Netanyahu Peringatkan Israel Akan Merespons Penembakan Yerusalem
Minggu, 29 Januari 2023 - 12:06 WIB
TEL AVIV - Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu berjanji akan merespons dengan kuat dan cepat atas dua serangan terpisah yang dilakukan warga Palestina di Yerusalem dalam dua hari terakhir.
Menjelang rapat kabinet keamanan, Netanyahu mengatakan dia akan mencari langkah-langkah baru untuk "memerangi teror".
"Tanggapan kami akan kuat, cepat dan tepat," kata Netanyahu seperti dikutip dari DW, Minggu (29/1/2023).
Netanyahu menyerukan warga Israel tetap tenang dan mendesak warga mengizinkan pasukan keamanan melakukan tugas mereka, sementara militer mengatakan pasukan tambahan akan dikerahkan di Tepi Barat yang diduduki.
"Saya menyerukan lagi kepada semua orang Israel - jangan main hakim sendiri," kata Netanyahu seperti dikutip dari BBC.
Dia berterima kasih kepada beberapa pemimpin dunia - termasuk Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden - atas dukungan mereka.
Komentarnya muncul setelah polisi Israel mengatakan seorang anak laki-laki Palestina berusia 13 tahun berada di belakang penembakan di lingkungan Silwan Yerusalem pada hari Sabtu yang menyebabkan seorang ayah dan anak Israel terluka parah.
Seorang juru bicara kepolisian Israel sebelumnya mengatakan penyerang menyergap lima orang saat mereka sedang beribadah, meninggalkan dua orang dalam "kondisi kritis". Anak berusia 13 tahun itu ditembak dan terluka oleh orang yang lewat dan ditahan di rumah sakit.
Dalam penembakan terpisah pada hari Jumat di sebuah sinagoga di Yerusalem Timur, tujuh orang tewas dan sedikitnya tiga lainnya terluka saat mereka berkumpul untuk berdoa pada awal Sabat Yahudi. Pria bersenjata itu ditembak mati di tempat kejadian.
Pria di balik serangan sinagoga hari Jumat diidentifikasi oleh media lokal sebagai warga Palestina dari Yerusalem Timur.
Polisi telah menangkap 42 orang sehubungan dengan serangan itu.
Komisaris polisi Israel Kobi Shabtai menyebutnya sebagai salah satu serangan terburuk yang mereka temui dalam beberapa tahun terakhir.
Kelompok militan Palestina memuji serangan itu, tetapi tidak mengatakan salah satu anggota mereka bertanggung jawab.
Ketegangan meningkat sejak sembilan warga Palestina - baik militan maupun warga sipil - tewas dalam serangan militer Israel di Jenin di Tepi Barat yang diduduki pada hari Kamis.
Ini diikuti oleh tembakan roket ke Israel dari Gaza, yang ditanggapi Israel dengan serangan udara.
Sejak awal Januari, 30 warga Palestina - baik militan maupun warga sipil - telah tewas di Tepi Barat.
Presiden Palestina Mahmoud Abbas menangguhkan pengaturan kerja sama keamanannya dengan Israel setelah serangan pada hari Kamis di Jenin.
Penembakan di sinagoga pada hari Jumat terjadi pada Hari Peringatan Holocaust, yang memperingati terbunuhnya enam juta orang Yahudi dan korban lainnya dalam Holocaust oleh rezim Nazi di Jerman.
Tak lama setelah insiden itu, Netanyahu mengunjungi situs tersebut, begitu pula Menteri Keamanan Nasional sayap kanan yang kontroversial, Itamar Ben-Gvir.
Ben-Gvir berjanji untuk mengembalikan keamanan ke jalan-jalan Israel, tetapi ada kemarahan yang meningkat karena dia belum melakukannya, kata wartawan BBC Yolande Knell di Yerusalem.
Juru bicara Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa mengatakan Antonio Guterres sangat khawatir tentang peningkatan kekerasan saat ini di Israel dan wilayah Palestina yang diduduki.
"Inilah saatnya untuk menahan diri sepenuhnya," kata juru bicara PBB Stephane Dujarric.
Pada hari Sabtu, Uni Eropa menyatakan waspada atas ketegangan yang meningkat dan mendesak Israel untuk menggunakan kekuatan mematikan hanya sebagai upaya terakhir.
"Uni Eropa sepenuhnya mengakui masalah keamanan Israel yang sah - sebagaimana dibuktikan oleh serangan teroris terbaru - tetapi harus ditekankan bahwa kekuatan mematikan hanya boleh digunakan sebagai upaya terakhir ketika benar-benar tidak dapat dihindari untuk melindungi kehidupan," bunyi pernyataan Kepala diplomat Uni Eropa, Josep Borrell.
Israel telah menduduki Yerusalem Timur sejak perang Timur Tengah 1967 dan menganggap seluruh kota sebagai ibu kotanya, meskipun hal ini tidak diakui oleh sebagian besar masyarakat internasional.
