Kisah dan 5 Fakta Pembunuhan Franz Ferdinand yang Memicu Perang Dunia I
Jum'at, 20 Januari 2023 - 23:50 WIB
JAKARTA - Nama Archduke Franz Ferdinand abadi dalam sejarah Perang Dunia (PD) I. Sebab, dia dibunuh yang kemudian menjadi pemicu pecahnya PD I.
Franz Ferdinand adalah seorang bangsawan keluarga Hapsburg yang lahir pada 18 Desember 1863. Ketika dibunuh pada 28 Juni 1914, dia merupakan calon pewaris Kekaisaran Austro-Hongaria.
Berikut kisah dan 5 fakta pembunuhan Franz Ferdinand yang memicu Perang Dunia I.
1. Jadi Target Pembunuhan
Latar belakang Franz Ferdinand menjadi target pembunuhan tak terlepas dari kebencian berbagai etnis yang ada di wilayah Kekaisaran Austro-Hongaria.
Kekaisaran ini terdiri dari beragam etnis yang saling berselisih karena agama dan politik. Kesamaan mereka adalah membenci kalangan Hapsburg, penguasa kekaisaran tersebut.
Ferdinand, yang menyadari kekaisarannya mengarah pada disintegrasi, mengubah pemerintahan dengan membuat monarki Slavia, Jerman, dan Magyar memiliki suara yang sama pada pemerintahan.
Dia juga hendak membentuk federasi dengan 16 negara bagian. Hal itu bertentangan dengan keinginan Serbia, terutama kalangan nasionalis, untuk merdeka serta terlepas dari Bosnia dan Herzegovina.
Franz Ferdinand, yang akan mewarisi takhta Kekaisaran Austro-Hongaria dari pamannya, Kaisar Franz Joseph, kemudian dianggap sebagai ancaman.
2. Kelompok Teroris sebagai Dalang Pembunuhan
Kekaisaran Austro-Hongaria, pada 1908, mencaplok wilayah Bosnia dan Herzegovina dari Kekaisaran Ottoman. Pada saat bersamaan, nasionalisme radikal Yugoslavia dan Pan-Serbia menyebar ke seluruh Bosnia dan Herzegovina.
Banyak kalangan yang menginginkan kemerdekaan untuk wilayah tersebut. Kelompok Pemuda Bosnia merupakan salah satu kelompok yang gencar menyerukan untuk mengakhiri kekuasaan Kekaisaran Austro-Hongaria di tanah Bosnia dan Herzegovina.
Seorang anggota kelompok tersebut, Gavrilo Princip, membunuh Franz Ferdinand dan istrinya; Sophie, pada 28 Juni 1914, ketika mereka berada di Sarajevo.
Princip dan kaki tangannya berhasil ditangkap, sekaligus menguak keterlibatan masyarakat militer rahasia Serbia yang disebut "Penyatuan atau Kematian".
Kelompok yang dikenal sebagai "Black Hand [Tangan Hitam]” ini merupakan bentukan anggota tentara Serbia pada 1911. Keinginan mereka adalah menyatukan semua wilayah dengan mayoritas penduduk Slavia Selatan.
3. Dua Kali Upaya Pembunuhan
Sebelum berhasil dibunuh, Franz Ferdinand juga menghadapi upaya pembunuhan. Peristiwa tersebut terjadi di hari yang sama, yaitu pada 28 Juni 1914.
Nedeljko Čabrinović, kaki tangan Gavrilo Princip, melemparkan granat tangan ke mobil Franz Ferdinand, sebagai upaya pembunuhan pertama. Namun, granat itu terpantul lalu jatuh di bagian bawah belakang kendaraan pengiring. Kejadian ini melukai orang-orang yang berada di dalam mobil.
Upaya pembunuhan yang kedua dilakukan saat Franz Ferdinand dalam perjalanan ke rumah sakit. Dia bermaksud mengunjungi orang-orang yang terluka akibat ledakan granat pada percobaan pembunuhan pertama.
Namun sopir mengambil jalan sesuai agenda awal, yaitu ke museum, karena tidak diberi tahu adanya perubahan. Karena salah mengambil jalan ketika berbelok, sopir memutar balik kendaraan. Di saat itulah, Gavrilo Princip, yang duduk di sebuah kafe di dekat tempat itu, mengambil kesempatan untuk membunuh Franz Ferdinand.
