Tentara Rusia Lancarkan Serangan di Wilayah Zaporizhzhia
Minggu, 22 Januari 2023 - 09:23 WIB
KIEV - Rusia mengatakan pasukannya melancarkan serangan di wilayah Zaporizhzhia, Ukraina , di mana pertempuran minggu ini meningkat setelah beberapa bulan hampir beku.
Dalam laporan hariannya, pasukan Moskow mengatakan mereka memimpin "operasi ofensif" di wilayah tersebut dan mengklaim telah mengambil garis dan posisi yang lebih menguntungkan, seperti dikutip dari France 24, Minggu (22/1/2023).
Wilayah tersebut telah menjadi tempat pertempuran sengit dalam beberapa pekan terakhir. Gubernurnya, Oleksandr Starukh, mengatakan pasukan Rusia telah melancarkan lebih dari 160 serangan penembakan dalam semalam.
Dalam sebuah posting Telegram dia mengatakan 21 kota dan kota telah menjadi sasaran. Seorang wanita tewas dan dua orang lainnya luka-luka.
Pengumuman itu dikeluarkan sehari setelah menteri energi Ukraina mengatakan situasi di pembangkit listrik tenaga nuklir Zaporizhzhia yang dikuasai Rusia memburuk karena keadaan psikologis staf Ukraina dan kondisi peralatannya.
Pengawas nuklir PBB, Badan Energi Atom Internasional, sedang mencoba untuk membuat zona aman di sekitar fasilitas nuklir.
Perang antara Rusia dan Ukraina telah berlangsung hampir setahun, namun hingga kini belum ada sinyal untuk perundingan damai.
Rusia tidak menunjukkan tanda-tanda mengambil langkah-langkah untuk mengakhiri perang, meskipun berulang kali menghadapi kemunduran besar. Ukraina juga telah memperingatkan bahwa Rusia tampaknya bersiap untuk melancarkan serangan lain, karenanya Kiev mendesak Barat untuk menyediakan lebih banyak senjata — terutama tank — yang memungkinkan untuk mereka mendorong aksi ofensifnya sendiri.
Tetapi negara-negara NATO menemui jalan buntu mengenai masalah pengiriman tank tempur utama, khususnya Leopard buatan Jerman, ke Ukraina. Kepala pertahanan Barat gagal mencapai kesepakatan mengenai masalah tersebut saat mereka bertemu di Pangkalan Udara Ramstein di Jerman pada Jumat.
Dalam laporan hariannya, pasukan Moskow mengatakan mereka memimpin "operasi ofensif" di wilayah tersebut dan mengklaim telah mengambil garis dan posisi yang lebih menguntungkan, seperti dikutip dari France 24, Minggu (22/1/2023).
Wilayah tersebut telah menjadi tempat pertempuran sengit dalam beberapa pekan terakhir. Gubernurnya, Oleksandr Starukh, mengatakan pasukan Rusia telah melancarkan lebih dari 160 serangan penembakan dalam semalam.
Dalam sebuah posting Telegram dia mengatakan 21 kota dan kota telah menjadi sasaran. Seorang wanita tewas dan dua orang lainnya luka-luka.
Pengumuman itu dikeluarkan sehari setelah menteri energi Ukraina mengatakan situasi di pembangkit listrik tenaga nuklir Zaporizhzhia yang dikuasai Rusia memburuk karena keadaan psikologis staf Ukraina dan kondisi peralatannya.
Pengawas nuklir PBB, Badan Energi Atom Internasional, sedang mencoba untuk membuat zona aman di sekitar fasilitas nuklir.
Perang antara Rusia dan Ukraina telah berlangsung hampir setahun, namun hingga kini belum ada sinyal untuk perundingan damai.
Rusia tidak menunjukkan tanda-tanda mengambil langkah-langkah untuk mengakhiri perang, meskipun berulang kali menghadapi kemunduran besar. Ukraina juga telah memperingatkan bahwa Rusia tampaknya bersiap untuk melancarkan serangan lain, karenanya Kiev mendesak Barat untuk menyediakan lebih banyak senjata — terutama tank — yang memungkinkan untuk mereka mendorong aksi ofensifnya sendiri.
Tetapi negara-negara NATO menemui jalan buntu mengenai masalah pengiriman tank tempur utama, khususnya Leopard buatan Jerman, ke Ukraina. Kepala pertahanan Barat gagal mencapai kesepakatan mengenai masalah tersebut saat mereka bertemu di Pangkalan Udara Ramstein di Jerman pada Jumat.
(ian)
tulis komentar anda