Raja Saudi Tolak Undangan Obama di Camp David
Raja Saudi Tolak Undangan Obama di Camp David
A
A
A
RIYADH - Raja Arab Saudi, Salman bin Abdulaziz, menolaj menolak undangan dari Presiden Amerika Serikat (AS), Barack Obama, untuk menghadiri sebuah KTT di Camp David. Sebagai gantinya, Raja Salman mengutus putra mahkota Saudi untuk menghadiri acara itu.
Penolakan udangan Obama oleh Raja Salman terjadi di tengah kecemasan atas negosiasi nuklir AS dan Iran. Obama telah mengundang enam raja di kawasanTeluk ke tempat peristirahatan kepresidenan di Camp David.
Dari enam raja atau kepala negara yang diundang itu, hanya dua yang bersedia hadir dalam KTT pada hari Kamis.
Menteri Luar Negeri Arab Saudi, Adel al-Jubeir, mengatakan bahwa Raja Salman tidak bisa hadir dalam pertemuan itu.”Karena waktu puncak (pertemuan), menjelang gencatan senjata di Yaman dan pembukaan Pusat Bantuan Kemanusiaan Raja Salman,” bunyi perntayaan Kedubes Saudi di AS, seperti dilansir SPA, Senin (11/5/2015).
Dalam KTT itu, pembelian senjata menjadi salah tema pembicaraan. Kuwait dikabarkan akan membeli 28 peswat jet tempur canggih Super Hornet senilai lebih dari US$3 miliar.
Seorang sumber Pemerintah AS mengatakan, Obama diharapkan untuk membuat dorongan bagi AS untuk menciptakan sistem pertahanan di wilayah Timur Tengah dari ancaman rudal Iran.
Penolakan udangan Obama oleh Raja Salman terjadi di tengah kecemasan atas negosiasi nuklir AS dan Iran. Obama telah mengundang enam raja di kawasanTeluk ke tempat peristirahatan kepresidenan di Camp David.
Dari enam raja atau kepala negara yang diundang itu, hanya dua yang bersedia hadir dalam KTT pada hari Kamis.
Menteri Luar Negeri Arab Saudi, Adel al-Jubeir, mengatakan bahwa Raja Salman tidak bisa hadir dalam pertemuan itu.”Karena waktu puncak (pertemuan), menjelang gencatan senjata di Yaman dan pembukaan Pusat Bantuan Kemanusiaan Raja Salman,” bunyi perntayaan Kedubes Saudi di AS, seperti dilansir SPA, Senin (11/5/2015).
Dalam KTT itu, pembelian senjata menjadi salah tema pembicaraan. Kuwait dikabarkan akan membeli 28 peswat jet tempur canggih Super Hornet senilai lebih dari US$3 miliar.
Seorang sumber Pemerintah AS mengatakan, Obama diharapkan untuk membuat dorongan bagi AS untuk menciptakan sistem pertahanan di wilayah Timur Tengah dari ancaman rudal Iran.
(mas)
Explore More