Palestina mengklaim Yerusalem Timur sebagai ibu kota masa depan negara merdeka mereka.
Menjelang rapat kabinet keamanan, Netanyahu mengatakan dia akan mencari langkah-langkah baru untuk "memerangi teror".
"Tanggapan kami akan kuat, cepat dan tepat," kata Netanyahu seperti dikutip dari DW, Minggu (29/1/2023).
Netanyahu menyerukan warga Israel tetap tenang dan mendesak warga mengizinkan pasukan keamanan melakukan tugas mereka, sementara militer mengatakan pasukan tambahan akan dikerahkan di Tepi Barat yang diduduki.
"Saya menyerukan lagi kepada semua orang Israel - jangan main hakim sendiri," kata Netanyahu seperti dikutip dari BBC.
Dia berterima kasih kepada beberapa pemimpin dunia - termasuk Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden - atas dukungan mereka.
Komentarnya muncul setelah polisi Israel mengatakan seorang anak laki-laki Palestina berusia 13 tahun berada di belakang penembakan di lingkungan Silwan Yerusalem pada hari Sabtu yang menyebabkan seorang ayah dan anak Israel terluka parah.
Seorang juru bicara kepolisian Israel sebelumnya mengatakan penyerang menyergap lima orang saat mereka sedang beribadah, meninggalkan dua orang dalam "kondisi kritis". Anak berusia 13 tahun itu ditembak dan terluka oleh orang yang lewat dan ditahan di rumah sakit.
Dalam penembakan terpisah pada hari Jumat di sebuah sinagoga di Yerusalem Timur, tujuh orang tewas dan sedikitnya tiga lainnya terluka saat mereka berkumpul untuk berdoa pada awal Sabat Yahudi. Pria bersenjata itu ditembak mati di tempat kejadian.
Pria di balik serangan sinagoga hari Jumat diidentifikasi oleh media lokal sebagai warga Palestina dari Yerusalem Timur.
Polisi telah menangkap 42 orang sehubungan dengan serangan itu.
Komisaris polisi Israel Kobi Shabtai menyebutnya sebagai salah satu serangan terburuk yang mereka temui dalam beberapa tahun terakhir.
Kelompok militan Palestina memuji serangan itu, tetapi tidak mengatakan salah satu anggota mereka bertanggung jawab.
Ketegangan meningkat sejak sembilan warga Palestina - baik militan maupun warga sipil - tewas dalam serangan militer Israel di Jenin di Tepi Barat yang diduduki pada hari Kamis.
Ini diikuti oleh tembakan roket ke Israel dari Gaza, yang ditanggapi Israel dengan serangan udara.
Sejak awal Januari, 30 warga Palestina - baik militan maupun warga sipil - telah tewas di Tepi Barat.
Presiden Palestina Mahmoud Abbas menangguhkan pengaturan kerja sama keamanannya dengan Israel setelah serangan pada hari Kamis di Jenin.
Penembakan di sinagoga pada hari Jumat terjadi pada Hari Peringatan Holocaust, yang memperingati terbunuhnya enam juta orang Yahudi dan korban lainnya dalam Holocaust oleh rezim Nazi di Jerman.
Tak lama setelah insiden itu, Netanyahu mengunjungi situs tersebut, begitu pula Menteri Keamanan Nasional sayap kanan yang kontroversial, Itamar Ben-Gvir.
Ben-Gvir berjanji untuk mengembalikan keamanan ke jalan-jalan Israel, tetapi ada kemarahan yang meningkat karena dia belum melakukannya, kata wartawan BBC Yolande Knell di Yerusalem.
Juru bicara Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa mengatakan Antonio Guterres sangat khawatir tentang peningkatan kekerasan saat ini di Israel dan wilayah Palestina yang diduduki.
"Inilah saatnya untuk menahan diri sepenuhnya," kata juru bicara PBB Stephane Dujarric.
Pada hari Sabtu, Uni Eropa menyatakan waspada atas ketegangan yang meningkat dan mendesak Israel untuk menggunakan kekuatan mematikan hanya sebagai upaya terakhir.
"Uni Eropa sepenuhnya mengakui masalah keamanan Israel yang sah - sebagaimana dibuktikan oleh serangan teroris terbaru - tetapi harus ditekankan bahwa kekuatan mematikan hanya boleh digunakan sebagai upaya terakhir ketika benar-benar tidak dapat dihindari untuk melindungi kehidupan," bunyi pernyataan Kepala diplomat Uni Eropa, Josep Borrell.
Israel telah menduduki Yerusalem Timur sejak perang Timur Tengah 1967 dan menganggap seluruh kota sebagai ibu kotanya, meskipun hal ini tidak diakui oleh sebagian besar masyarakat internasional.
Palestina mengklaim Yerusalem Timur sebagai ibu kota masa depan negara merdeka mereka.
(ian)
tulis komentar anda