Rusia Murka AS Ingin Serahkan Aset Moskow ke Ukraina
Jum'at, 20 Januari 2023 - 21:49 WIB
WASHINGTON - Rusia mengecam rencana pemerintah Amerika Serikat (AS) untuk memberikan aset warganya yang disita kepada Ukraina . Rusia memperingatkan langkah tersebut akan merusak kepercayaan pada sistem keuangan global dan mengikis perlindungan properti pribadi.
Dalam sebuah pernyataan, Kedutaan Besar Rusia di AS menuduh Washington secara jelas mengabaikan norma hukum yang diterima secara umum setelah Departemen Kehakiman mengumumkan akan mentransfer aset Rusia yang disita ke Kiev.
“Preseden berbahaya seperti itu hanya berfungsi untuk mendiskreditkan Amerika Serikat sebagai 'benteng' usaha bebas. Washington, dengan tangannya sendiri, merongrong kepercayaan pada sistem keuangan Amerika dan internasional, serta keamanan yurisdiksi dolar,” bunyi pernyataan tersebut seperti dikutip dari Russia Today, Jumat (20/1/2023).
Kedutaan Besar Rusia menyebut keputusan itu pelanggaran nilai-nilai fundamental Amerika yang tampaknya tak tergoyahkan.
Presiden AS Joe Biden pertama kali mengusulkan skema transfer aset pada bulan April lalu, menyarankan bahwa setiap properti yang disita yang dianggap terkait dengan kleptokrasi Rusia harus digunakan untuk mendukung Ukraina.
Agar rencana itu berhasil, Kongres AS diharuskan mengubah beberapa undang-undang, dan Departemen Kehakiman AS mengonfirmasi bahwa perubahan itu termasuk dalam paket pengeluaran besar-besaran USD1,7 triliun yang disahkan akhir tahun lalu.
Washington dan sekutunya juga telah membekukan aset milik bank sentral Rusia, berjumlah sekitar USD300 miliar, tetapi sejauh ini tidak menemukan pembenaran hukum untuk menyita properti itu secara langsung.
Pekan lalu, juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova mengecam penyitaan aset sebagai tindakan yang sepenuhnya tidak sah, melanggar standar hukum komersial dan internasional yang dapat diterima secara umum.
Dia pun memperingatkan bahwa setiap upaya untuk mengambil dana milik Rusia dan mengarahkannya ke Ukraina akan melanggar hak milik dan mengatakan Moskow akan menanggapi dengan tindakan balasan yang "tepat".
Menurut data dari Atlantic Council, sebuah wadah pemikir yang berbasis di Washington yang memiliki hubungan dekat dengan aliansi NATO, lebih dari 1.000 entitas dan 1.300 individu Rusia saat ini berada di bawah sanksi Amerika. Namun, nilai total aset Rusia yang dipegang oleh pemerintah AS belum dipublikasikan.
Dalam sebuah pernyataan, Kedutaan Besar Rusia di AS menuduh Washington secara jelas mengabaikan norma hukum yang diterima secara umum setelah Departemen Kehakiman mengumumkan akan mentransfer aset Rusia yang disita ke Kiev.
“Preseden berbahaya seperti itu hanya berfungsi untuk mendiskreditkan Amerika Serikat sebagai 'benteng' usaha bebas. Washington, dengan tangannya sendiri, merongrong kepercayaan pada sistem keuangan Amerika dan internasional, serta keamanan yurisdiksi dolar,” bunyi pernyataan tersebut seperti dikutip dari Russia Today, Jumat (20/1/2023).
Kedutaan Besar Rusia menyebut keputusan itu pelanggaran nilai-nilai fundamental Amerika yang tampaknya tak tergoyahkan.
Presiden AS Joe Biden pertama kali mengusulkan skema transfer aset pada bulan April lalu, menyarankan bahwa setiap properti yang disita yang dianggap terkait dengan kleptokrasi Rusia harus digunakan untuk mendukung Ukraina.
Agar rencana itu berhasil, Kongres AS diharuskan mengubah beberapa undang-undang, dan Departemen Kehakiman AS mengonfirmasi bahwa perubahan itu termasuk dalam paket pengeluaran besar-besaran USD1,7 triliun yang disahkan akhir tahun lalu.
Washington dan sekutunya juga telah membekukan aset milik bank sentral Rusia, berjumlah sekitar USD300 miliar, tetapi sejauh ini tidak menemukan pembenaran hukum untuk menyita properti itu secara langsung.
Pekan lalu, juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova mengecam penyitaan aset sebagai tindakan yang sepenuhnya tidak sah, melanggar standar hukum komersial dan internasional yang dapat diterima secara umum.
Dia pun memperingatkan bahwa setiap upaya untuk mengambil dana milik Rusia dan mengarahkannya ke Ukraina akan melanggar hak milik dan mengatakan Moskow akan menanggapi dengan tindakan balasan yang "tepat".
Menurut data dari Atlantic Council, sebuah wadah pemikir yang berbasis di Washington yang memiliki hubungan dekat dengan aliansi NATO, lebih dari 1.000 entitas dan 1.300 individu Rusia saat ini berada di bawah sanksi Amerika. Namun, nilai total aset Rusia yang dipegang oleh pemerintah AS belum dipublikasikan.
(ian)
tulis komentar anda