Belanda Bakal Pasok Rudal Patriot ke Ukraina: Ini Sinyal Politik kepada Rusia!
loading...
A
A
A
AMSTERDAM - Perdana Menteri (PM) Belanda Mark Rutte telah menjanjikan "kontribusi substansial" untuk pertahanan udara Ukraina .
Rincian janji kontribusi terungkap pada hari Jumat berupa dua peluncur Patriot buatan Amerika Serikat, sejumlah rudal untuk sistem tersebut, dan janji untuk melatih beberapa ratus orang Ukraina dalam penggunaannya.
“Ini adalah sinyal politik kepada Rusia bahwa kabinet bertekad untuk terus mendukung Ukraina,” kata Menteri Pertahanan Belanda Kajsa Ollongren dalam surat kepada Parlemen, seperti dikutip Russia Today, Sabtu (21/1/2023).
Dia mencatat bahwa ini dilakukan sebagai tanggapan atas seruan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky untuk bantuan dalam memperkuat pertahanan udara Kiev terhadap serangan rudal dan pesawat tak berawak Rusia.
Sekitar 65 personel Marinir Kerajaan Belanda juga akan melatih total 400 tentara Ukraina di Inggris, dengan jadwal pelatihan berlangsung hingga April.
Setiap baterai sistem Patriot biasanya terdiri dari delapan peluncur, radar darat, dan stasiun kendali. Menurut Ollongren, militer Belanda memiliki tiga baterai aktif dengan yang keempat sebagai cadangan.
“Kita bisa meluangkan mereka,” kata menteri tersebut. “Sangat penting untuk membantu Ukraina sekarang. Orang yang tidak bersalah terdampak dan Anda harus melakukan apa yang Anda bisa.”
Suratnya datang tiga hari setelah PM Rutte mengunjungi Washington dan menjanjikan "kontribusi substansial" dari sistem rudal Patriot untuk Kiev, tanpa menyebutkan jumlahnya.
AS dan Jerman juga telah berjanji untuk mengirimkan setidaknya dua baterai sistem rudal Patriot ke Ukraina, tetapi Pentagon mengatakan proses itu akan memakan waktu berbulan-bulan.
Rusia telah berulang kali memperingatkan Barat bahwa mengirim senjata ke Ukraina hanya akan memperpanjang konflik dan berisiko menimbulkan konfrontasi langsung.
Dikembangkan pada 1980-an, sistem rudal Patriot pertama kali digunakan dalam pertempuran melawan rudal balistik Irak selama Perang Teluk 1991.
Sejumlah sistem Patriot generasi ketiga dikerahkan di Arab Saudi pada Januari 2020, tetapi gagal mengalahkan serangan drone oleh pemberontak Houthi Yaman terhadap kilang minyak Saudi Aramco dan beberapa pangkalan militer.
Rincian janji kontribusi terungkap pada hari Jumat berupa dua peluncur Patriot buatan Amerika Serikat, sejumlah rudal untuk sistem tersebut, dan janji untuk melatih beberapa ratus orang Ukraina dalam penggunaannya.
“Ini adalah sinyal politik kepada Rusia bahwa kabinet bertekad untuk terus mendukung Ukraina,” kata Menteri Pertahanan Belanda Kajsa Ollongren dalam surat kepada Parlemen, seperti dikutip Russia Today, Sabtu (21/1/2023).
Dia mencatat bahwa ini dilakukan sebagai tanggapan atas seruan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky untuk bantuan dalam memperkuat pertahanan udara Kiev terhadap serangan rudal dan pesawat tak berawak Rusia.
Sekitar 65 personel Marinir Kerajaan Belanda juga akan melatih total 400 tentara Ukraina di Inggris, dengan jadwal pelatihan berlangsung hingga April.
Setiap baterai sistem Patriot biasanya terdiri dari delapan peluncur, radar darat, dan stasiun kendali. Menurut Ollongren, militer Belanda memiliki tiga baterai aktif dengan yang keempat sebagai cadangan.
“Kita bisa meluangkan mereka,” kata menteri tersebut. “Sangat penting untuk membantu Ukraina sekarang. Orang yang tidak bersalah terdampak dan Anda harus melakukan apa yang Anda bisa.”
Suratnya datang tiga hari setelah PM Rutte mengunjungi Washington dan menjanjikan "kontribusi substansial" dari sistem rudal Patriot untuk Kiev, tanpa menyebutkan jumlahnya.
AS dan Jerman juga telah berjanji untuk mengirimkan setidaknya dua baterai sistem rudal Patriot ke Ukraina, tetapi Pentagon mengatakan proses itu akan memakan waktu berbulan-bulan.
Rusia telah berulang kali memperingatkan Barat bahwa mengirim senjata ke Ukraina hanya akan memperpanjang konflik dan berisiko menimbulkan konfrontasi langsung.
Dikembangkan pada 1980-an, sistem rudal Patriot pertama kali digunakan dalam pertempuran melawan rudal balistik Irak selama Perang Teluk 1991.
Sejumlah sistem Patriot generasi ketiga dikerahkan di Arab Saudi pada Januari 2020, tetapi gagal mengalahkan serangan drone oleh pemberontak Houthi Yaman terhadap kilang minyak Saudi Aramco dan beberapa pangkalan militer.
(min)