Princip melepaskan dua tembakan, satu mengenai Franz Ferdinand di bagian leher, satu tembakan lagi mengenai perut Sophie.
Sopir kemudian melarikan kendaraan untuk mendapatkan bantuan medis. Namun, dalam perjalanan, Sophie meninggal dunia. Tak lama berselang, nyawa Franz Ferdinand juga tak tertolong. Upaya pembunuhan terhadap Franz Ferdinand pun berhasil.
4. Pembunuh Berusia Muda
Pembunuh Franz Ferdinand adalah seorang anak muda dari kalangan Nasionalis Slavia Selatan bernama Gavrilo Princip. Princip lahir pada 25 Juli 1894 di Obljaj, Bosnia.
Princip mendapat pelatihan teroris dari Ujedinjenje ili Smrt (Penyatuan atau Kematian), yaitu perkumpulan rahasia Serbia yang lebih dikenal dengan sebutan “Tangan Hitam”.
Princip membunuh Franz Ferdinand menggunakan pistol Browning. Kala itu, usianya baru 19 tahun.
Seusai menembak sasarannya, Princip memiliki niat untuk menghabisi nyawanya sendiri, meski akhirnya dia dapat ditangkap.
Atas perbuatannya, Princip dijatuhi hukuman 20 tahun penjara. Namun, Princip meninggal pada 28 April 1918 di Theresienstadt, Austria karena penyakit tuberkulosis.
5. Pemicu Perang
Setelah pembunuhan Franz Ferdinand, seluruh Austro-Hongaria dilanda protes dan kerusuhan anti-Serbia. Tak butuh waktu lama bagi Austria-Hongaria untuk mengambil tindakan balasan terhadap Serbia, yang dianggap berada di balik pembunuhan Franz Ferdinand.
Pada 28 Juli, Austro-Hongaria menyatakan perang terhadap Serbia. Genderang perang pun bergema hingga meluas ke negara lain.
Rusia memberi dukungan kepada Serbia. Sementara Austro-Hongaria mendapat perlindungan dari Jerman.
Prancis, sebagai sekutu Rusia, turut bergabung dalam arena dengan menyatakan perang terhadap Jerman.
Saat Jerman berhasil menduduki Inggris, direspons oleh Inggris dengan menyatakan perang terhadap Jerman.
Perang Dunia I pun berlangsung pada 1914-1918 dan menjadi salah satu konflik paling mematikan dalam sejarah dunia.
Franz Ferdinand adalah seorang bangsawan keluarga Hapsburg yang lahir pada 18 Desember 1863. Ketika dibunuh pada 28 Juni 1914, dia merupakan calon pewaris Kekaisaran Austro-Hongaria.
Berikut kisah dan 5 fakta pembunuhan Franz Ferdinand yang memicu Perang Dunia I.
1. Jadi Target Pembunuhan
Latar belakang Franz Ferdinand menjadi target pembunuhan tak terlepas dari kebencian berbagai etnis yang ada di wilayah Kekaisaran Austro-Hongaria.
Kekaisaran ini terdiri dari beragam etnis yang saling berselisih karena agama dan politik. Kesamaan mereka adalah membenci kalangan Hapsburg, penguasa kekaisaran tersebut.
Ferdinand, yang menyadari kekaisarannya mengarah pada disintegrasi, mengubah pemerintahan dengan membuat monarki Slavia, Jerman, dan Magyar memiliki suara yang sama pada pemerintahan.
Dia juga hendak membentuk federasi dengan 16 negara bagian. Hal itu bertentangan dengan keinginan Serbia, terutama kalangan nasionalis, untuk merdeka serta terlepas dari Bosnia dan Herzegovina.
Franz Ferdinand, yang akan mewarisi takhta Kekaisaran Austro-Hongaria dari pamannya, Kaisar Franz Joseph, kemudian dianggap sebagai ancaman.
2. Kelompok Teroris sebagai Dalang Pembunuhan
Kekaisaran Austro-Hongaria, pada 1908, mencaplok wilayah Bosnia dan Herzegovina dari Kekaisaran Ottoman. Pada saat bersamaan, nasionalisme radikal Yugoslavia dan Pan-Serbia menyebar ke seluruh Bosnia dan Herzegovina.
Banyak kalangan yang menginginkan kemerdekaan untuk wilayah tersebut. Kelompok Pemuda Bosnia merupakan salah satu kelompok yang gencar menyerukan untuk mengakhiri kekuasaan Kekaisaran Austro-Hongaria di tanah Bosnia dan Herzegovina.
