di depan masjid, Kedutaan Besar Turki, dan Konsulat Rusia di Kopenhagen.
Meski Perdana Menteri Swedia Ulf Kristersson mengutuk tindakan Pemimpin Partai Stram Kurs (Garis Keras) sebagai "sangat tidak sopan", dia berhenti menyerukan hukuman resmi untuk Paludan, yang memiliki izin polisi untuk aksi tersebut di bawah perlindungan Stockholm untuk kebebasan berekspresi.
Turki mengutuk keringanan hukuman negara itu, dengan alasan, “Tindakan itu jelas merupakan kejahatan rasial."
Sementara Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu mengungkapkan pekan lalu bahwa pertemuan yang direncanakan untuk membahas keanggotaan NATO dengan Finlandia dan Swedia telah ditunda tanpa batas waktu, Erdogan mengatakan kepada hadirinnya pada Minggu bahwa Swedia telah diberi daftar 120 orang untuk diekstradisi sebagai "teroris" untuk syarat "memasuki NATO."
Pekan lalu, Menteri Luar Negeri Finlandia Pekka Haavisto menyarankan Helsinki mungkin bergabung dengan blok militer sendirian jika tetangganya akan diblokir. Komentar itu kemudian dicabut.
Menteri luar negeri kedua negara mengkonfirmasi pada Sabtu bahwa aksesi mereka masih berlangsung.
Menanggapi upaya kedua negara masuk NATO, Rusia mengatakan perluasan blok tidak akan membuat benua Eropa lebih stabil atau aman.
Moskow mencatat negaranya "tidak memiliki masalah" dengan Stockholm atau Helsinki, namun tetap berjanji menyesuaikan postur militer di wilayah utara jika NATO menambahkan dua anggota baru.
Erdogan mengatakan hal itu kepada pertemuan pemuda di provinsi Bilecik pada Minggu (29/1/2023).
Dia mengisyaratkan, "Swedia akan terkejut ketika kami menanggapi Finlandia secara berbeda."
“Tapi Finlandia seharusnya tidak melakukan kesalahan yang sama,” papar pemimpin Turki itu memperingatkan.
Kedua negara Nordik itu sama-sama mencapai kesepakatan dengan Turki pada bulan Juni untuk bergabung dengan blok militer pimpinan AS.
Mereka berjanji tidak memberikan dukungan kepada kelompok yang telah ditetapkan Ankara sebagai teroris, untuk mengekstradisi tersangka terorisme, dan untuk menghapuskan embargo senjata yang melibatkan salah satu dari negara-negara tersebut.
Sebagai imbalannya, Ankara diharapkan mendukung keanggotaan NATO mereka.
Namun, pakta itu retak awal bulan ini, ketika politisi sayap kanan Swedia-Denmark Rasmus Paludan membakar Alquran di depan Kedutaan Besar Turki di Swedia dan bersumpah menghancurkan kitab suci umat Islam setiap Jumat sampai Stockholm diizinkan masuk NATO.
Erdogan membahas tindakan provokatif dalam sambutannya pada Minggu, dengan menanyakan, “Apakah (Swedia) menghapus Islam dengan membakar Alquran kita?… Mereka hanya menunjukkan betapa tercelanya mereka. Denmark melakukan hal yang sama.”
Paludan membakar salinan Al-Quran lagi pada Jumat lalu, kali ini di depan masjid, Kedutaan Besar Turki, dan Konsulat Rusia di Kopenhagen.
Meski Perdana Menteri Swedia Ulf Kristersson mengutuk tindakan Pemimpin Partai Stram Kurs (Garis Keras) sebagai "sangat tidak sopan", dia berhenti menyerukan hukuman resmi untuk Paludan, yang memiliki izin polisi untuk aksi tersebut di bawah perlindungan Stockholm untuk kebebasan berekspresi.
Turki mengutuk keringanan hukuman negara itu, dengan alasan, “Tindakan itu jelas merupakan kejahatan rasial."
Sementara Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu mengungkapkan pekan lalu bahwa pertemuan yang direncanakan untuk membahas keanggotaan NATO dengan Finlandia dan Swedia telah ditunda tanpa batas waktu, Erdogan mengatakan kepada hadirinnya pada Minggu bahwa Swedia telah diberi daftar 120 orang untuk diekstradisi sebagai "teroris" untuk syarat "memasuki NATO."
Pekan lalu, Menteri Luar Negeri Finlandia Pekka Haavisto menyarankan Helsinki mungkin bergabung dengan blok militer sendirian jika tetangganya akan diblokir. Komentar itu kemudian dicabut.
Menteri luar negeri kedua negara mengkonfirmasi pada Sabtu bahwa aksesi mereka masih berlangsung.
Menanggapi upaya kedua negara masuk NATO, Rusia mengatakan perluasan blok tidak akan membuat benua Eropa lebih stabil atau aman.
Moskow mencatat negaranya "tidak memiliki masalah" dengan Stockholm atau Helsinki, namun tetap berjanji menyesuaikan postur militer di wilayah utara jika NATO menambahkan dua anggota baru.
(sya)
tulis komentar anda