Pasukan Ukraina Mundur dari Kota Soledar
Rabu, 25 Januari 2023 - 23:34 WIB
KIEV - Ukraina pada hari Rabu (25/1/2023) mengkonfirmasi bahwa pasukannya telah ditarik mundur dari kota Soledar di Ukraina timur. Penarikan ini hampir dua minggu setelah pasukan Rusia mengatakan mereka telah merebut kota kecil pertambangan garam itu.
"Untuk menyelamatkan nyawa personel militer, Pasukan Pertahanan mundur dari Soledar," kata juru bicara militer Ukraina Serhiy Cherevatyi seperti dikutip oleh media negara Suspilne yang dilansir dari France 24.
Pernyataannya adalah konfirmasi pertama yang dilakukan Ukraina bahwa pasukan Rusia telah merebut Soledar, yang berada di wilayah Donetsk.
"(Pasukan kami) memenuhi tugas utama mereka: tidak membiarkan musuh secara sistematis menerobos ke arah Donetsk," ujar Cherevatyi.
Dia mengatakan garis pertahanan Ukraina di Soledar telah mencegah pasukan Rusia - yang menginvasi Ukraina 11 bulan lalu - menerobos ke garis belakangnya.
Cherevatyi mengatakan pasukan Ukraina tidak pernah dikepung di Soledar selama pertempuran sengit, dan tidak ada tawanan perang Ukraina yang ditangkap.
Soledar, yang memiliki populasi 10.000 sebelum perang, menjadi pusat serangan Rusia selama beberapa minggu di awal Januari, dan pertempuran sengit berkecamuk untuk mendapatkan kendali kota itu. Rusia hampir dua minggu lalu mengklaim bahwa pasukannya telah merebut Soledar, tetapi Ukraina membantahnya.
Penarikan pasukan Ukraina dari Soledar membawa pasukan Rusia selangkah lebih dekat ke Bakhmut, tetapi analis militer mengatakan perebutan kota itu lebih simbolis daripada strategis. Pertempuran di Ukraina timur sebagian besar menemui jalan buntu selama berbulan-bulan.
Moskow telah menggambarkan pertempuran untuk kota yang tidak jauh dari kota Bakhmut di provinsi Donetsk, sebagai kunci untuk merebut semua wilayah Donbas Ukraina, di mana separatis yang didukung Rusia telah memerangi pasukan Ukraina selama hampir sembilan tahun dan menguasai beberapa wilayah sebelum invasi skala penuh Rusia.
Presiden Rusia Vladimir Putin mengutip keamanan etnis Rusia yang tinggal di Donetsk dan provinsi tetangga Luhansk, yang bersama-sama membentuk Donbas, sebagai pembenaran untuk invasi tersebut. Putin secara ilegal mencaplok provinsi Ukraina dan dua lainnya pada akhir September.
Dilansir dari AP, merebut kendali Soledar berpotensi memungkinkan pasukan Rusia untuk memotong jalur pasokan ke pasukan Ukraina di Bakhmut, meskipun kekuatan posisi pertahanan baru Ukraina tidak diketahui.
Institute for the Study of War, sebuah think tank di Washington, awal bulan ini mengatakan bahwa jatuhnya Soledar tidak akan menandai perkembangan yang signifikan secara operasional dan tidak mungkin menjadi pertanda pengepungan Bakhmut oleh Rusia dalam waktu dekat.
Lembaga tersebut mengatakan operasi informasi Rusia telah melebih-lebihkan pentingnya Soledar, yang merupakan pemukiman kecil. Lembaga itu juga berpendapat bahwa pertempuran yang panjang dan sulit telah menyebabkan kelelahan pasukan Rusia.
"Untuk menyelamatkan nyawa personel militer, Pasukan Pertahanan mundur dari Soledar," kata juru bicara militer Ukraina Serhiy Cherevatyi seperti dikutip oleh media negara Suspilne yang dilansir dari France 24.
Pernyataannya adalah konfirmasi pertama yang dilakukan Ukraina bahwa pasukan Rusia telah merebut Soledar, yang berada di wilayah Donetsk.
"(Pasukan kami) memenuhi tugas utama mereka: tidak membiarkan musuh secara sistematis menerobos ke arah Donetsk," ujar Cherevatyi.
Dia mengatakan garis pertahanan Ukraina di Soledar telah mencegah pasukan Rusia - yang menginvasi Ukraina 11 bulan lalu - menerobos ke garis belakangnya.
Cherevatyi mengatakan pasukan Ukraina tidak pernah dikepung di Soledar selama pertempuran sengit, dan tidak ada tawanan perang Ukraina yang ditangkap.
Soledar, yang memiliki populasi 10.000 sebelum perang, menjadi pusat serangan Rusia selama beberapa minggu di awal Januari, dan pertempuran sengit berkecamuk untuk mendapatkan kendali kota itu. Rusia hampir dua minggu lalu mengklaim bahwa pasukannya telah merebut Soledar, tetapi Ukraina membantahnya.
Penarikan pasukan Ukraina dari Soledar membawa pasukan Rusia selangkah lebih dekat ke Bakhmut, tetapi analis militer mengatakan perebutan kota itu lebih simbolis daripada strategis. Pertempuran di Ukraina timur sebagian besar menemui jalan buntu selama berbulan-bulan.
Moskow telah menggambarkan pertempuran untuk kota yang tidak jauh dari kota Bakhmut di provinsi Donetsk, sebagai kunci untuk merebut semua wilayah Donbas Ukraina, di mana separatis yang didukung Rusia telah memerangi pasukan Ukraina selama hampir sembilan tahun dan menguasai beberapa wilayah sebelum invasi skala penuh Rusia.
Presiden Rusia Vladimir Putin mengutip keamanan etnis Rusia yang tinggal di Donetsk dan provinsi tetangga Luhansk, yang bersama-sama membentuk Donbas, sebagai pembenaran untuk invasi tersebut. Putin secara ilegal mencaplok provinsi Ukraina dan dua lainnya pada akhir September.
Dilansir dari AP, merebut kendali Soledar berpotensi memungkinkan pasukan Rusia untuk memotong jalur pasokan ke pasukan Ukraina di Bakhmut, meskipun kekuatan posisi pertahanan baru Ukraina tidak diketahui.
Institute for the Study of War, sebuah think tank di Washington, awal bulan ini mengatakan bahwa jatuhnya Soledar tidak akan menandai perkembangan yang signifikan secara operasional dan tidak mungkin menjadi pertanda pengepungan Bakhmut oleh Rusia dalam waktu dekat.
Lembaga tersebut mengatakan operasi informasi Rusia telah melebih-lebihkan pentingnya Soledar, yang merupakan pemukiman kecil. Lembaga itu juga berpendapat bahwa pertempuran yang panjang dan sulit telah menyebabkan kelelahan pasukan Rusia.
(ian)
tulis komentar anda