Seorang anggota kelompok tersebut, Gavrilo Princip, membunuh Franz Ferdinand dan istrinya; Sophie, pada 28 Juni 1914, ketika mereka berada di Sarajevo.
Princip dan kaki tangannya berhasil ditangkap, sekaligus menguak keterlibatan masyarakat militer rahasia Serbia yang disebut "Penyatuan atau Kematian".
Kelompok yang dikenal sebagai "Black Hand [Tangan Hitam]” ini merupakan bentukan anggota tentara Serbia pada 1911. Keinginan mereka adalah menyatukan semua wilayah dengan mayoritas penduduk Slavia Selatan.
3. Dua Kali Upaya Pembunuhan
Sebelum berhasil dibunuh, Franz Ferdinand juga menghadapi upaya pembunuhan. Peristiwa tersebut terjadi di hari yang sama, yaitu pada 28 Juni 1914.
Nedeljko Čabrinović, kaki tangan Gavrilo Princip, melemparkan granat tangan ke mobil Franz Ferdinand, sebagai upaya pembunuhan pertama. Namun, granat itu terpantul lalu jatuh di bagian bawah belakang kendaraan pengiring. Kejadian ini melukai orang-orang yang berada di dalam mobil.
Upaya pembunuhan yang kedua dilakukan saat Franz Ferdinand dalam perjalanan ke rumah sakit. Dia bermaksud mengunjungi orang-orang yang terluka akibat ledakan granat pada percobaan pembunuhan pertama.
Namun sopir mengambil jalan sesuai agenda awal, yaitu ke museum, karena tidak diberi tahu adanya perubahan. Karena salah mengambil jalan ketika berbelok, sopir memutar balik kendaraan. Di saat itulah, Gavrilo Princip, yang duduk di sebuah kafe di dekat tempat itu, mengambil kesempatan untuk membunuh Franz Ferdinand.
Princip melepaskan dua tembakan, satu mengenai Franz Ferdinand di bagian leher, satu tembakan lagi mengenai perut Sophie.
Sopir kemudian melarikan kendaraan untuk mendapatkan bantuan medis. Namun, dalam perjalanan, Sophie meninggal dunia. Tak lama berselang, nyawa Franz Ferdinand juga tak tertolong. Upaya pembunuhan terhadap Franz Ferdinand pun berhasil.
4. Pembunuh Berusia Muda
Pembunuh Franz Ferdinand adalah seorang anak muda dari kalangan Nasionalis Slavia Selatan bernama Gavrilo Princip. Princip lahir pada 25 Juli 1894 di Obljaj, Bosnia.
Princip mendapat pelatihan teroris dari Ujedinjenje ili Smrt (Penyatuan atau Kematian), yaitu perkumpulan rahasia Serbia yang lebih dikenal dengan sebutan “Tangan Hitam”.
Princip membunuh Franz Ferdinand menggunakan pistol Browning. Kala itu, usianya baru 19 tahun.
Seusai menembak sasarannya, Princip memiliki niat untuk menghabisi nyawanya sendiri, meski akhirnya dia dapat ditangkap.
Atas perbuatannya, Princip dijatuhi hukuman 20 tahun penjara. Namun, Princip meninggal pada 28 April 1918 di Theresienstadt, Austria karena penyakit tuberkulosis.
5. Pemicu Perang
Setelah pembunuhan Franz Ferdinand, seluruh Austro-Hongaria dilanda protes dan kerusuhan anti-Serbia. Tak butuh waktu lama bagi Austria-Hongaria untuk mengambil tindakan balasan terhadap Serbia, yang dianggap berada di balik pembunuhan Franz Ferdinand.
Pada 28 Juli, Austro-Hongaria menyatakan perang terhadap Serbia. Genderang perang pun bergema hingga meluas ke negara lain.
Rusia memberi dukungan kepada Serbia. Sementara Austro-Hongaria mendapat perlindungan dari Jerman.
Prancis, sebagai sekutu Rusia, turut bergabung dalam arena dengan menyatakan perang terhadap Jerman.
Saat Jerman berhasil menduduki Inggris, direspons oleh Inggris dengan menyatakan perang terhadap Jerman.
Perang Dunia I pun berlangsung pada 1914-1918 dan menjadi salah satu konflik paling mematikan dalam sejarah dunia.
(min)
tulis komentar anda