Terungkap, India dan Pakistan Nyaris Perang Nuklir

Kamis, 26 Januari 2023 - 08:54 WIB
Memoar baru dari mantan Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo mengungkap bahwa India dan Pakistan nyaris perang nuklir pada Februari 2019. Foto/REUTERS
NEW DELHI - India dan Pakistan nyaris perang nuklir pada Februari 2019. Itu diungkap mantan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Mike Pompeo dalam memoar barunya.

Itu terjadi setelah New Delhi melancarkan serangan terhadap kelompok militan di wilayah Pakistan menyusul serangan terhadap pasukan India di Kashmir.

Pakistan kemudian mengatakan telah menembak jatuh dua jet militer India dan menangkap seorang pilot pesawat tempur.

India dan Pakistan saling mengeklaim seluruh Kashmir, tetapi hanya menguasai sebagian saja.



India telah lama menuduh Pakistan mendukung kelompok militan separatis di lembah Kashmir—tuduhan yang dibantah oleh Islamabad.



Dua negara bersenjata nuklir itu telah berperang tiga kali sejak kemerdekaan dari Inggris dan pemisahan keduanya pada tahun 1947.

Dalam buku "Never Give An Inch: Fighting for the America I Love", Pompeo mengatakan dia tidak berpikir dunia benar-benar tahu seberapa dekat persaingan India-Pakistan yang meluas menjadi kebakaran nuklir pada Februari 2019.

"Sebenarnya, saya juga tidak tahu persis jawabannya; saya hanya tahu jawabannya terlalu dekat," tulisnya, seperti dikutip BBC, Kamis (26/1/2023).

Pompeo mengatakan dia tidak akan pernah melupakan malam di mana dia berada di Hanoi pada pertemuan puncak bernegosiasi dengan Korea Utara tentang senjata nuklir. "Ketika India dan Pakistan mulai saling mengancam sehubungan dengan perselisihan selama puluhan tahun atas wilayah perbatasan utara Kashmir," lanjut tulisan Pompeo.

"Setelah serangan terhadap pasukan India yang menewaskan lebih dari 40 tentara—serangan teroris Islam...mungkin sebagian dimungkinkan oleh kebijakan kontra-teror Pakistan yang longgar, India telah menanggapi dengan serangan udara di dalam Pakistan," sambung tulisan Pompeo.

"Orang-orang Pakistan menembak jatuh sebuah pesawat dalam pertempuran udara berikutnya dan menahan pilot India sebagai tawanan."

Pompeo mengatakan dia dibangunkan di Hanoi untuk berbicara dengan "rekan" India, yang tidak disebutkan namanya.

“Dia percaya orang-orang Pakistan telah mulai mempersiapkan senjata nuklir mereka untuk serangan. India, dia memberi tahu saya, sedang mempertimbangkan eskalasinya sendiri,” tulis Pompeo.

"Saya memintanya untuk tidak melakukan apa-apa dan memberi kami waktu sebentar untuk menyelesaikan masalah," imbuh dia.



Pompeo menulis dia mulai bekerja dengan Penasihat Keamanan Nasional saat itu John Bolton yang bersamanya "di fasilitas komunikasi kecil yang aman di hotel kami".

Dia mengatakan dia menghubungi panglima militer Pakistan saat itu Jenderal Qamar Javed Bajwa, yang telah telah dia ajak berkomunikasi berkali-kali."Dan memberi tahu dia apa yang diberitahukan orang India kepada saya," katanya.

"Dia mengatakan itu tidak benar. Seperti yang diharapkan, dia yakin orang India sedang mempersiapkan senjata nuklir mereka untuk ditempatkan. Kami butuh beberapa jam—dan kerja yang sangat baik dari tim kami di lapangan di New Delhi dan Islamabad—untuk meyakinkan masing-masing pihak bahwa pihak lain tidak sedang mempersiapkan perang nuklir," papar tulisan Pompeo.

"Tidak ada negara lain yang akan melakukan apa yang kami lakukan malam itu untuk menghindari hasil yang mengerikan," imbuh Pompeo.

Sejauh ini baik India maupun Pakistan belum mengomentari klaim Pompeo.

Serangan tahun 2019 terhadap tentara India diklaim oleh sebuah kelompok yang berbasis di Pakistan, Jaish-e-Mohammad (JeM), dan India telah bersumpah untuk membalas.

Serangan udara India melintasi Garis Kontrol (LoC) yang membagi wilayah India dan Pakistan adalah yang pertama sejak perang tahun 1971. India mengatakan telah membunuh sejumlah besar militan tetapi Pakistan menyebut klaim itu "sembrono".
(min)
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More