Cerita Malapetaka 17 Bom Nuklir Prancis Diledakkan di Sahara Aljazair

Senin, 30 Januari 2023 - 16:09 WIB
Orang-orang Fezzan mulai terkena kanker dalam jumlah yang lebih banyak. Hujan asam turun. Tanah itu menderita. Apa yang sudah terjadi?

Ledakan di Sahara

Pada 13 Februari 1960, Prancis melakukan uji coba bom nuklir pertamanya di Reggane, sebuah kota oasis di selatan Aljazair.

Perang untuk kemerdekaan negara Afrika Utara telah berlangsung sejak 1954 dan Presiden Prancis Charles de Gaulle sangat ingin menunjukkan kepada dunia bahwa Prancis berada di puncak kekuatan militer.

Untuk itu, bom nuklir pertama Prancis, yang dinamai Gerboise Bleue—diambil dari bendera tiga warna biru dan hewan gurun kecil di Sahara—diledakkan di gurun Sahara Aljazair. Itu melepaskan lebih dari empat kali jumlah energi seperti bom AS yang dijatuhkan di Hiroshima, Jepang.

Beberapa bulan kemudian, saat pemimpin Soviet Nikita Khrushchev berada di Prancis untuk kunjungan resmi, bom nuklir kedua Prancis diledakkan di Sahara.

Antara 1960 hingga 1966, empat tahun setelah Aljazair merdeka, Prancis meledakkan 17 bom nuklir di Sahara, termasuk empat di atmosfer dekat Reggane. Para saksi uji coba bom menggambarkannya sebagai hal paling brutal yang pernah mereka lihat dalam hidup mereka.

"Empat ledakan bawah tanah di Sahara Aljazair tidak sepenuhnya dibendung atau dibatasi," bunyi laporan parlemen Prancis.

Yang paling terkenal adalah insiden Beryl, di mana sembilan tentara dan sejumlah penduduk desa Tuareg sangat terkontaminasi oleh radioaktivitas.

Dampak program uji coba bom nuklir Prancis di Aljazair bersifat langsung dan terus berlangsung.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More